in

Profesor Asasriwarni, Relevansi Surat Al-’Alaq Jadi Falsafah Pendidikan Islam

BERI CONTOH: Guru Besar IAIN Imam Bonjol Padang, Profesor
Asasriwarni saat memberi sambutan di HUT Limapuluh
Kota.(IST)

Guru Besar IAIN Imam Bonjol Padang, Profesor Asasriwarni yang merupakan putra Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, didaulat memberi sambutan dalam Peringatan HUT ke-182 Kabupaten Limapuluh Kota di gedung DPRD setempat, Kamis lalu (14/4).

Selain mendukung program “Satu Nagari Satu Rumah Tahfiz” yang diusung pemda, alumni MTI Tabekgadang Padangjapang ini juga bercerita tentang relevansi Quran Surat Al-‘Alaq Ayat 1-5 sebagai Falsafah Pendidikan Islam Modern.

“ISLAM melalui kitab sucinya, Al Quran, banyak mengajarkan manusia bagaimana pendidikan seharusnya dilaksanakan. Salah-satunyafirman Allah Swt dalam Quran Surat Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5,” kata Profesor Asariwarni dihadapan bupati, wakil Bupati beserta  pimpinan dan anggota DPRD Limapuluh Kota, serta ratusan tamu dan undangan dalam acara tersebut.

Profesor Asasriwarni memaparkan arti Quran Surat Al-’Alaq ayat 1-5 tersebut. Artinya, (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan manusia.

“Ayat tersebut secara eksplisit dan implisit menggambarkan bagaimana pendidikan merupakan sebuah proses yang sistematis. Untuk membentuk manusia yang cakap dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik,” kata Profesor Asasriwarni.

Menurutnya, ada empat relevansi Surat Al-’Alaq ayat 1 sampai 5 sebagai falsafah pendidikan Islam. Pertama, pendidikan Islam Nondikotomik. Konsep ini merupakan paradigma pendidikan Islam yang komperhensif atau kaffah (menyeluruh).

“Konsep nilai ini merupakan paradigma pendidikan Islam yang tidak berkonotasi hanya pada nilai agama (ulumuddin) atau juga tidak semata berkonotasi pada nilai-nilai sains atau keduniaan (ulumuddunya). Tapi keduanya harus terintegrasi secara dinamis dan harmonis dalam sistem pendidikan Islam yang komprehensif (kaffah),” kata Profesor Asasriwarni.

Dia menyebut, dalam Quran Surat Al-’Alaq ayat 1-5, pendidikan Islam nondikotomik tercermin pada redaksi iqra’ dan ‘alaq. Kata iqra’ dalam surah tersebut bertempat pada dua ayat. Yakni ayat pertama dan ketiga yang berarti membaca.

“Membaca di sana bersifat universal. Artinya proses membaca tidak terbatas hanya mengenai bacaan agama saja, tapi juga bacaan yang bersifat umum,” kata Profesor Asasriwarni.

Sedangkan relevansi kedua Surat Al-’Alaq sebagai falsafah pendidikan Islam menurut Profesor Asasriwarni adalah pendidikan Karakter. Dalam Surat Al-’Alaq  tersebu, konsep pendidikan karakter tercermin dalam makna transendental yang terdapat pada ayat keduanya dalam redaksi “bi ismi rabbika”.

Redaksi tersebut bermakna peringatan untuk senantiasa mengingat Allah ketika membaca (iqra‘). Kalimat senada juga diungkapkan Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya,

“Membumikan Al Quran”. Menurutnya, redaksi tersebut merupakan syarat muqayyad dari membaca. Sehingga tujuan perintah membaca bermuara pada sikap religious transendental kepada Allah SWT,” kata Asasriwarni.

Sedangkan relevansi ketiga Surat Al-’Alaq dengan falsafah pendidikan Islam menurut Profesor Asasriwarni adalah pendidikan sepanjang hayat atau “long life education”. Konsep ini, merupakan salah satu prinsip penting dalam paradigma pendidikan Islam berbasis humanis religius.

Sehingga manusia mampu menunaikan seluruh tugas-tugas kemanusiaannya, baik sebagai ‘abdullah maupun khalifah fi al-ardh.  Sementara, relevansi keempat Surat Al-’Alaq dengan falsafah pendidikan Islam menurut Profesor Asasriwarni adalah pendidikan berbasis riset.

Dalam surah Al’alaq ayat 1 sampai 5 tersebut, pendidikan berbasis riset dan pembiasaan, tergambar pada pengulangan perintah iqra‘ atau membaca. Dia berharap, Ummat Islam khususnya warga Kabupaten Limapuluh Kota, agar menjadikan Surat Al-’Alaq Ayat 1-5 sebagai Falsafah Pendidikan Islam Modern. Sehingga dari kabupaten ini, lahir generasi yang islami dan berkarakter baik. (Fajar Rillah Vesky)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dari Hannover, Presiden dan Ibu Iriana Tiba di Tanah Air

Nevi Zuairina Silaturahmi dan Buka Bersama Tokoh dan Aktivis Dakwah Bukittinggi