in

Rugi Rakyat Sumbar Tidak Memilih Audy

Oleh: Miko Kamal

Namanya Audy. Lengkapnya Audy Joinaldy. Orang-orang dekatnya memanggilnya Audy.

Saya kadang memanggilnya Datuak Audy. Audy memang datuak sebenar datuak. Baru-baru ini gelar datuaknya dikukuhkan dan dilewakan. Beliau datuak bagi kemenakannya yang bersuku Balaimansiang di VI Suku, Kota Solok.

Usianya masih relatif muda. Baru 37 tahun. Datuak Audy lahir pada 16 Mei 1983.

Diusia semuda itu, Audy sudah berbuat dan bahkan leading di bidangnya. Beliau tekun menjalankan bisnis, di dua bidang. Pertenakan dan pertanian.
Semua perusahaan Audy beroperasi di Indonesia bagian timur.

Di bidang peternakan, Audy mengibarkan bendera Perkasa Group. Sementara di bidang pertanian, bendera perusahaan yang dikibarkannya adalah Lintas Agro Group. Kedua group perusahaan itu membawahi 10 perusahaan yang mempekerjakan sekitar 800 orang karyawan.

Saya sudah beberapa kali bertemu Datuak Audy. Dua kali diantaranya mendengarkan beliau menyampaikan pokok-pokok pikiran. Retorikanya bagus. Runtut, terukur dan sistematis. Dan tentu saja berisi.

Terus terang, saya yang sebelumnya underestimate terhadap Audy menyesal sendiri. Beliau sangat menguasai bidangnya; peternakan dan pertanian. Bicara hilirisasi kedua hal itu (peternakan dan pertanian), beliau sangat fasih. Beliau hafal luar kepala dari A sampai Z masalah dan jalan keluar lika-liki peternakan dan pertanian yang selama ini menjadi rintangan. Diusia semuda itu, Datuak Audy serupa kamus berjalan di bidangnya.

Setelah sekian lama berpikir, sekarang saya dapat jawaban mengapa Audy bisa sehebat itu. Jawabannya, sekolah dan praktik bisnisnya sejalan. Ilmu pertanian dan pertenakan didalaminya dan dipraktikkannya dibisnisnya.

Audy memulai pendidikan tingginya di Institut Pertanian Bogor. Salah satu kampus terpandang di Indonesia. Di luar negeri, Audy juga belajar di one of the best kampus pertanian di dunia untuk gelar masternya; Wageningen Universiteit Belanda.

Buya Mahyeldi (Buya M) sangat beruntung mendapatkan Audy, sebagai pendampingnya pada Pilkada 2020. Tidak hanya Buya M, masyarakat Sumatera Barat juga sangat beruntung. Audy yang sudah nyaman berbisnis di negeri orang, dengan senang hati mau pulang kampung membangun tanah leluhurnya.

Saya dengar, Buya M dan Datuak Audy akan berbagi tugas bila kelak rakyat Sumbar mempercayakan mereka berdua menjadi gubernur dan wakil gubernur. Buya M mengurusi politik, pemerintahan, sumber daya manusia, budaya, pendidikan dan penegakan hukum sesuai kewenangan. Datuak Audy akan fokus membangun ekonomi dengan basis utama pertanian, peternakan, perikanan dan agro wisata.

Pilihan pembangunan ekonomi berbasiskan pertanian, peternakan, perikanan dan agro wisata sudah sangat tepat. Memang disitulah keunggulan daerah kita. Sebab, daerah kita tidak serupa daerah-daerah lainnya. Tambang besar dan hutan lebat kita tak punya.

Yang tidak tepat itu adalah ketika masyarakat Sumbar menyia-nyiakan kesempatan memilih Audy mendampingi Buya M pada periode 2021-2024 yang akan datang.

Semoga Allah izinkan putra-putra terbaik Sumbar seperti Buya M dan Datuak Audy membawa rakyat Sumbar ke masa depan yang lebih baik. (Dosen Tidak Tetap Fakultas Hukum UBH)

What do you think?

Written by virgo

Tim Khusus Premanisme Dibentuk

Menhub Tinjau konektivitas dan Efektivitas Transportasi Saat Pandemi di Palembang