in

Proses Belajar di Sekolah Harus Dievaluasi

Untuk mencegah terulangnya penganiayaan guru oleh siswa di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dinas pendidikan setempat diminta mengevaluasi proses belajar mengajar di sekolah.

SAMPANG – Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim), Saifullah Yusuf meminta Dinas Pendidikan Jatim mengevaluasi proses belajar mengajar di sekolah. Evaluasi harus dilakukan agar tidak terulang kejadian siswa SMA Negeri 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, HI menganiaya gurunya, Ahmad Budi Cahyono hingga meninggal.

“Dinas pendidikan provinsi harus mengevaluasi proses belajar di sekolah. Diarahkan untuk memperbaiki atau membuat peraturan tentang hubungan guru dan murid agar kejadian kekerasan di sekolah tidak terulang lagi,” kata Saifullah, di Surabaya, Jatim, Jumat (2/2).

Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah mengaku sangat prihatin dan menyayangkan penganiayaan oleh seorang murid terhadap gurunya hingga meninggal di Sampang. “Saya prihatin sekaligus sedih karena kejadian ini berlangsung di sekolah, tempat menuntut ilmu dan akhlak,” ujar Saifullah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi mengaku terkejut sekaligus terpukul atas penganiayaan seorang guru SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, yang dilakukan siswanya hingga tewas. “Pelaku memang harus menanggung akibat dari perbuatannya, tetapi juga harus ada ikhtiar agar pelaku tidak sampai kehilangan masa depannya,” kata Mendikbud.

Mendikbud mengatakan dari segi hukum, sepenuhnya menjadi wewenang aparat penegak hukum dan pengadilan. Sedangkan dari segi pendidikan, bagaimanapun juga pendekatan edukatif tetap harus dilakukan.

Bimbingan Konseling

Dalam berbagai kesempatan Mendikbud selalu mengingatkan jika ada kejadian negatif yang luar biasa, seperti yang terjadi di Sampang itu sekolah harus betul-betul memfungsikan keberadaan bimbingan konseling (BK) di sekolah.

Setiap sekolah, kata Mendikbud, harus memiliki data yang akurat dan analisis yang cermat terhadap sifat dan perilaku masing-masing siswa. Selanjutnya, memberikan perhatian dan penanganan khusus terhadap siswa yang memiliki sifat dan kecenderungan berperilaku menyimpang.

Penganiayaan terhadap guru kesenian SMA Negeri 1 Torjun Sampang bernama Ahmad Budi Cahyono yang dilakukan oleh muridnya berinisial HI terjadi, Kamis (1/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, Budi sedang mengajar bidang studi kesenian dan HI tertidur di kelas itu.

Sang guru langsung mendatangi HI yang tidur itu dan mencoret mukanya dengan tinta. Namun, HI tiba-tiba memukul sang guru. Pelaku juga mencegat sang guru setelah pulang sekolah dan memukul korban. Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan, sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya.

Pada Kamis malam sekitar pukul 22.00 WIB, korban menghembuskan napas terakhir. Hasil diagnosa dokter di rumah sakit itu menyebutkan bahwa guru seni rupa bernama Ahmad Budi Cahyono itu mengalami gegar otak dan pembulu darah pecah.

Beberapa jam setelah meninggalnya sang guru, HI ditangkap di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB. Gus Ipul meminta polisi mengusut dan menindak tegas siapa pun yang bersalah sehingga peristiwa serupa tidak terulang.

Keluarga guru SMA Negeri 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyono, menuntut keadilan. Polisi harus mengusut seadil-adilnya kasus penganiayaan guru hingga meninggal ini. SB/cit/eko/Ant/N-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

ADD Desa Purun Diduga Tak Tepat Guna

Pemerintah Bahas Relokasi Terbatas Warga Asmat