Palembang (ANTARA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari holding BUMN pertambangan MIND ID, menegaskan komitmen untuk menerapkan evaluasi kesadaran kolektif perusahaan untuk faktor sosial dan lingkungan atau ESG (Environmental, Social, Governance) dalam menjalankan bisnis perusahaan.
Rilis pers diterima ANTARA, Sabtu, komitmen ini untuk mendukung keberlanjutan dan ketahanan energi nasional.
PTBA memastikan penerapan regulasi internasional yang mengacu United Nation Sustainability Development Goal’s (UN SDG’s), Environmental Social Governance (ESG) dan Prinsip Penambangan International Council on Mining and Metals (ICMM) yang telah konsisten diterapkan pada seluruh proses bisnis.
Penerapan ESG ini sekaligus langkah konkrit PTBA dalam merespon tuntutan global terkait Perubahan Iklim dan dukungan terhadap target net zero carbon yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
Wujud komitmen terhadap isu perubahan iklim juga telah ditunjukkan dengan kerja sama strategis antara perusahaan dengan lembaga CDP dalam bentuk pendampingan penyusunan Laporan CDP-Climate Change yang segera dipublikasikan PTBA.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Suryo Eko Hadianto menegaskan saat ini ESG merupakan syarat utama bagi perusahaan agar memiliki usaha akan berlanjut terus (going concern) ke depannya.
“Tidak hanya berpikir apa yang akan dilakukan hari ini tapi juga harus berfikir tentang perusahaan ini ke depan bagaimana,” kata dia.
Sejauh ini unsur environmental dari ESG sudah dituangkan dalam visi perusahaan yaitu sebagai perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, kata Suryo dalam acara Workshop ESG Management System, Selasa (30/11/2021).
Sementara untuk unsur social, PTBA juga memiliki rangkaian program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program pengentasan kemiskinan yang diluncurkan November lalu, untuk memberantas kemiskinan di wilayah Lawang Kidul, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
“Kegiatan bisnis PTBA semuanya hampir berada di Lawang Kidul. Bentuk kepedulian sosial ini harus dilatarbelakangi secara filosofi dan pemahaman secara mendasar,” kata dia.
Sedangkan unsur governance yang paling esensial adalah integritas. Suryo mengatakan soal integritas ini selalu ditekankan berkali-kali dalam setiap kegiatan.
Berbicara terkait ESG, kata Suryo, juga berkaitan dengan sustainability (keberlanjutan), yaitu terhadap lingkungan, kehidupan sosial dan bisnis perusahaan.