Riset jangan berhenti hanya pada penelitian, tetapi menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar dalam negeri dan menggantikan barang-barang impor.
JAKARTA – Hasil riset dan inovasi harus mampu mendukung sektor manufaktur tumbuh lebih kompetitif. Sebab, produk riset sudah dilakukan melalui penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD) yang mendalam.
“Badan Riset dan Inovasi Naional (BRIN), ke depan akan menciptakan integrasi antara riset dengan inovasi. Hasil riset dan inovasi tersebut harus mampu menjadi solusi bagi munculnya produk-produk yang bernilai tambah dan bernilai ekonomi tinggi untuk kemajuan Indonesia,” kata Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, usai peluncuran Asosiasi Alumni University of Washington, di Jakarta, Kamis (31/10) malam.
Bambang menginginkan riset tidak berhenti hanya di hulu, tetapi sampai ke hilir. Artinya, tidak berhenti hanya pada penelitian, tetapi menghasilkan produk kompetitif yang bisa mengisi pasar dalam negeri dan menggantikan barang-barang impor.
Sentuhan hasil riset dan inovasi serta penerapan teknologi diharapkan dapat menciptakan industri manufaktur yang berdaya saing dengan pengolahan bahan baku dari sumber daya alam Indonesia yang melimpah. “RnD adalah kunci untuk menang berkompetisi,” ujarnya.
Secara pribadi, Bambang masih bertanya-tanya produk buatan Indonesia yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju, misalnya Korea dengan produk Samsung, Jepang, dan Eropa dengan produk otomotifnya. “Jenis produk apa yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju bagi saya itu masih tanda tanya besar, bisa digital, bisa manufaktur,” tuturnya.
Menurut dia, waktunya bagi masyarakat Indonesia untuk menemukan jawaban atas produk yang akan membawa Indonesia maju dan kompetitif di dunia. Masyarakat Indonesia harus memiliki mentalitas untuk menjadi negara maju dan dapat mendukung kewirausahaan di sektor manufaktur.
Bambang mengatakan bagaimanapun persaingan bidang manufaktur saat ini sudah sangat berat. Indonesia harus mempunyai kemampuan bersaing di sektor manufaktur, jika ingin menjadi negara maju.
Bina “Star Up”
Dalam kesempatan tersebut, Bambang juga mengharapkan unicorn, decacorn, dan perusahaan besar di Indonesia dapat membina perusahaan rintisan (start up) yang baru muncul untuk menjadi perusahaan yang lebih besar.
Unicorn merupakan perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya lebih dari satu miliar dollar AS. Sementara decacorn adalah sebutan untuk perusahaan yang nilainya lebih dari 10 miliar dollar AS.
“Kita harapkan kalau perusahaan yang besar ini maju terus, dia bisa membina dan mengangkat start up yang masih baru karena saya percaya yang baru-baru ini punya ide yang bagus cuma mungkin mereka kurang modal atau exposure kepada pemodal ini yang bisa diangkat,” katanya.
Bambang mengatakan pemerintah ingin lebih banyak start up muncul dan tumbuh menjadi besar termasuk penguatan perusahaan pemula berbasis teknologi yang berada di bawah Kementerian Riset dan Teknologi.
“Kita juga harapkan perusahaan yang sudah besar mulai mengedepankan penelitian dan pengembangan yang kuat,” katanya. eko/Ant/E-3