Presiden Gambia Yahya Jammeh menyatakan negaranya berada dalam keadaan darurat pada Selasa (17/1) setelah menolak untuk menyerahkan kekuasaannya pada pemimpin oposisi Adama Barrow yang memenangkan pemilihan. Dalam siaran televsi di negara tersebut, status darurat tersebut akan mencegah kekosongan kekuasaan sementara Mahkamah Agung mempelajari aturan tentang permohonan Jammeh menentang hasil Pemilu. Ini juga akan membuat Jammeh tetap berkuasa sampai hari Kamis mendatang, hari di mana Barrow rencananya akan dilantik sebagai presiden.
Pemimpin daerah sudah mengancam untuk melakukan intervensi militer jika Jammeh tak mundur dari posisinya. Selasa (17/1) seorang pasukan militer senior Nigeria mengungkapkan bahwa Nigeria dan negara Afrika barat lainnya mempersiapkan kekuatan militer. “Saya, dengan ini menyatakan bahwa negara Republik Islam Gambia berada dalam kondisi darurat,” ucapnya, dikutip dari Reuters.
Dalam keadaan darurat negara, tidakan penyimpangan dan tidakan yang mengganggu ketertiban umum terlarang untuk dilakukan. Jammeh mengambil alih kekuasaan lewat kudeta tahun 1994 sebagai presiden ke-dua Gambia sejak kemerdekaannya di 1965. Pemerintahannya dikenal dengan reputasi yang kerap menyiksa dan membunuh lawannya. Di tahun 2015, dia menyatakan bahwa Gambia adalah sebuah republik Islam.
LOGIN untuk mengomentari.