in

Program Perlindungan Sosial dan Padat Karya Harus Dimasifkan di Desa

JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta program perlindungan sosial dan padat karya tunai dimasifkan di desa untuk meningkatkan pereko­nomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

“Pertama dalam jangka pen­dek, semua skema program yang berkaitan dengan jaring perlindungan sosial, seperti PKH (Program Keluarga Harap­an), Bansos, Bantuan Langsung Tunai Desa, betul-betul harus kita pastikan tepat sasaran dan berjalan efektif,” kata Jokowi saat rapat terbatas tentang ekonomi desa secara virtual, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/9).

Ia meminta program perlin­dungan sosial itu diterima oleh masyarakat di desa yang ter­dampak Covid-19 dan sangat membutuhkan. Untuk pro­gram padat karya tunai yang ada di desa, ia meminta pro­gram itu dikawal dengan ketat.

Dengan demikian, kedua program perlindungan sosial dan padat karya tunai bisa me­ngurangi beban masyarakat desa yang kehilangan peker­jaan, kesulitan mencari kerja, dan mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu.

“Kemudian gunakan mo­mentum saat ini untuk mengin­tegrasikan, mengonsolidasi­kan, program penanggulangan kemiskinan dan dikonsolidasi­kan dengan peningkatan pro­gram ekonomi desa,” kata dia.

Total anggaran BLT Dana Desa pada 2020 mencapai 31,79 triliun rupiah dengan to­tal keluarga penerima manfaat (KPM) BLT Dana Desa berjum­lah 7.828.087 KPM, dengan nilai per bulan 600.000 rupiah pada termin pertama tahap 1-3.

Selanjutnya, pada termin kedua tahap 1–3, nilainya ber­kurang menjadi 300.000 ru­piah per bulan. Sementara itu, realisasi penyaluran BLT Dana Desa oleh Kementerian Des­abdan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) baru mencapai 30 per­sennya yakni 10 triliun rupiah.

Sementara itu, pemerintah menganggarkan 18,14 triliun rupiah untuk program padat karya tunai yang dijalankan Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat. Men­teri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengata­kan realisasi pelaksanaan pro­gram padat karya tunai (cash for work) hingga akhir Agustus mencapai 7,16 triliun rupiah.

Pada kesempatan itu, Pre­siden Jokowi juga mewanti-wanti para menterinya tidak bekerja sendiri-sendiri sehing­ga membuat program yang tumpang tindih dalam pemba­ngunan ekonomi desa.

“Saya minta semua ke­menterian jangan membuat program sendiri-sendiri yang lepas-lepas, tidak terintegrasi, tidak terpadu, sehingga out­come, hasilnya tidak terlihat. Ini harus terintegrasi betul,” kata Jokowi.

Ia mengatakan, dalam pem­bangunan ekonomi desa diper­lukan sinergitas antarkemente­rian sehingga programnya tidak tumpang tindih dan hasilnya optimal.

Penguatan Infrastruktur

Di tempat terpisah, peneliti Pusat Kajian Studi Kerakyatan UGM, Awan Santosa, menegas­kan pemerintah perlu melaku­kan penguatan infrastruktur di desa, terutama infrastruktur dasar termasuk jalan tani, iri­gasi. Ini untuk menopang pro­duktivitas masyarakat desa se­kaligus mengentas kemiskinan.

Peningkatan produktivitas pangan semestinya bertumpu pada pertanian rakyat dan per­tanian berbasis keluarga, de­ngan memperkuat organisasi/ kooperasi petani dan teknologi tepat guna.

“Demikian juga soal harga pangan banyak terkait dengan tata niaga dan kuasa distribusi yang tidak demokratis, yang me­rugikan petani.” n fdl/erk/P-4

What do you think?

Written by Julliana Elora

SMB IV Berkirim Surat Kepada Kemenhan RI Agar BKB  Bisa  Di Revitalisasi Oleh TNI

Konsumsi Rumah Tangga Harus Produktif