Rumah Dinas (Rudin) Wali Kota Padangpanjang, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano menjadi satu-satunya rumah dinas kepala daerah yang menampilkan galeri lukisan dari pelukis ternama.
Ada enam lukisan yang diterima Wako Fadly di kediamannya, Jumat (12/8) malam dan langsung diserahkan para pelukisnya. Lukisan ini merupakan hasil dari kegiatan ArtFest yang digelar Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) beberapa waktu lalu. Lukisannya menggambarkan Kota Padangpanjang.
Fadly sangat senang menerima lukisan tersebut. “Insyaa Allah lukisan ini akan jadi aset Pemerintah Kota Padangpanjang ke depan. Saya apresiasi semua lukisan ini. Terlebih lagi lukisannya mengenai Kota Padangpanjang. Kita pajang di rumah dinas agar para tamu bisa juga menikmati lukisan ini. Kita jadikan rumah dinas ini satu-satunya yang menampilkan galeri lukisan,” sebutnya.
Selain itu, Fadly juga menginginkan ada warga yang melukis tentang Kota Padangpanjang dan dipajang juga di sini, serta dijadikan aset Pemko.
“Mudah-mudahan ke depan kegiatan ArtFest ini jadi lebih. Saya berkomitmen akan menjadikan kegiatan ArtFest ini dan kegiatan Temu Penyair Asia Tenggara (TPAT) yang akan digelar, untuk jadi event kota. Karena kegiatan ini melibatkan masyarakat banyak dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat kita,” ucapnya.
Kepala Disporapar, Drs. Maiharman menyampaikan, kegiatan ArtFest ini akan berlanjut dan akan disinkronkan dengan kegiatan TPAT. Akan lebih banyak lagi pelukis tampil di ArtFest ini.
Adapun lukisan yang diterima Wako Fadly, di antaranya lukisan “Rona Pasar” karya Hamzah. Lukisan ini menggambarkan suasana Pasar Pusat Padangpanjang pada siang hari yang begitu ramai. Nuansanya betul-betul terasa keberadaan pasar dengan bangunan tradisionalnya.
Lalu ada karya Erizal As berjudul “Impresi Rumah Gadang PDIKM”. Karya Imam Teguh Sugi Yetri dengan “Tersenyum dengan Warna” yang menggambarkan ramainya Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM).
Juga ada karya Yon Indra berjudul “Pasar dalam Dimensi Waktu” mengenai Pasar Padangpanjang yang sudah modern namun masih ada khas bangunan pasar masa lalu. Karya Ibrahim dengan judul lukisan “Ranah Rupa”, serta karya Zulkarnaini Rustam berjudul “Sumatran Forest”. (*)