Balikpapan (ANTARA News) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninjau program pemberian makanan tambahan bagi bayi usia di bawah lima tahun, ibu hamil dan anak sekolah di lapangan sepak bola Bima Sakti Pangkalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
“Menjadi bangsa maju, bangsa berkembang yang mengharuskan kita memiliki SDM yang tangguh. SDM kuat dan harus sehat. Nah, inilah yang kita tuju kenapa pada siang hari ini dibagi pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil balita kepada anak-anak sekolah,” kata Presiden di Balikpapan.
Presiden meminta kepada ibu hamil bahwa bayi yang masih dalam kandungan penting sekali diberikan gizi yang baik serta diberikan protein yang cukup, agar nantinya menjadi sumber daya manusia (SDM) berguna.
“Baik proteinnya, sumber protein yang baik, seperti telor, tahu, tempe, ikan, daging. Itu penting sekali, tapi makanan tambahan yang sekarang yang diberikan juga penting sekali karena kalorinya juga tinggi,” tutur Presiden Jokowi.
Namun, Presiden meminta pemberian biskuit makanan tambahan ini sesuai dengan aturan yang ada sehingga tidak membuat anak-anak Indonesia justru kegemukan.
“Jangan lebih, kalau kegemukan juga tidak bagus,” demikian Presiden Jokowi.
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek mengatakan bahwa pembagian makanan tambahan tersebut diberikan kepada 250 ibu hamil, 305 balita dan 500 anak sekolah.
Dalam kesempatan ini, Menteri Kesehatan juga melaporkan bahwa angka anak kurang gizi di Kalimantan Timur mencapai 19,1 persen.
“Memang angka ini masih harus diturunkan mencapai 10 persen,” kata Nila Moeloek.
Menteri Nila juga mengemukakan, untuk bayi umur di bawah lima tahun (balita) yang ukuran tubuhnya pendek (stunting) atau tidak normal di Kalimantan Timur sudah di bawah angka nasional, yakni 26,6 persen.
“Tapi, kami mengharapkan masih 20 persen untuk diturunkan, juga mengenai balita kurus juga 11,9 persen kami harapkan juga masih diturunkan,” ujar Nila.
Ia mengungkapkan bahwa dari jumlah ibu hamil sebanyak 13.915 orang, ada 266 orang atau 1,9 persen, serta anak-anak kurang gizi sebanyak 307 anak (1,6 persen) di Balikpapan didominasi oleh pendatang.
“Masalah di Kota Balikpapan adalah pendatang, jadi memang gizi kurang datang dari pendatang cukup banyak. Mereka kira-kira 90 persen,” ungkap Menteri Kesehatan.
Nila memperkirakan bahwa pendatang tersebut datang ke Balikpapan dalam kondisi sulitsecara ekonomi, sehingga membuat angka gizi buruk di kota itu cukup besar.
“Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada wali kota yang pekerjaannya bertambah dengan kehadiran pendatang ini,” katanya.
MenteriKesehatan juga mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Awang Farouk Ishak yang sudah mensosialisasikan pemberian makanan tambahan hingga ke seluruh kabupaten di Kalimantan Timur.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2016