in

Risna Melati, Kepsek Penggerak SDN 22 Tanah Keras: Tingkatkan Mutu Pembelajaran

KONSENTRASI PENUH: Murid SDN 22 Tanah Keras, Kecamatan Bayang, Pessel terlihat serius mengikuti pelajaran.(IST)

Sebagai salah satu sekolah yang diunggulkan di Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22 Tanah Keras, Kecamatan Bayang terus berbenah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran kepada siswanya.

Upaya itu dilakukan bukan hanya sekadar menjawab tantangan dari orang tua siswa dan masyarakat, namun juga sudah menjadi komitmen oleh kepala sekolah, yang saat ini juga merupakan salah satu kepala sekolah penggerak di Pessel.

Keterbatasan ruangan yang belum bisa terpenuhi sesuai dengan jumlah rombongan belajar (rombel), tidaklah menjadi halangan peningkatan kualitas pembelajaran siswa menjadi terganggu dan tidak tercapai. Sebab hal itu bisa disiasati melalui sistem belajar dua shift bagi anak kelas 1 dan kelas 2.

Hal itu disampaikan Kepala SDN 22 Tanah Keras Bayang, Risna Melati, M.Pd, kepada Padang Ekspres, Kamis (18/5) lalu. Dikatakan bahwa sebagai guru dengan status kepala sekolah penggerak, memang menjadi tantangan tersendiri baginya untuk bisa terus berinovasi. Ini dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa walau di tengah keterbatasan ruangan belajar, mobiler, dan lainnya.

“Bagi saya, berbagai keterbatasan sarana dan prasarana tidaklah menjadi penghalang, sebab dengan hanya memiliki lima ruang belajar dengan jumlah rombel enam, kita masih bisa menyiasati dengan belajar dua shift bagi anak kelas 1 dan 2,” ungkapnya.

Dia menjelaskan bahwa saat ini SDN 22 Tanah Keras sudah dijadikan pilihan oleh orang tua sebagai sekolah untuk pendidikan anaknya. “Hal itu memang tidak lepas dari prestasi siswa, serta juga tingkat kemampuan guru dalam membimbing dan memberikan pelajaran kepada siswanya di sekolah ini,” ujarnya.

Hal itu bisa tercapai karena sebagai kepala sekolah dengan status guru Penggerak pihaknya memang terus berupaya ikut membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa secara menyeluruh di ruang kelas bersama guru.

“Selain itu kita juga aktif, dan proaktif memotivasi guru agar menerapkan pendekatan belajar yang berfokus pada siswa, dan menjadi contoh agen perubahan dalam ekosistem pendidikan di daerah ini,” ungkapnya.

Berkat upaya itu, sehingga sekolah itu menjadi sekolah unggul dengan berbagai prestasi yang didapatkan di Kecamatan Bayang. Baik prestasi dalam bentuk ekstrakurikuler, maupun prestasi di bidang mata pelajaran.

Dia menambahkan bahwa jika dibandingkan dengan kurikulum 13, ternyata sekolah penggerak memiliki kelebihan. Sehingga dalam kurun waktu 3 tahun terjadi peningkatan kemampuan dari tenaga pendidik sebagaimana mentoring atau coaching yang dilakukan secara intensif.

Lebih jauh dijelaskan bahwa sekolah yang memiliki 77 orang siswa dengan enam rombel itu memiliki 12 orang guru. Namun dari jumlah itu hanya sebanyak 3 orang yang PNS, dan 3 orang guru kontrak, dan  2 orang lagi PPPK. “Sedangkan selebihnya, seperti tenaga operator dan penjaga sekolah masih berstatus honor sekolah,” ucapnya.

“Agar upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan bisa dilakukan lebih maksimal lagi, sehingga kami berharap kekurangan ruang belajar tersebut bisa segera terjawab, termasuk juga renovasi ruang belajar yang masih berlantaikan semen dan lainnya,” harap Risna Melati.

Tokoh masyarakat Kecamatan Bayang, Syafnil Syarif, ketika dihubungi  membenarkan sekolah unggul yang memiliki banyak prestasi siswa itu sekarang memang membutuhkan renovasi bangunan seperti lantai, serta juga satu ruang kelas baru (RKB).

“Sebagai tokoh masyarakat kami memang berharap sekolah ini bisa segera mendapatkan perhatian pemerintah daerah dalam meningkatkan sarana dan prasarananya. Termasuk juga pembangunan RKB agar proses pembelajaran bisa dilakukan satu ship sebagaimana diharapkan. Ini kami harapkan karena sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah penggerak ini sekarang sudah dijadikan unggulan oleh orang tua untuk menyekolahkan anaknya di kecamatan ini,” timpalnya. (Yoni Syafrizal, Wartawan Padang Ekspres)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Indra Sjafri Ikuti FIFA Technical Leadership Diploma di Brasil

MAN 2 Solok Selatan Plus, Ukir Prestasi Hingga Tingkat Nasional