in

Santri Didorong Miliki Jiwa Wirausaha

SUKABUMI – Kementerian Koperasi dan UKM melibatkan pesantren sebagai basis pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia KUMKM. Selain meningkatkan SDM, pelatihan juga untuk mendorong jiwa berwirausaha para santri. “Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para santri bisa menjadi icon pengembangan ekonomi kerakyatan. Kita akan terus mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pesantren.

Kita akan lakukan di seluruh Indonesia,” kata Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Prakoso BS, saat membuka pelatihan koperasi dan kewirausahaan yang diikuti oleh 500 santri di Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (30/8). Prakoso mengatakan para santri tidak hanya diajarkan tentang nilai-nilai agama di dalam kehidupan pesantren, tetapi juga menanamkan jiwa wirausaha agar kelak menjadi seorang pengusaha yang andal, santri bisa mengabdikan diri bagi masyarakat.

“Di dalam kehidupan dunianya, dia (santri) membutuhkan sarana dan usaha. Oleh sebab itu, bagaimana dia bisa konsentrasi menjalankan ajaran agama. Tapi, jika perut tidak kosong dan punya usaha, mereka bisa mengembangkan untuk membantu sesama,” kata Prakoso. Setelah berkembang sukses menjadi wirausaha, para santri selanjutnya disarankan membentuk koperasi, dengan maksud supaya mudah mendapatkan akses permodalan dan pemasaran.

Apalagi, saat ini sedang dibentuk badan usaha milik rakyat (BUMR) yang ke depan bisa saling bersinergi. “Sesuai dengan kebijakan untuk mengembangkan BUMR di mana koperasi mempunyai corporate. Kalau koperasi maju, anggotanya juga punya kemampuan untuk berusaha,” ujarnya.

Setelah itu, santri akan diperkenalkan dengan informasi dan teknologi (IT) melalui program pelatihan. Mengingat Kemenkop UKM mengharuskan setiap permohonan bantuan modal usaha melalui e-proposal. Bantuan modal usaha yang diberikan maksimal 13 juta rupiah. “Yang penting mereka membuat e-proposal.

Supaya mereka membuat proposal yang baik, persyaratannya harus mengikuti pelatihan, nah ini sudah dilatih,” tukas dia. Peserta Proaktif Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, KH Abdul Aziz Masthuro, meminta 500 peserta (santri) yang hadir mengikuti pelatihan secara konsisten dan proaktif.

“Jadilah peserta yang proaktif, kreatif, konsisten sampai akhir, sehingga pulang dari sini bawa keilmuan yang bisa diamplikasikan ke masyarakat,” pintanya. Ia mengingatkan bahwa pesantren merupakan lembaga yang salah satu tugasnya memberdayakan masyarakat sekitar. Dengan demikian, menurutnya, sangat penting para santri dibekali dengan ilmu berwirausaha.

“Peserta diharapkan kembangkan diri, kembangkan ponpes ini sehingga ponpes tidak tergantung pada orang lain,” katanya. Untuk diketahui, jumlah koperasi di Sukabumi sebanyak 1.949 unit. 156 unit di antaranya merupakan koperasi pondok pesantren, sedangkan jumlah koperasi aktif hanya berkisar 40 persen. tgh/E-3

What do you think?

Written by virgo

Fase Armina Dimulai, 1.470 Bus Disiapkan

Buah Ini Enak Sih! Tapi Stop bagi Penderita Diabetes dan Ginjal