in

Ribuan Muslim Rohingya Terdampar Di Perbatasan Banglades

MAUNGDAW, Myanmar ( Berita ) : Ribuan Muslim Rohingya terdampar di perbatasan Banglades pasca bentrokan yang kembali merebak di antara tentara Myanmar dan militan Rohignya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pun mendesak agar Banglades tak berkeras hati menghalau pengungsi, sebagaimana dilaporkan Deutsche Welle, Selasa (29/8). Mohammad Ismail, warga Rohingya, bernaung di bawah tenda plastik saat hujan deras turun di perbatasan Banglades.

Ia membawa serta keluarga, termasuk anak lelakinya yang baru lahir.“Petugas perbatasan mengizinkan kami berlindung di tempat ini, tapi sekarang saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan kepada putra saya,” ungkapnya, sambil menunjuk putra kecilnya yang menggigil kedinginan.

Meski dilarang, penjaga perbatasan terkadang memperbolehkan warga Rohingya memasuki daerah Banglades di dekat perbatasan dan mendirikan tenda darurat untuk mereka. “Kami sebenarnya diperintahkan untuk mencegah warga Rohingya memasuki Banglades,” ujar salah satu penjaga yang tidak ingin disebut namanya. ”Tapi bagaimana saya bisa tega menolak untuk melindungi bayi yang baru lahir ini yang sekarat karena kedinginan ?” katanya lebih lanjut.

Sementara petugas memperkirakan, jumlah warga Rohignya yang berusaha memasuki perbatasan Banglades bisa bertambah hingga 10.000 orang, kemungkinan mereka masih bersembunyi di perbukitan dan hutan.

Sejak Jumat (25/8), Banglades menolak ribuan warga sipil dari kelompok minoritas Muslim Rohingya yang ingin memasuki negara mereka,pasca bentrokan yang kembali merebak di antara tentara Myanmar dengan pasukan militan Rohingya di daerah dekat Rakhine.

Petugas PBB yang menangani pengungsi mengungkapkan, dalam tiga hari saja sekitar 3.000 orang berusaha mengungsi ke Banglades. Namun, sebagian besar pengungsi Rohingya itu diberhentikan di perbatasan meskipun bentrokan masih terjadi di desa-desa terdekat.

Banglades saat ini menampung lebih dari 400.000 warga Rohingya di tempat pengungsian. Banyaknya pengungsi inilah yang mendorong pemerintah Banglades menginstruksikan seluruh penjaga perbatasan melakukan segala cara untuk mencegah gelombang pengungsi yang baru.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, telah mengeluarkan pernyataan yang mendesak Banglades untuk segera menolong warga sipil yang melarikan diri dari ancaman kekerasan di Myanmar.

Guterres menegaskan “sebagian besar dari pengungsi adalah perempuan dan anak-anak, sebagian dari mereka bahkan terluka”. Namun, di saat bersamaan, kantor penasihat pemimpin de facto Myanmar, AungSan Suu Kyi, malah menuduh lembaga bantuan internasional telah menolong “teroris”.

Pada Februari lalu, Komisioner PBB Bidang Hak Asasi Manusia menyebutkan,tentara Myanmar telah melakukan kekerasan komunals eperti pembunuhan missal dan perkosaan terhadap warga Rohingya. (WSP/DW/And)

What do you think?

Written by virgo

Usai Salat Iduladha, Presiden Jokowi Bagikan Hewan Kurban dan Paket Sembako

5 Negara Asing Yang Cinta Mati Dengan Kerupuk Indonesia