Jakarta, BP
Drummer Kunto Hartono akhirnya berhasil memecahkan rekor dunia memukul drum nonstop selama 145 jam di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Jumat (6/1).
Mengenakan kaus oblong putih, Kunto berhasil memecahkan rekor Guinness World Records tepat pada pukul 14.37. Kunto mampu melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh musisi asal Kanada Steve Gaul selama 135 jam. Kunto menabuh drum selama kurang lebih tujuh hari sejak Jumat (30/12) dinihari
“Allahu Akbar! Allahu Akbar! Kunto berhasil memecahkan rekor dunia,” teriak pembawa acara.
Usai memecahkan rekor dunia, Kunto langsung disambut hangat oleh para penonton. Istri serta para kru lainnya merangkul dan memberikan ucapan selamat kepadanya.
Turut hadir di antaranya Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI DR. Marga Taufiq S.H MH, Irdam II/Swj Kolonel Inf Suko Basuki, Kepala Ajendam II Sriwijaya Kolonel Caj Eko Waluyo Setyantoro, Dandim 0418 Palembang, Letkol Inf Ferdi Prastyono, Duta Anti Narkoba Sumsel, Lury Elza Alex Noerdin dan Gubernur Sumsel di wakili Plt Kadis Dinsos Sumsel, Belman Karmuda, Ketua DPRD Palembang Darmawan, Ketua PHRI Sumsel Erlan Aspiudin.
Tak banyak kalimat yang keluar dari mulut musisi edan ini atas keberhasilannya memecahkan rekor dunia tersebut. Ia hanya melempar senyum kepada seluruh penonton yang hadir.
Rekor The Longest Drumming Marathon 145 Hours Guinness World Records yang dibukukan drummer sakti tersebut, dibuat Kunto di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, mulai 30 Desember 2016-6 Januari 2017. Even ini sendiri merupakan bagian dari HUT Kodam II Sriwijaya ke-71.
Kunto mengucapkan syukur atas rekor yang diraihnya di Bumi Sriwijaya. “Sesuai dengan mimpi saya beberapa bulan lalu. Saya mimpi memecahkan rekor dunia tujuh hari tujuh malam di samping sungai yang ada jembatan. Sebulan kemudian, mimpi saya terjawab setelah bertemu Walikota Palembang Harnojoyo 17 Maret 2016 dan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin pada 19 Maret 2016, tapi karena banyak faktor X, saya tidak tahu, saya merealisasikan cita-cita dan obsesi saya tersebut untuk mengangkat kota Palembang, Sumsel dan Indonesia untuk rekor dunia 145 jam main drum terlama,” katanya.
Diakuinya apa yang diraihnya memang tidak mudah. Beberapa bulan sebelum dirinya datang ke Palembang untuk ketiga kalinya, ia sempat ditawar untuk memecahkan rekor dunia di Kuala Lumpur, Malaysia namun ditolak.
“Bukan uang yang saya incar melainkan rekor dunia, meskipun tawaran Malaysia itu sangat luar biasa. Saya bilang tidak. Saya mencari jalan saya sendiri untuk merealisasikan rekor dunia itu di kota Palembang. Alhamdulillah di hari Jumat tanggal 6 Januari 2017, rekor itu terpecahkan,” katanya.
Dia berharap even ini tidak menjadi obsesi pribadinya saja, tapi juga bisa membawa kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia, terutama di Kota Palembang dan Sumsel.
“Beberapa menit yang lalu saya sempat di WA oleh orang yang mau mewujudkan rekor dunia di Kuala Lumpur. Saya diminta untuk melepaskan drum ini. Saya bilang tidak,” katanya.
Kasdam II Sriwijaya Brigjen TNI Marga Taufiq mengaku bangga atas pemecahan rekor dunia oleh Kunto Hartono.
“Kami atas nama seluruh warga Kodam II Sriwijaya dan seluruh masyarakat Palembang dan seluruh bangsa Indonesia mengucapkan terima kasih dan bangga karena putra bangsa terbaik Indonesia Kunto Hartono telah memecahkan rekor dunia,” katanya.
Sedangkan Dandrem 044/Gapo Kolonel Kunto Arif Wibowo mengatakan, dirinya akan menunaikan nazarnya dengan menyebur ke Sungai Musi bersama personelnya.
“Saya bernazar kalau Bang Kunto berhasil, kami dan anggota akan nyemplung ke Sungai Musi,” teriak Danrem Kunto.
Mengenakan seragam TNI lengkap, Danrem tanpa basa-basi langsung melompat dari pinggiran BKB untuk menuju ke Sungai Musi.
Setelah Danrem nyemplung ke Sungai Musi, para anggota lainnya pun dengan cekatan ikut nyebur. Aksi nekat yang dilakukan para anggota TNI tak pelak jadi perhatian para penonton yang hadir di BKB.
Mereka tak melewatkan momen tersebut ke dalam kamera ponsel masing-masing. Selain itu sempat dibentangkan bendera merah putih berukuran 150×20 meter oleh prajurit Kodam II Sriwijaya dan pemotongan tumpeng dipimpin Kasdam II Sriwijaya Brigjen Marga Taufiq dan diserahkan kepada drummer Kunto Hartono.
Gubernur Sumsel diwakili Plt Kadis Dinsos Sumsel Belman Karmuda mengaku bangga atas pencapaian rekor tersebut oleh Kunto Hartono.
“Even seperti ini dikemudian hari sebelum Asian Games akan lebih banyak lagi. Kegiatan ini pengaruhnya bisa memajukan usaha kecil dan menengah, dan UKM . Tentunya ini dampaknya penghasilan bagi masyarakat,” katanya.
Dia mengimbau kepada kalangan muda untuk berprestasi hingga tingkat dunia. “Kunto ini awalnya tidak ada apa-apanya. Beliau ini malah pernah menjadi tukang sol sepatu. Ini luar biasa dan tinggal niat dan kemauan kita untuk menjadi terampil dan dikenal,” katanya.
Duta Anti Narkoba Sumsel, Lury Elza Alex Noerdin menanggapi positif kegiatan pemecahan rekor tersebut. “Itu luar biasa dampaknya bagi Sumsel terutama kalangan muda. Ini kan positif, menyalurkan bakat bakat di bidang musik dan mengharumkan nama Indonesia, nama Sumsel tepatnya. Saya sebagai duta antinarkoba sangat menyuport kegiatan-kegiatan seperti ini,” kata Lury.
Kegiatan ini, menurutnya, didukung Pemprov Sumsel dan Pemko Palembang karena berdampak bagi kalangan muda, walaupun kegiatan ini agak kurang dipublikasikan sehingga mereka banyak kurang mengetahuinya.
“Ke depan ada even seperti Asian Games 2018, harus dipublikasikan juga oleh teman-teman media,” katanya.
Sebelumnya, Kunto Hartono melakukan eksebisi pertamanya dengan memecahkan rekor MURI menabuh drum 24 jam nonstop pada tanggal 27 – 28 Oktober 2002 di Plaza Balai kota Bogor.
Setahun kemudian atau pada 4 – 6 Agustus 2003, Kunto kembali memecahkan rekor MURI dengan menabuh drum 61 jam 15 menit di GOR Padjajaran, Bogor. Pada tanggal 29 Desember 2003 hingga 1 Januari 2004, Kunto menjalani pemecahan rekor dunia dengan tajuk event SpectacuLAr Drumming Marathon 72 Hours Guinness World Records, yang diselenggarakan salah satu stasiun TV swasta di Plaza GOR Soemantri Brojonegoro – Kuningan – Jakarta.
Event SpectacuLAr Drumming Marathon 72 Hours Guinness World Records pada saat itu cukup menghebohkan dan menyita perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia, karena di event tersebut mengangkat perjuangan salah satu generasi muda bangsa Indonesia menembus rekor dunia dengan menabuh drum selama 4 hari 3 malam.
Pihak penyelenggara langsung mengirimkan bukti-bukti otentik, salah satunya adalah rekaman audio visual event pemecahan rekor dunia tersebut ke pihak Guinness World Records yang berkedudukan di London, Inggris. Pada bulan Juni 2004, perjuangan dan penantian panjang Kunto Hartono akhirnya membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Pihak Guinness World Records yang berkedudukan di London, mengirimkan Sertifikat The Longest Drumming Marathon By An Individual Lasted For 74 Hours kepada Kunto Hartono, yang dialamatkan di Bogor, rumah orangtuanya.
Beberapa event sebelum Kunto Hartono menjalani rekor dunia drumming marathon yang sesungguhnya; Menabuh Drum 8 Jam di Banyuwangi bersama Indosat, 8 April 2006. Menabuh Drum 8 Jam di Bogor With Mbah Surip (Alm.), 17 Agustus 2006. Menabuh Drum 12 Jam NonStop di Soundrenaline Ancol, 20 Agustus 2006. Menabuh Drum 90 Jam di Orentz Cafe, Panaragan – Bogor, 4 – 9 Desember 2009.#osk