PADANGPARIAMAN, METRO–Berpamitan untuk menikmati hiburan malam pergantian tahun di Kota Padang, Sarmila (18), malah ditemukan tewas tergantung. Remaja berambut panjang ini, ditemukan tak bernyawa oleh adiknya, Fauzan (7), Senin (2/1) dinihari pukul 01.00 dini hari WIB.
Wajah Fauzan langsung pucat dan juga takut, ketika menyaksikan kakaknya tergantung. Ada tali mengikat di lehernya. Fauzan berteriak dan membuat kerabat serta tetangga di kamping Korong Pasa Teleng, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padangpariaman, gempar.
Dalam waktu singkat rumah korban langsung dikerumuni warga. Tidak terkecuali sejumlah pengendara yang kebetulan sedang melintas di depan rumah korban. Maklum saja, rumah korban sendiri terletak di pinggir jalan utama, yang menghubungkan Lubuk Alung dan Kota Pariaman.
Aparat kepolisian dari Polsek Nan Sabaris dan Polres Padangpariaman, mengevakuasi jenazah korban yang tergantung.
Menurut penuturan etek korban, Rosmanidar (65), mengaku tidak menyangka jika ponakannya yang masih muda itu akan meninggal dunia dengan cara tidak wajar. Rosmanidar tidak melihat kelakuan aneh dari Sarmila dalam beberapa pekan terakhir.
“Dapek kaba kalau Sarmila maningga. Tapi itulah, Sarmila kironyo ditamuan tagantuang di rumah, dak ado nan manyangko,” terangnya.
Sebagai kerabat dekat korban, Rosmanidar mengakui sangat kehilangan dengan kepergian Sarmila. Apalagi semasa hidup, Sarmila yang bekerja sebagai karyawan RM Sambalado itu, dikenal sebagai pribadi yang ramah dan sopan.
Roslaini mengaku, terakhir bertemu dengan Sarmila, pada 31 Desember. Waktu itu Sarmila sempat berpamitan untuk pergi ke Padang untuk merayakan pergantian tahun.
”Wakatu itu inyo sempat pamit nio pai ka Padang. Katonyo untuak marayakan tahun baru di Padang. Tapi ruponyo, itulah terakhir kali awak ka batamu jo Sarmila,” terangnya.
Senada dengan itu diakui sejumlah tetangga korban. Dar, tetangga korban mengakui, almahurm Sarmila semasa hidupnya memang dikenal sebagai pribadi yang baik dan peramah. “Bahkan baru-baru iko kami bagalak-galak saat barabuik maambiak rambutan di dakek rumahnyo,” paparnya, mengenang kehidupan Sarmila.
Dar mengaku, tidak ada tingkah aneh dari Sarmila, sebelum kepergiannya dengan cara tak wajar itu.
Terpisah, Afrizal (56), ayah tiri korban juga mengakui, bahwa Sarmila semasa hidupnya merupakan pribadi yang baik dan ramah. Dalam kesehariannya, Sarmila merupakan keluarga besar dengan jumlah saudara berjumlah 10 orang.
Hanya saja, sejak ditinggal mati oleh ibu Sarmila, beberapa saat jelang Ramadhan yang lalu, Afrizal sudah terbilang jarang bersua dengan anak tirinya itu.
Namun demikian, saat bertemu dengan Sarmila, Afrizal mengaku sepertinya ada perubahan sikap pada diri Sarmila. ”Iyo sajak beberapo hari terakhir Sarmila agak barubah jadi pamanuang. Mungkin lah suratan pulo baginyo, sahinggo inyo mengakhiri hidupnya dengan caro itu,” ungkapnya dengan nada sedih.
Kapolsek Nan Sabaris Iptu Pamuji kepada POSMETRO saat autopsi menyebutkan, berdasarkan hasil outopsi yang dilakukan petugas di TKP, kuat dugaan, penyebab tewasnya Sarmila murni karena bunuh diri.
”Sebelumnya kita juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk beberapa orang kerabat korban. Dan didukung hasil autopsi yang dilakukan petugas medis, diduga penyebab kematian korban sementara ini, murni bunuh diri,” terangnya. (efa)