in

Sampaikan dengan Terbuka, sambil Ngopi-ngopi

DISKUSI: Polisi dan mahasiswa diskusi di Kedai Kopi Santai Batu 8 Tanjungpinang. f-raymon/tanjungpinang pos

Strategi Polres Tanjungpinang Redam Demo Kenaikan PNBP

Semangat mahasiswa sudah berkobar-kobar. Mereka niatnya akan demo menolak kenaikan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Kamis (12/1) di Polres. Akhirnya, aksi diredam, tuntutan pun disampaikan sambil ngopi.

Tanjungpinang – Rencana awal mahasiswa dan para pemuda di Kota Tanjungpinang sekitar pukul 10.00 kemarin hendak mendatangi Polres Tanjungpinang di Batu 5 Atas.

Di sana, para kaum intelektual ini rencananya menolak kenaikan PNBP karena dinilai memberatkan masyarakat terlebih dengan kondisi ekonomi saat ini. Keresahan ini yang hendak ditolak dengan lantang.

Mereka sudah mempersiapkan toa. Ada juga mahasiswa yang mengenakan ikat kepala. Ya, rasanya demo dimana-mana belum lengkap tanpa ikat kepala. Mahasiswa lainnya terlihat masih mengenakan jaket almamater masing-masing kampusnya.

Sebagian di antara mereka merupakan HMI. Jumlahnya puluhan orang dan kebanyakan laki-laki.

Aksi mereka ini sebelumnya sudah diketahui pihak Polres. Sebelum demo dimulai, langsung dilakukan mediasi melalui intel. Setelah mediasi dengan koordinator lapangan, akhirnya mereka menunda demo pagi itu.

Para mahasiswa ini diajak sarapan sambil ngopi di Kedai Kopi Santai Batu 8 Tanjungpinang. Kebetulan pagi itu Kapolres Tanjungpinang, AKBP Joko Bintoro menggelar coffee morning dengan sejumlah stakeholder di Tanjungpinang.

Hadir saat itu Dandim 0315 Bintan, Letkol Inf TNI Ari Suseno. Saat itu, dari Pemko sangat dibutuhkan kehadirannya sehingga bisa membantu menjelaskan tentang tuntutan mahasiswa tersebut.

”Yang naik itu bukan pajaknya. Tapi PNBP seperti pengesahan STNK, BPKB, mutasi kendaraan dan lainnya,” ujarnya kepada wartawan.

Saat itu, mahasiswa dan polisi lebih banyak dialog interaktif. Tuntutan disampaikan mahasiswa, lalu dijawab langsung polisi. Situasi mengalir begitu saja hingga akhirnya lebih banyak melakukan tanya jawab.

Adapun rencana demo mahasiswa ini bertajuk ‘Aksi 121’ menuntut penolakan PP No.60 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Awalnya para pengunjuk rasa ingin menggelar aksinya selama dua hari. Namun batal dilakukan dikarenakan adanya mediasi dari pihak kepolisian. Langkah yang diambil polisi ini merupakan langkah persuasif untuk menjaga kondusifitas Kota Tanjungpinang.

Kapolres Joko Bintoro menyebuttkan, coffee morning ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi, menjaga kondusifitas dalam melaksanakan aksi demo yang akan dilaksanakan oleh seluruh kalangan mahasiswa di Kota Tanjungpinang.

Sehingga diharapkan para mahasiswa yang tergabung di dalamnya untuk tidak turun ke jalan, melainkan berdiskusi bersama-sama menyelesaikan permasalahan ini.

”Saya mengharapkan kepada seluruh adik-adik mahasiswa yang ingin melaksanakan aksi demo terkait dengan kenaikan PNBP untuk tidak melakukannya. Lebih baik mari kita bersama-sama untuk berdiskusi saja,” ajaknya.

Dalam diskusi itu, Kapolres menjelaskan, PP Nomor 60 tahun 2016 merupakan kenaikan yang bukan kenaikan pajak kendaraan bermotor, tetapi kenaikan itu adalah kenaikan administrasi dan kenaikan itu sudah ditentukan oleh pemerintah sebagai penerimaan daerah maupun negara.

Dengan demikian, maka pemerintah nantinya akan dapat memperbaiki sarana publik untuk masyarakat seperti yang sudah ada saat ini.

Kepolisian juga akan menerapkan program e-Tilang untuk pengendara kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat. Sarana itu akan memerlukan banyak biaya.

”Contohnya saja pembuatan program e-Tilang untuk sarana publik yang akan memerlukan biaya yang sangat besar,” katanya.

Kapolres mengatakan, tuntutan mahasiwa lebih baik disampaikan langsung dengan diskusi terbuka bersama pihak kepolisian ketimbang turun ke jalan.

”Aksi pemuda dan mahasiswa yang kebanyakan merupakan kalangan akdemis sebaiknya kita adakan diskusi dan duduk bersama merupakan cara yang lebih baik,” ujarnya.

Dandim Bintan, Letkol Inf TNI Ari Suseno yang turun langsung dalam meredam suasana hangat menuturkan, dengan cara mediasi atau diskusi merupakan solusi dalam menyelesaikan masalah secara bersama.

Dengan begitu, nantinya dapat menjalin dan mempererat silaturahmi.

”Mari kita diskusi dan mari kita sampaikan aspirasi kita agar mendapat solusi untuk masyarakat,” paparnya.

Syafrizal, yang mewakili HMI Tanjungpinang-Bintan mengharapkan kepada Polres Tanjungpinang untuk dapat nantinya berkerja sama dan dapat membantu agar aksi yang akan dilaksanakan, Jumat (13/1) hari ini berlangsung kondusif.

”Pada intinya, kami di sini meminta kepada polisi untuk bersama-sama mengawal bersama, mengenai poin-poin tuntutan yang akan kami suarakan nantinya,” pungkasnya.

Rencana aksi mahasiswa yang hendak digelar kemarin dan hari ini guna mengkritisi kenaikan tarif PNPB. Dia juga menyampaikan, saat ini ekonomi masyarakat lemah sehingga kenaikan itu merupakan beban yang menambah permasalahan perekonomian di tengah masyarakat.

”Harga sembako naik, tarif listrik naik, dan kenaikan tarif PNPB menambah beban ekonomi masyarakat,” ujar Syafrizal.(Raymon Sandy)

What do you think?

Written by virgo

Tahun Baru Disambut Kenaikan Tarif Dokumen Kendaraan

Nurdin Kantongi 48 Nama