in

Pudarnya Semangat Gotong Royong

Gotong royong merupakan suatu bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela untuk mencapai hasil yang diinginkan demi kepentingan dan tujuan bersama. Dengan gotong royong akan terbentuknya rasa kekeluargaan, rasa kebersamaan dan rasa toleransi antara sesama baik dari lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sekolah bahkan lingkungan keluarga.

Dengan adanya gotong royong pekerjaan sulit akan mudah dikerjakan. Dan pekerjaan berat akan menjadi ringan, tidak membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang banyak.

Semangat gotong royong akan membawa kita menyadari bahwa hidup bersama itu indah, penuh dengan senyuman, keakraban satu sama lain dan menghindari sikap permusuhan. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan.

Gotong royong dapat meningkatkan solidaritas dan hubungan yang erat serta terwujudnya kerukunan antar warga. Dalam gotong royong tidak memandang usia dan jenis kelamin, semua akan merasa dalam suatu kebersamaan dengan tujuan yang sama demi kepentingan bersama sehingga hilangnya sikap individualime.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Koentjaraningrat “gotong royong merupakan sebuah kerja sama, di mana seseorang dikatakan beriman jika telah mencintai saudaranya sama seperti dia mencintai dirinya sendiri”.

Apabila kita tidak mengikuti kegiatan gotong royong, kita akan merasa malu dan berat hati jika bertemu dengan masyarakat sekitar. Begitu juga sebaliknya jika ada sebagian dari masyarakat tidak mau ikut dalam gotong royong maka dia akan dikucilkan di masyarakat.
Karena dianggap sebagai orang yang tidak punya rasa toleransi, tidak punya tatakrama dan sopan santun.

Bagi bangsa Indonesia gotong royong adalah suatu budaya yang sudah dilakukan semenjak nenek moyang kita dahulu. Bukanlah sesuatu yang aneh dan mengherankan, jika ada suatu kelompok melakukan pekerjaan secara bersama sama. Hal ini adalah suatu warisan yang patut dijaga dan diwariskan kepada generasi kita.

Gotong royong juga merupakan salah satu peradaban bangsa Indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan dengan bangsa lain. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan waktu, semangat gotong royong pun sudah semakin memudar, karena terjadinya perubahan sosial, ekonomi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat.

Baik di pedesaan maupun di perkotaan. Baik di lingkungan masyarakat, sekolah dan kantor. Banyak di antara kita tidak peduli atau lupa dengan arti gotong royong. Padahal fungsi dan manfaatnya bagi kita sendiri dan lingkungan kita.

Bahkan ada yang beranggapan bahwa kebersihan, membangun sesuatu untuk kepentingan bersama adalah urusan pemerintah atau orang-orang yang berkepentingan. Hal ini bukanlah tanggung jawab kita, bahkan ada yang melakukan gotong royong hanya untuk mendapatkan imbalan.

Meningkatnya kebutuhan ekonomi atau perubahan ekonomi yang terjadi sekarang ini dari ekonomi agraris menjadi ekonomi yang serba teknologi serta perlombaan gaya hidup, orang akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa mengenal lelah, sehingga membuat mereka tidak peduli dengan lingkungan dan keadaan masyarakat sekitar.

Hampir seluruh waktu mereka habiskan untuk pekerjaan dan tidak punya waktu untuk kegiatan kemasyarakatan seperti membersihkan jalan, membersihkan parit, membangun masjid, balai pertemuan dan lain sebagainya.

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga merupakan salah satu penyebab memudarnya sikap gotong royong. Kenapa? Karena kita kurang memaknai arti dari gotong royong. Dengan kemajuan teknologi dan pengetahuan serta modernsisasi telah mengubah seluruh tatanan kehidupan bangsa Indonesia, mengubah budaya yang merupakan kekayaan bangsa yang patut kita jaga dan lestarikan.

Hampir setiap masyarakat merasa dan meyakini bahwa sesuatu yang berasal dari barat itu adalah modern dan baik dan bagus untuk ditiru, sehingga mereka ingin berbuat dan bergaya hidup kebarat-baratan dan merubah pola pikir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi ini juga akan membuat kita menjadi individu yang individualis yang mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan serta tidak merasa membutuhkan orang lain.

Mereka merasa bahwa semua kebutuhan hidup mampu dipenuhi dengan teknologi dan tidak mengharuskannya berhubungan dengan orang banyak. Sikap tidak peduli ini bukan hanya dilingkungan masyarakat semata bahkan dilingkungan sekolahpun juga terjadi.

Banyak diantara siswa acuh dengan kerjasama yang diadakan di sekolah. Mereka lebih suka bermain, duduk santai atau bahkan duduk berkelompok untuk bercerita. Mereka tidak sadar kebersihan dan keindahan serta kenyamanan di sekolah adalah tanggung jawab warga sekolah termasuk mereka sebagai peserta didik.

Ketika diadakannya gotong royong di lingkungan sekolah, guru sebagai tenaga pendidik kesulitan mengajak mereka untuk bekerja. Terkadang mereka menghilang dan apabila sudah tiba waktu untuk mengambil absen atau waktu gotong royong sudah hampir usai mereka akan bermunculan.

Bahkan sebagian diantara mereka yang beranggapan bahwa kebersihan dan kenyamanan sekolah adalah tanggung jawab penjaga sekolah dan guru. Bagaimana meningkatkan semangat kebersamaan dan rasa peduli terhadap lingkungan, masyarakat sekitar dan kepentingan bersama demi tercapainya kebersamaan adalah PR bagi kita semua.

Apabila dimungkinkan semua pihak harus terlibat menggerakkan generasi kita menjadi generasi yang peduli terhadap sesama tanpa mengharapkan balas jasa dari apa telah mereka lakukan.(***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rutin 6 Kali Setahun Gelar Donor Darah, PMI: PT Semen Padang jadi Role Model

PPID SMK Negeri 1 Batusangkar, Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik