Jakarta, BP
PT Bukit Asam Tbk (PT BA) membukukan laba bersih Rp870 miliar atau mencapai 262 persen untuk triwulan pertama 2017 dibandingkan triwulan pertama tahun 2016 yang hanya Rp332,6 miliar. Selama triwulan pertama 2017, PT BA memperoleh pendapatan Rp4,55 triliun, atau 128 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2016. “Sehingga lebih bersih (net profit margin/NPM) persereon 19,2 persen, gros profit margin (GPM) 37,2 persen dan operating profit margin (OPM) 25,8 persen,” ujar Dirut PT BA Arviyan Arifin di Jakarta, Kamis (27/4).
Menurut Arviyan, perolehan laba bersih dan pendapatan tersebut merupakan hasil penjualan batubara dari 5,44 juta ton, atau 4 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2016 hanya 5,23 juta ton dengan harga jual rata-rata tertimbang Rp811.345 atau 22 persen lebih tinggi dibandingkan periode 2016 hanya Rp664.001.
Arviyan menambahkan, volume penjualan untuk pasar domestik tercatat 3,14 juta ton atau 57,66 persen dari total volume penjualan dan 2,3 juta ton atau 42,34 persen sisanya dari total penjualan untuk memenuhi permintaan ekspor.
Dikatakan, produksi 4,49 juta ton atau 38 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2016 sebesar 3,26 juta ton. Selain itu PT BA berhasil mengendalikan stripping ration menjadi 4,02 atau lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,40.
Meskipun volume produksi triwulan pertama 2017 mengalami kenaikan 38 persen dibanding periode sebelumnya, namun kata Arviyan, harga pokok penjualan hanya mengalami kenaikan 5 persen. Ini lantaran berbagai upaya optimasi serta efisiensi pada jalur supply chain systim yang dilakukan perseroan sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perolehan laba bersih.
Menyinggung soal sarana angkutan batubara, Arviyan menjelaskan, persereon menggunakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dari lokasi tambang menuju pelabuhan dan mengalami kenaikan 17 persen atau menjadi 4,99 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 4,28 juta ton dengan komposisi 4,24 juta ton melalui pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 0,72 juta ton melalui dermaga Kertapati Palembang. Kenaikan volume angkutan kereta api ini didukung oleh beroperasinya penuh tambahan lokomotif dan gerbong milik PT KAI serta selesainya double track di lintasan Tanjung Enim-Prabumulih.
Berdasarkan pertumbuhan tahun 2017 dan berbagai terobosan yang dilakukan perseroan, lanjut Arviyan, PT BA optimis memenuhi target produksi 24,07 juta ton tahun 2017 atau naik 22 persen dibanding realisasi tahun 2016 sebesar 19,62 juta ton.
Salah satu alasan optimis karena PT KAI lanjut Arviyan, telah komitmen mengangkut batubara PT BA dari lokasi tambang sebesar 21,70 juta ton atau naik 22,5 persen dibanding realisasi tahun 2016 sebesar 17,72 juta ton dengan rincian 18 juta ton menuju pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,7 juta ton menuju dermaga Kertapati di Palembang. “Perseroan juga sudah menyelesaikan pembangunan berbagai infrastruktur di lokasi tambang di Tanjung Enim di antaranya Train Loading Station 4 untuk memuat batubara ke gerbong kereta api,” katanya.
Dijelaskan Arviyan, penjualan tahun 2017 sebesar 27,29 juta ton atau 31 persen lebih tinggi dari realisasi tahun 2016 sebesar 20,75 juta ton dengan komposisi 15,93 juta ton untuk memenuhi permintaan domestik setara dengan 58 persen dari total target penjualan atau naik 30 persen dibanding realisasi penjualan tahun 2016 sebesar 12,27 juta ton. Sementara rencana ekspor 11,36 juta ton setara dengan 42 persen dari total penjualan atau 34 persen lebih tinggi dari ekspor tahun sebelumnya. “Selain mengejar target operasional tahun 2017, PT BA tetap pada komitmen melaksanakan efisiensi terus menerus di semua lini dengan memberikan penekanan dalam suply chain system mulai dari sistem operasional penambangan dan penagnanan batubara di pelabuhan,” paparnya.#duk