in

Saat Rindu Tak Berujung Temu dan Muaranya Tersadar Kalau Bukanlah Aku Pilihanmu

Lelah kembali melangkah atas segala patah hati yang pernah ditera lantas menjauh pergi. Pernah dibuat bahagia dengan temu yang tak berujung rindu. Asa yang pernah ditoreh dan menjanjikan sebuah satu hingga nyatanya kembali di dekap sebagai sebuah rasa dimana sakitnya hati ini bukan menjadi pilihanmu. Enggan kembali menjangkah kenang yang ada terlalu kekah untuk bisa membuat langkah, tersudut sendiri di ruang yang sama dimana dulu sempat menjanjikan bersama tanpa adanya pergi. Masih dengan rindu yang sama di suatu persimpangan rasa yang kini nyatnya bukanlah aku tempatmu kembali bertambat cinta. Bagimanapun sakit tetap terasa, bukankah kita harus mengikhlaskan ? bukankah kita harus belajar menerima sebuah kehilangan ? tapi tidak dengan rasa yang terlanjur ada dan masih tertatihnya mengubur dalam setiap asa. Tersulut kembali luka lama yang enggan pergi dengan segala sakitnya yang masih membuat hati ini enggan untuk melangkah lagi. Di tempat ini, ditempat yang pernah kamu janjikan kelak bersanding bahagia dalam hati namun akhirnya memang harus aku terima kamu memilih meninggalkan hatiku dalam ketanpaanmu disini. Merasakan perihnya sendiri dibuat terluka lantas dihempas pergi. Mau bagaimana lagi harus diterima dengan kenyataan bahwa bukanlah aku yang menjadi janji bahagiamu lagi. Tak berujung dengan sebuah temu, dekampmu bukan lagi tentang kisahku. Hanya menyisakan rindu dalam setiap waktu, dalam ketanpaan yang memaksaku rela melepas semua usaha rindu.

Dan Nyatanya Akhir dari Segenap Penantian Ini Tak Lebih dari Mengakhiri Sebuah Kepergian yang harus Meninggalkan Hati Tersakiti

Mencintai nyatanya tak selalu berbalas rasa yang sama untuk bersanding memiliki. Menanti lama sebuah kepastian berujung sebuah pergi. Iya, kenyataan berbicara bahwa ternyata bukanlah kita yang menjadi pilihannya. Menyakitkan dan melukai memang, bagaimana tidak usaha selama ini menunggu dalam tidak pasti, masih bersedia bertahan dalam kejelasan rasa yang ingin memiliki namun harus bermuara pada harap yang tak kunjung menerima dekap bahagia di dalam relung rasa ini. Menyakitkan pastinya mengingat bukanlah kepada kita tempat berpulangnya, namun apa mau di kata tak bisa juga kita untuk mengemis dengan cintanya. Mencintai itu tentang keikhlasan dan ketulusan saling menerima tidak sempurna. Jika yang dia pilih untuk bersama saja bukannya kita lantas apalagi yang kita harapkan dari hadirnya. Berjalan mundur bukan lagi menjadi suatu pilihan namun keharusan. Tak bisa kita hanya berkutat dalam genangan lara sedangkan hatinya bukanlah kepada kita. Akankah kita terus memupus harap namun rela disakiti dengan setiap harap tak berujung pastinya sebuah dekap ? melangkahlah walau tak mudah. Hati ini memang merasakan lelah namun bukan berarti ingin kembali merasakan patah, biarlah dia usai menjadi kisah yang terkubur dalam masa lalu asalkan kisah masa depan kita bukan lagi dengan harap tak pasti berujung pilu.

Aku Bisa Apa ? Ketika Bahagiamu Adalah Dia Sedangkan Aku Hanya Dibuat Terpuruk dalam Sudut Rindu yang Terus Bergumam Lara

Kita harus bisa rela menerima kenyataan bahwa selama ini yang kita harapkan nyatanya tak berhenti pada hati ini dan menjadikannya sebagai pilihan. Bahagia memang tidak bisa dipaksa kemana tempat berpulangnya namun setidaknya kita pernah dengan susah payah menjelang usahanya. Atas apa yang pernah menjadi sebuah penantian lama namun tak bertemu tatap berujung perpisahan menguras rasa. Kita takkan pernah saling menemukan dan belajar kemudian mendewasa tanpa merasakan luka. Sakit memang namun hanya sementara, hingga Tuhan kelak menunjukkan sebenarnya bahagia yang pantas kita terima sebagai muara atas semua kisah yang pernah berkutat kecewa. Rindu memang tak kunjung menjadi temu dan memang takkan pernah berujung pada kamu. Biarlah memang sudah terlewatkan kisah yang pilu pun sudah terkubur bersama degan semua harapmu. Kita takkan pernah bisa menjadi sekarang ini tanpa adanya luka yang pernah diberi. Biarkan dan lepaskan, pergi tanpa menjelang apa yang ditimpa sebuah harapan. Mungkin rasa ini tak pernah menjadi kisah tersampaikan namun setidaknya pernah ada saling membahagiakan walau akhirnya kandas dan berganti peran. Cintamu buknlah aku dan begitu juga bahagiaku bukanlah lagi tentang sosokmu.

BACA JUGA : Pernah Bertatap Hingga Rasa Itu Lenyap, Dan Pada Akhirnya Cinta Ini Tak Pernah Saling Mendekap Harap

Biarkan kisah ini menjadi kenang yang usai dari masa lalu. Apa yang terjadi tak lebih dari sekedar rencana Tuhan untuk menunjukkan bahwa apa yang kita anggap baik tak selalu bermuara membahagiakan. Berbesar hati menerima keputusan bahwa bukanlah aku yang menjadi pilihan. Namun kisah juga harus berjalan walau aku dan kamu bukan lagi bersatu menjadi peran. Kelak kehilangan ini akan menunjukkan pada sebuah kisah yang baru. Lebih menerima dan ikhlas mencinta dengan tulusnya. Bukan karena menyerah dibuat terluka namun tersadar memang bukanlah kamu bahagianya. Kelak kita akan dipertemukan pada hati yang memang bersiap mencintai dan bersanding memiliki. Bukan yang menghentikan kisah lantas melangkah pergi.

kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,

What do you think?

Written by virgo

Pemerintah Sulit Kembalikan Anak ke Bangku Sekolah

Pertamina Hulu dan Direksi PHE Gelar Safari Ramadan