in

SD Negeri 46 Payakumbuh, Menghadirkan Nilai-Nilai Islam Terpadu

Melwita, S.Pd
(GURU SDN 46 PAYAKUMBUH)

Semangat mendidik generasi hari ini, untuk menjadikan mereka generasi Rabbani tentunya harus dimiliki oleh semua pendidik yang beragama Islam. Beratnya perjuangan dan tantangan zaman yang akan mereka hadapi, dimasa 20-30 tahun yang akan datang menuntut mereka harus memiliki keimanan yang kokoh, yang akan membentengi mereka dari segala rongrongan zaman yang nilai kebenaran dan kebaikannya semakin luntur.

Maka, butuh perjuangan yang serius bagi kita semua sebagai seorang pendidik. Menghadirkan niat, dan aksi yang nyata untuk membekali generasi yang kita didik hari ini agar memiliki keimanan yang kuat dan karakter yang baik.

Proses pendidikan untuk menanamkan keyakinan (aqidah) yang kuat dan karakter yang baik, membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Tidak bisa dalam sekejap saja hal itu bisa kita wujudkan.

Pembiasaan dan penanaman nilai keislaman yang kuat, dimulai sebenarnya ketika anak masih dalam kandungan orang tuanya, sampai masa golden age mereka. Nah, karena di sekolah khususnya SD kita memulai proses pendidikan yaitu ketika mereka mulai masuk di kelas 1 SD.

Ketika umur 7 tahun tersebut, maka aturan-aturan dan kebiasaan yang harus mereka ketahui seperti, membaca basmalah setiap kali akan makan, baca doa sebelum keluar rumah, membiasakan salam, mengenalkan bacaan-bacaan shalat, mengetahui ini barang milik teman tidak boleh kita ambil dan lain sebagainya.

Juga di masa 7 tahun ini, shalat harusnya sudah menjadi kebiasaan yang mereka lakukan dan tidak boleh lagi mereka tinggalkan. Inilah waktu bagi kita untuk serius berjuang melatih mereka memiliki kebiasaan shalat ketika azan sudah berkumandang, dan kebiasaan baik lainnya.

Setiap orang tua Muslim wajib memberikan dasar-dasar agama kepada anak sejak kecil. Adanya didikan ini akan menumbuhkan iman pada anak sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat imannya dan tidak mudah goyah.

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, “hai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan merupakan kezaliman yang besar (QS. Al-Luqman: 13). Tauhid adalah ilmu yang menyatakan tentang keesaan Allah. Ilmu ini perlu diajarkan sejak usia dini agar bisa menjadi pondasi dari keimanan sang anak.

Orang tua dapat menjelaskan kepada anak bahwa Allah itu satu dan tidak boleh disekutukan. Ajarkan anak kalimat syahadat, kenalkan kepada Rasul Allah, dan apa saja akibat dari menyekutukan Allah.

Di sekolah negeri biasanya karena anak-anak pulangnya cepat, maka terkendala kadang untuk memperbanyak waktu dalam pendidikan Islam kepada anak-anak. Namun, hal tersebut sebenarnya bisa kita siasati dengan semangat kita untuk mendidik generasi ini.

Dan berharap hanya untuk mendapatkan RidhoNya, maka waktu yang sedikit In Syaah Allah berkah, dan kita masih bisa mengintegrasikan dan mengajarkan semua nilai Islam terpadu yang biasanya dilaksanakan di SDIT bisa juga kita terapkan di SD Negeri.

Seperti halnya di SD Negeri 46 Payakumbuh, dibawah pimpinanan Erlina, S.Pd.SD program atau kegiatan untuk mengintegrasikan nilai Islam yang sudah dilaksanakan dari kelas 1 SD setiap harinya anak-anak mempraktekkan shalat Duha di sekolah.

Dengan harapan, ketika dilaksanakan setiap hari, maka anak-anak akan hafal bacaan shalat. Yang sudah kami praktekkan di sekolah, alhamdulillah dari sebulan perjalanan mempraktekkan ini di SD Negeri 46 Payakumbuh.

Alhamdulillah sudah nampak progres dari anak-anak. Yang awalnya tidak bisa sama sekali membaca bacaan shalat, dengan dipraktekkan setiap hari mereka sudah hafal bacaan shalat dan gerakannya. Tidak hanya praktek shalat Duha, kami juga mengontrol pelaksanaan shalat anak-anak dengan kerjasama orang tua mengisi buku “amalan harianku”.

Di buku ini, ada kontrol pelaksanaan shalat setiap hari yang diisi orang tua dan setiap hari juga dinilai guru kelas. Untuk kelas tinggi (kelas 4,5 dan 6) ada kegiatan tilawah dan tahfizh setiap hari, ditambah dengan kegiatan literasi. Kegiatan ini, juga dikontrol oleh guru kelas dengan buku agendanya “one day one page”. Alhamdulillah kegiatan ini juga berjalan dengan baik.

Kemudian, kegiatan lain yang kami lakukan adalah kegiatan menghafal Al-Quran. Ini dilakukan, setelah shalat Duha, setelah kegiatan berdoa. Dan juga kegiatan tahfizh setelah pulang sekolah untuk anak-anak yang mau mengikuti ekskul tahfizh.

Kegiatan Muhadarah dan upacara agama di hari Jumat, serta mendidik anak-anak untuk terbiasa berinfak dan berbagi. Selain kegiatan diatas, anak-anak juga selalu diingatkan dan diajarkan untuk bertutur kata yang sopan. Tidak memanggil temannya dengan sebutan ‘ang’ dan tidak menyebutnya dirinya dengan “den”.

Untuk makan dan minum, kita juga selalu mengingatkan adab-adab makan yang baik, yaitu makan dan minum sambil duduk, membaca doa sebelum makan dan makan makanan dengan memegangnya dengan tangan kanan.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa juga dilakukan dengan serius dan konsisiten di SD negeri untuk mewujudkan generasi Rabbani, meniru dan mencontoh program yang ada di SDIT. Walaupun, anak-anak pulangnya lebih cepat, namun tidak mustahil kalo kita sebagai pendidik masih bisa menanamkan nilai-nilai Islam dengan utuh di SD Negeri.

Masih banyak lagi PR kita untuk menanamkan nilai-nilai Islam yang lain. Kita berproses sedikit demi sedikit. Semoga Allah berkahi semua waktu kita, dan semua yang kita lakukan menjadi amal ibadah. Wallahua’lam.(Melwita, S.Pd, GURU SDN 46 PAYAKUMBUH)

What do you think?

Written by Julliana Elora

SDN 01 Ampang Miliki Ruang Kelas Baru, Hendri Septa Tandatangani Prasasti

ICBS Payakumbuh Guru Mesti Berinovasi