Palembang (ANTARA Sumsel) – Sebanyak 252 posko yang tersebar di Kabupaten Sumatera Selatan dimaksimalkan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan di provinsi tersebut.
Sekda Sumsel Nasrun Umar saat paparan perkembangan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Jakarta, Senin, mengatakan petugas posko tersebut bekerja secara maksimal untuk memadamkan titik api bila timbul.
“Bukan itu saja tetapi pihaknya juga memaksimalkan heli untuk melakukan pemadaman melalui udara b0ila terdapat titik api,” ujar Sekda.
Dia mengatakan bahkan pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan perusahaan yang ada di daerah tersebut dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu pihaknya juga telah melakukan evaluasi terhadap perusahaan yang ada di provinsi Sumsel dan berdasarkan data ada sembilan perusahaan HTI dan 36 perusahaan perkebunan dengan berbagai kriteria.
“Hal ini karena kebakaran jangan sampai terjadi supaya Sumsel bebas kabut asap seperti pada 2015,” ujar dia.
Dia mengatakan apalagi berdasarkan data pada 2015 terjadi kebakaran hutan dan lahan sekitar 736 ribu hektare sehingga kejadian itu tidak boleh terulang kembali.
Sementara Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia Nazir Foead mengatakan berdasarkan Perpres 2016 pihaknya diberi mandat melaksanakan tugas koordinasi dan fasilitasi restorasi gambut seluas dua juta hektare di tujuh provinsi termasuk Sumsel.
Namun demikian karena alasan kebutuhan yang mendesak, maka khusus dokumen RREG tahun 2017 diganti dengan Rencana Kontingensi Restorasi Ekosistem Gambut (RK) sebagai dasar pelaksanaan restorasi gambut 2017.
Dalam rapat tersebut juga ditandatangani naskah kerja sama nota kesepahaman antara Dirjen Sumber Daya Air dengan Deputi Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan BRG.
Selaian itu juga MoU antara Kapokja Kedeputian Bidang Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan BRG (Sumatera dan Kalimantan) dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai dan Balai Wilayah Sungai di Linkungan Ditjen Sumber Daya Air.
Editor: Ujang
COPYRIGHT © ANTARA 2017