Jokowi Ajak Raja Salman Bikin Vlog
Hujan deras mengiringi kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud di Istana Kepresidenan Bogor, kemarin (1/3). Sejumlah rencana penyambutan pun tertunda bahkan batal.
Meskipun demikian, agenda utama berupa pertemuan bilateral atara kedua negara tetap berlangsung tanpa hambatan berarti. Sedikitnya ada 11 Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua pemerintah.
Mulai dari komitmen investasi di bidang infrastruktur, pengembangan UMKM, peningkatan frekuensi penerbangan, kelautan dan perikanan, hingga sejumlah kerja sama pendidikan dan keagamaan.
Termasuk di dalam kesepakatan tersebut adalah komitmen kerja sama antara perusahaan minyak Saudi, Aramco, dengan PT Pertamina untuk pengembangan kilang minyak di Cilacap (lihat grafis).
Mengawali pertemuan bilateral, Presiden Joko Widodo mengungkapkan apresiasinya atas kedatangan Raja Salman. Kehadiran Raja Salman menjadi momen bersejarah bagi Indonesia, karena kunjungan terakhir dilakukan oleh Raja Faisal 47 tahun lalu.
Menurut Jokowi, Saudi memiliki tempat khusus di hati bangsa Indonesia. “Kami tidak akan pernah lupa bahwa Arab Saudi merupakan satu dari tujuh negara Arab pertama yang memberikan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.
Kedua negara memiliki peran penting di kawasan masing-masing. Jokowi berharap, ada peningkatan hubungan yang saling menguntungkan antara kedua negara. Baik dalam konteks bilateral maupun internasional.
“Hubungan Indonesia dan Arab Saudi dipersatukan oleh Islam, persaudaraan, dan sifat saling menguntungkan,” lanjutnya.
Apresiasi serupa disampaikan Raja Salman. Dia menyampaikan sanjungan atas sambutan masyarakat Indonesia yang hangat. “Semoga kunjungan ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara kita di berbagai bidang,” ucap raja 81 tahun itu.
Sementara itu, Menlu Retno Marsudi menuturkan, salah satu hal yang menjadi fokus Indonesia adalah kerja sama perdagangan. Indonesia mendorong Saudi untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam kerja sama perdagangan.
“Indonesia mengharapkan pemberian kemudahan akses pasar bagi produk-produk Indonesia,” tuturnya. Seperti produk halal, perikanan, obat-obatan, alat kesehatan, hingga produk tekstil dan garmen.
Selain itu, Presiden juga menyambut baik penandatanganan kerja sama investasi antara Aramco dengan PT Pertamina senilai USD 6 miliar. “(Presiden) juga mendorong agar joint venture segera dilakukan,” lanjut Retno.
Kedua pemimpin juga membahas sejumla proyek infrastruktur yang ditawarkan Indonesia. Di antaranya, PLTU Mulut Tambang di Jambi, jalan raya, hingga perumahan.
Menurut Retno, Presiden juga menyampaikan permintaan agar Raja Salman lebih mengayomi masyarakat Indonesia yang bermukim di Saudi untuk berbagai keperluan. “Respons Raja Salman, tanpa diminta pun kami pasti selalu mengayomi masarakat Indonesia di Saudi,” ucap Retno.
Kerja sama lainnya ada pada sektor keamanan dan penanggulangan kejahatan. Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, kerja sama itu terkonsentrasi pada kejahatan luar biasa. Khususnya, dalam memerangi transnational crime.
“Pembahasan dilakukan tadi malam antara Kapolri dengan kepala kepolisian Arab Saudi di Mabes Polri,” tuturnya. Sedangkan, penandatanganan dilakukan oleh Mendagri Saudi dan Kapolri.
Format kerja samanya diatur dalam kesepakatan tersebut. Namun, yang paling utama adalah tujuannya meningkatkan upaya meminimalisir dampak dari konflik di Timur Tengah. “Ini strategis sekali karena upaya untuk melindungi negara ini,” terangnya.
Menurutnya, terorisme sebagai dampak dari konflik di Suriah dan Irak dengan kerja sama tersebut bisa ditekan. Arab Saudi dan Indonesia menghadapi masalah yang sama untuk persoalan itu. “Begitu juga dengan narkotika,” ungkapnya.
Yang pasti, dengan kerja sama tersebut nantinya kinerja kedua kepolisian akan bisa lebih efektif. Indonesia terbantu, begitu juga dengan Arab Saudi. “Dengan ini jejaring Polri menjadi semakin baik,” papar jenderal berbintang dua tersebut.
Sementara itu, ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Alsaud ke Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk mempromosikan sektor pariwisata dalam negeri.
“Rencananya kan beliau akan berkunjung ke Bali juga, kita punya potensi pariwisata yang bisa dipromosikan. Sekaligus ajang promosi bahwa kita ini negara muslim yang besar dan potensi pariwisatanya banyak sekali,” ujarnya kepada koran ini.
Lana menambahkan, berbagai macam objek pariwisata halal di Indonesia yang ramah bagi moslem traveller juga dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Selain itu, berbagai potensi pariwisata dalam negeri juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk menggenjot jumlah wisman dari Timur Tengah untuk berkunjung ke Indonesia. “Dari pada orang-orang pergi ke Eropa yang sekarang kurang bersahabat pariwisatanya, kenapa tidak berkunjung ke Indonesia saja,” imbuhnya.
Selain itu, pihak Arab Saudi juga bisa didorong untuk berinvestasi pada sektor pariwisata di Indonesia. Dengan begitu, ada simbiosis mutualisme yang tercipta antara Arab Saudi dan Indonesia.
Investor-investor kelas kakap dari Arab Saudi juga bisa melakukan studi dan memilih titik-titik lokasi mana saja di Indonesia yang dianggap perlu untuk dikembangkan dan memiliki potensi wisman yang besar.
Kemudian, para investor tersebut bisa menanamkan modalnya untuk membangun beragam fasilitas penunjang untuk pariwisata.
“Pariwisata kita (Indonesia) juga butuh investasi. Ya, biar orang-orang Arab Saudi yang investasi. Jadi, mereka bisa kembangkan investasi hotel ataupun mall sesuai minat dan keinginan mereka,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, ada pula potensi industri kreatif di Indonesia yang kini tengah bergeliat juga bisa menjadi salah satu nilai tambah.
Dengan memanfaatkan pelaku usaha di bidang industri kreatif untuk membuat berbagai produk yang bisa diekspor ke Arab Saudi, diyakini dapat menggerakkan roda ekonomi pelaku usaha khususnya pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Dikembangkan juga misalnya kalau kita berkunjung ke Arab Saudi itu barang-barangnya banyak yang made in Tiongkok. Apakah tidak lebih baik kita promote itu. Kita bisa kok menghasilkan fashion muslim, sajadah, atau produk-produk kreatif lainnya, mumpung ada rombongan besar datang ke sini. Mereka bisa diundang investasi ke sini, investornya mereka juga, bisa kembangkan itu disini, nanti dikirim ke Arab Saudi lagi,” katanya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyarankan, pemerintah harus memanfaatkan momentum kedatangan Raja Salman tersebut untuk mendongkrak ekspor Indonesia ke Arab Saudi. Salah satu komoditas ekspor yang potensial adalah produk hortikultura seperti buah-buahan.
“Penetrasi ke Arab dan negara lain. Kesempatan untuk promosi dengan rombongan 1.500 ditambah anggota keluarganya. Jadi promosi dari mulut ke mulut untuk produk kita. Makanan juga, seperti makanan khas Indonesia,” kata Sasmito di Gedung BPS, kemarin.
Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir jumlah ekspor Indonesia ke Arab Saudi menurun. Pada 2014, nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai 2,1 miliar dolar AS, kemudian menurun pada 2015 menjadi 2 miliar dolar AS, dan menjadi 1,3 miliar dolar AS pada 2016.
Sasmito melanjutkan, di samping potensi ekspor, kunjungan tersebut juga bisa memberikan dampak untuk jangka menengah dan panjang bagi sektor pariwisata.
Pihaknya pun optimistis jika kedatangan rombongan Raja Salman tersebut dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara asal Timur Tengah di Indonesia.
“Kalau dia saja oke ke sini, mungkin wisman lainnya akan terdorong meningkatkan kunjungannya ke Indonesia. Sehingga, ke depan kunjungan wisman naik dari Arab Saudi, multipliereffect-nya besar,” ujarnya.
Untuk dampak jangka pendek, kata Samito, akan dirasakan di tiga kota yang dikunjungi Raja Salman, di antaranya Jakarta, Bogor dan Bali. Dia meyakini, dari sektor hunian hotel, pariwisata, jasa angkutan transportasi, dan industri kreatif di ketiga wilayah tersebut akan terdampak.
“Dampak yang ikutan besar ke hotel, tempat pariwisata dan angkutan, industri kreatif, lebih ke sana terhadap inflasi,” katanya. Sementara itu, usai pertemuan bilateral, Presiden langsung menyematkan tanda Bintang Republk Indonesia Adipurna kepada Raja Salman.
Presiden memakaikan selempang, kemudian dilanjutkan dengan mengalungkan tanda kehormatan tersebut ke leher sang Raja. Raja Salman dianggap berjasa terhadap kelangsungan hubungan baik kedua negara.
Selain itu, tanda kehormatan tersebut juga diberikan sebagai bentuk kesetaraan hubungan timbal balik kenegaraan. Sebab, saat Presiden berkunjung ke Saudi pada musim haji 2015, dia menerima Star of the order of King Abdul Azis Al Saud Medal di Istana As Salam Diwan Malaki di Jeddah.
Tepat pukul 17.05, mobil yang membawa Raja Salman dan rombongan beranjak meninggalkan Istana Bogor menuju Jakarta.
Pantauan koran ini di Jalan Prof Dr Satrio, salah satu pintu masuk Hotel Raffles, perjalanan pulang rombongan Raja Salman dari Bogor tampaknya berjalan lancara. Setelah selesai dengan semua urusan di Bogor, pihak pengamanan yang terdiri dari kepolisian, TNI, hingga paspampres mulai bersiap-siap.
Pada pukul 17.30, barikade TNI sudah berjejer di setiap sisi jalur gerbang. Mereka terdiri dari lima prajurit perempuan dan lima prajurit laki-laki. Sedangkan, puluhan pasukan Brimob berjaga di seberang jalan di bawah fly over.
Beberapa kali mobil dari penghuni Apartement Somerset atau Rafles Premium Residence dilarang masuk menjelang kedatangan rombongan.
“Kami memang sengaja menambah sekitar 15 pasukan perempuan selain 100 pasukan yang kami siagakan untuk wilayah VVIP sendiri. Pasukan ini tugasnya mencegah ibu-ibu yang ingin menerobos saat rombongan datang. Kalau yang menghalangi laki-laki kan tidak enak,” ujar Ade Rony Wijaya, Komandan Kodim Jakarta Selatan.
Tepat pukul 17.58, empat sepeda motor patwal datang disusul oleh empat mobil pengawalan. Setelah itu, nampaklah mobil Mercedes Benz dengan plat Saudi Arabia memasuki gerbang dengan bendera Indonesia dan Arab Saudi.
Mobil tersebut adalah tunggangan dari Raja Salman. Setelah itu, sekitar 40 mobil lagi menyusul yang sepertinya diisi oleh menteri dan pangeran bersama staf yang ada. (*)
LOGIN untuk mengomentari.