in

Rina Fhasma Dua Kali Dibohongi

Sempat trauma setelah dua kali dibohongi seorang produser, akhirnya Rina Fhasma berhasil move on. Kini, sulung dari tujuh bersaudara itu, sudah memiliki tiga album. Sedangkan album keempat masih proses penggarapan.

Butuh 10 tahun bagi Rina sebelum akhirnya benar-benar hilang trauma di dirinya. Kali pertama perempuan 36 tahun ini “dikerjai” seorang produser ketika dia berusia 23 tahun.

“Waktu itu, seorang produser menawari Rina bikin album. Setelah kesepakatan disetujui bersama, proses pembuatan album pun dimulai. Sayang, setiap kali uang saya kasih selalu habis, sedangkan album yang dijanjikan tak pernah kelar,” kenang dia.

Setahun berikutnya, lagi-lagi tawaran membuat album kembali menghampirinya. Sayang, kekecewaan kedua kalinya harus dirasakan Rina. Album yang dijanjikan tak kunjung selesai. Uang simpanannya pun ludes.

“Ya saya tidak bisa berbuat banyak, uang habis album pun tak ada. Saya trauma dan hanya bernyanyi untuk wedding-wedding saja tanpa termotivasi membuat album sendiri,” ungkap istri dari Turki Bakarman itu.

Peruntungan kembali menemuinya di usia 32 tahun. Kali ini, harapan Rina memiliki album sendiri kembali muncul. Terlebih, sang produser dikenal sudah banyak mengorbitkan penyanyi Minang. “Kalau trauma masih, namun karena sudah banyak artis diorbitkan produser itu, saya bersedia. Alhamdulillah, lahirlah album pertama,” beber ibu satu anak itu.

Kendati disibukkan dengan pembuatan album, namun ibunda dari Muhammad Syafik itu, tetap mengisi kesempatan bernyanyi di sejumlah panggung pernikahan, sekaligus menggeluti usaha juru make-up.  “Nyanyi untuk wedding sering, make-up juga jalan. Alhamdulliah, keluarga men-support kegiatan saya,” sebutnya.

Ke depannya, perempuan kelahiran Saniangbaka, Kabupaten Solok itu berharap bisa dimudahkan segala urusan dan keinginannya tercapai.  “Insya Alah diberikan yang terbaik dan menjadi lebih baik, apa yang dijalankan semoga Tuhan meridhai,” ungkapnya.
Bagi Rina, lagu Minang adalah pemersatu para perantau ketika jauh dari kampung halaman. 

“Para perantau sangat antusias jika ada penampilan lagu-lagu Minang,” ujar perempuan yang menetap di Pasar Rebo, Jakarta Timur itu.

Perempuan kelahiran 22 November 1982 ini memandang, lagu Minang terus menunjukkan perkembangan ke arah lebih baik. Hal itu terbukti dari banyaknya bibit muda yang lahir. “Lagu Minang itu terus berkembang pesat bukan seperti tahaun-tahun dahulu, semoga semakin eksis dan semakin menjadi cintai,” sebutnya.

Kendati terlahir dan besar di ibu kota, darah Minang yang mengalir dalam dirinya membuat dia yakin berkarier di jalur musik Minang. Ayah dan Ibunya lah menjadi pondasi dasar kecintaan lagu Minang, apalagi hobi sang ayah selalu memperdendangkan musik-musik Minang di  rantau.

“Ayah dan ibu saya tidak memiliki album musik sendiri, namun sejak saya kecil saya sudah sering memperdengarkan lagu Minang yang selalu diputar di rumah, apapun kegiatan lagu Minang itu selalu ada, sehingga Minang tidak pernah lepas dari kehidupan, namanya saja yang di rantau tapi Minangnya pekat sekali,” ucapnya disertai tersenyum riang. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Cara Instal Dapodik 2018 Yang Benar

Pertumbuhan BPR Alami Perlambatan