in

PT BPRS LPN Taeh Baruh Awali Konversi dengan Kinerja Bagus

Walau belum genap beroperasional selama satu tahun secara syariah namun PT BPRS LPN Taeh Baruh tetap saja mampu menapak usaha dengan bagus. Pasalnya, pasca “Hijrah” di pertengahan tahun 2022 manajemen PT BPRS LPN Taeh Baruh mampu mencatatkan kinerja bagus.

Total asset tercapai Rp 37,02 Miliar, Pembiayaan terealisasi sebanyak Rp 25,6 Miliar, Pendanaan tercapai sebanyak Rp 26,29 Miliar sedangkan laba bersih usaha selama enam bulan beroperasional tercatat sebanyak Rp 382 Juta.

Laporan—Two Efly, Taeh Baruh

Tekad yang kuat dari manajemen bersama nasabah untuk berhijrah dari bank konvensional ke bank syariah terpantau linier dengan kinerja yang mampu dibukukan manajemen PT BPRS LPN Taeh Baruh di tahun 2022. Walau hanya baru beroperasional kurang setahun dengan system syariah, namun manajemen tetap saja mampu meraih capaian yang cukup bagus. Lihat realisasi Asset, Pembiayaan, Pendanaan dan Laba Bersih Usaha yang mampu dibukukan pada akhir tahun 2022.

“Secara operasinal dengan system syariah full ini baru kita lakukan terhitung 1 Juli 2022 yang lalu. Meskipun begitu kami tetap bersyukur karena selama enam bulan beroperasional secara syariah kami masih mampu meningkatkan kuantitas usaha. Total Asset tercapai Rp 37,02 Miliar, Pembiayaan tercapai Rp 25,6 Miliar, Pendanaan tercapai Rp 26,29 Miliar. Dari sekian banyak indicator pencapaian ini yang terpenting itu adalah laba bersih usaha. Per 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp 382,8Juta. Kalau ditambahkan dengan laba bersih usaha berjalan sebelum konversi maka nilainya menjadi Rp. 323,8 juta. Namun, laba di system konvensional tidak boleh dibukukan untuk tambahan laba pada bank syariah”, ujar Direktur Utama PT BPRS LPN Taeh Baruh Putra Edison yang didampingi Direkturnya Riska Hasan kepada Padang Ekspres kemarin.

Menurut Putra Edison, enam bulan pertama dan tahun pertama beroperasional secara syariah tidaklah menjadi kendala bagi manajemen dan nasabah. Sebab, keinginan berhijrah ini memang beranjak dari keinginan bersama. Satu persatu kendala saat “migrasi” operasional dapat dilewati dan nasabah pun dengan dukungan kepercayaannya membuat manajemen PT BPRS LPN Taeh Baruh kian optimis menjalankan usaha sesuai anjuran Rasulullah ini.

Asset, Pendanaan dan Imbal Hasil

Secara kinerja PT BPRS LPN Taeh Baruh belum bisa melakukan komparasi secara year on year. Sebab, lama operasional dengan system syariah belumlah genap satu tahun (6 bulan red). Meskipun begitu, apa yang mampu dicapai diakhir tahun buku 2022 tetaplah menjadi sebuah catatan bagus.

Hingga per 31 Desember 2022 tercatat total Asset PT BPRS LPN Taeh Baruh sebanyak Rp 37,02 Miliar. Tercapainya asset sebesar Rp 37,02 Miliar ditahun 2022 tak terlepas dari besarnya dukungan dan kepercayaan nasabah. Baik dalam menempatkan dananya maupun untuk mendapatkan pembiayaan (kredit-red) untuk pengembangan usaha.

Total Dana Pihak Ketiga yang mampu dihimpun PT BPRS LPN Taeh Baruh selama tahun 2022 sebanyak Rp 26,29 Miliar yang bersumber dari tabungan Wadiah sebanyak Rp 1,40 Miliar Dana Investasi non Profit Ssharing berupa tabungan Mudharabah sebesar Rp 19,25 Miliar dan Deposito Mudharabah sebanyak Rp 5,64 Miliar.

“Secara akumulasi Dana Pihak Ketiga yang mampu kita himpun selama tahun 2022 tercatat sebanyak Rp 26,29 Miliar. Untuk tahun 2023 ini kita optimis lebih tinggi lagi karena rentang waktu operasinal lebih panjang (1 tahun-red)”, ucap Putra Edison.

Pembiayaan dan Pendapatan bagi Hasil

Kalau tadi kita bicara pendanaan (tabungan dan deposito) maka untuk Pembiayaan PT BPRS LPN Taeh Baruh di tahun 2022 juga terpantau relatif bagus. Total Pembiayaan yang mampu disalurkan sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak Rp 25,6 Miliar. Pembiayaan ini terdistribusi kedalam Piutang Murabahah sebanyak Rp 21,47 Miliar dan Piutang Multijasa sebanyak Rp 4,12 Miliar.

“Secara akumulasi total pembiayaan kita sebanyak Rp 25,6 Miliar. Kalau dirata-ratakan semenjak berhijrah, re ratanya adalah Rp 4,26 Miliar per bulan. Untuk tahun 2023 kita menargetkan pembiayaan ini dalam Rencana Bisnis Bank sebesar Rp 36 Miliar. Mudah mudahan dukungan yang kuat dari seluruh stake holder ini membuat kami mampu mencapai target yang dituangkan dalam rencana bisnis bank tersebut”, ucap Putra Edison.

Ada pembiayaan tentu ada pula pendapatan (bagi hasil-red). Dari total Rp 25,6 Miliar pembiayaan yang disitribusikan pada nasabah didapatkan bagi hasil sebesar Rp 4,43 Miliar yang terdiri bagi bagi hasil atas penempatan dana antar bank, bagi hasil atas piutang Murabahah, bagi hasil atas piutang multi jasa.

“Itu pendapatan. Sementara untuk laba bersih usaha tahun berjalan yang mampu kita bukukan selama beroperasional secara syariah ini tercatat sebanyak Rp 382 Juta. Untuk tahun 2023 laba bersih usaha ini ditarget sebesar Rp .900 Juta”, ujar Putra Edison.

Ratio Keuangan dan Kinerja

Kalau tadi kita bicara nominal maka untuk indikator rasio keuangan dan ratio kinerja maka PT BPRS LPN Taeh Baruh terpantau juga relatif bagus. Buktinya kualitas pembiayaan (kreditnya) terbilang sangat bagus. Lihatlah ratio Non Perfomance Fund (NPF) Gross sebesar 1,6 persen. Ini menandakan dari Rp 25,49 Miliar total pembiayaan yang disalurkan 98,4 persenya berstatus aman dan lancar.

Begitu juga dengan tata kelola usaha. Walau baru memulai beroperasional secara syariah semenjak 1 Juli 2022 tak membuat biaya operasional dan investasi menjadi melambung. Buktinya, ratio Biaya Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) juga terpantau masih relatif bagus. Ratio BOPO ini tercapai 82,69 persen. Sementara intermediasi (Fund to Deposit Ratio /FDR) tercapai 78,52 persen.
“Alhamdulillah tahun bertama beroperasional secara syariah sudah mampu kita lewati dengan baik. Terus terang dukungan dari stake holder sangatlah membantu kami. Mudah mudahan tahun 2023 ini PT BPRS LPN Taeh Baruh bisa jauh lebih baik lagi. Untuk itu kami tetap membutuhkan dukungan maksimal dari semua pihak terutama, pemegang saham, team work dan nasabah setia kami”, tukas Putra Edison. (*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rasa Aman, Pengelola Wisata Pulau Setan Jalin Kerja Sama dengan Asuransi

John Henry: Liverpool tidak Dijual