Perubahan Kurikulum mengakibatkan munculnya tantangan pada guru untuk mengembangkan keterampilan sehingga dapat menyajikan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan jauh lebih terasa baik karena dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu keterampilan yang dikembangkan terkait bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan kata lain, pembelajaran seharusnya tidak membuat siswa terbebani sehingga merasa bosan dan jenuh.
Terutama dalam pelajaran matematika. Sebagaimana kita ketahui banyak dari murid kita yang sangat malas dan merasa kurang semangat saat belajar matematika, mereka menganggap matematika itu pelajaran yang tidak seru.
Salah satu cara membuat suasana kelas dan belajar yang menyenangkan adalah membuat permainan. Akibatnya, murid antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pelajaran matematika. Bermain ular tangga contohnya.
Seperti halnya ular tangga pada tetapi ular tangga ini dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai untuk materi perkalian. Ular tangga ini akan membuat siswa merasa senang belajar perkalian.
Banyak manfaat dari penggunaan permainan ular tangga dalam pembelajaran matematika khususnya perkalian. Pertama murid akan dilatih untuk teliti dalam menjawab pertanyaan yang ada pada lembar soal.
Kedua murid diharapkan mampu melatih kesabaran, jika seandainya mendapatkan gambar ular yang artinya murid akan mundur sesuai gambarnya. Juga melatih kebersamaan bersama lawan mainnya. Permainannya sangat sederhana.
Guru menyiapkan dadu yang berisikan angka. Dadu dibuat melalui aplikasi canva agar lebih menarik. Guru bisa memodifikasi gambar pada dadu dengan berbagai gambar angka yang ada pada template canva.
Kemudian diprin dan digunting kemudian tempelkan di kertas tebal atu kardus bekas, sehingga tebal dan mudah digunakan. Dadu dibuat dua buah untuk satu lembar soal.
Pembuatan lembar soal dapat disesuaikan dengan kebutuhan kelas. Guru dapat memanfaatkan berbagai aplikasi termasuk canva. Karena pada aplikasi canva banyak sekali gambar menarik yang bisa kita gunakan untuk membuat latar soal.
Kali ini saya membuat seperti huruf U saja. Yang mana di dalamnya berisikan sepuluh soal perkalian. Materi soal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan setiap kelasnya. Jadi, bisa digunakan di jenjang kelas I- VI SD.
Setelah soal dan dadunya selesai dibuat. Siapkan pionir atau sebagai Mari kita lakukan pembelajaran di kelas. Caranya, murid dibagi menjadi kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari dua orang saja. Bisa juga kita sesuaikan dengan kesepakatan awal.
Kali ini saya membagi menjadi dua orang anak dalam satu kelompok.
Permainan ular tangga ini cukup mudah untuk dilakukan. Langkah pertama, siswa diminta suit terlebih dahulu atau dalam bahasa minang disebut balasik.
Setiap anak akan beradu ketangkasan dalam suit. Guru bisa meminta murid untuk suit perkalian atau penjumlahan. Yang saya lakukan di kelas saya, saya meminta murid suit perkalian dengan satu tangan.
Siapa yang menang akan menjadi pemain pertama. Selanjutnya akan melempar dadu. Pionir akan dijalankan sesuai angka yang muncul. Murid selanjutnya menjawab soal yang ada pada lembar soal di kertas yang sudah disiapkan.
Di sini melatih ketangkasan murid dalam menjawab soal. Setelah selesai menjawab soal, giliran pemain berikutnya melempar dadu dan mengerjakan soal, begitu seterusnya sampai ke soal terakhir. Bila bertemu ular, maka murid akan mundur.
Pemenangnya ditentukan siapa yang terlebih dahulu sampai ke titik terakhir atau angka terakhir. Namun, guru dalam hal ini harus mengingatkan murid agar mengerjakan soal dengan teliti. Walaupun sampai duluan, hasilnya kurang pas, maka pemenangnya yang jawabannya tepat. (Elmi Yanti, S.Pd, UPT SDN 12 PANINJAUAN)