in

SD Negeri 50 Payakumbuh, Seberapa Penting Asesmen Awal Pembelajaran Bagi Guru?

Cici, S.Pd
(GURU SDN 50 PAYAKUMBUH)

Sebagai seorang guru, mendapati kesenjangan pemahaman antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya merupakan hal yang biasa terjadi. Peserta didik yang berada dalam kelas yang sama, dengan rentang usia yang berdekatan, belum tentu memiliki kebutuhan, kemampuan, tingkat kematangan, serta pengalaman yang sama.

Kesenjangan pemahaman peserta didik tersebut bukan saja terjadi pada kelas rendah (kelas 1,2,3) namun juga terjadi di kelas tinggi (kelas 4,5,6). Kesenjangan pemahaman peserta didik tersebut disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah belum sesuainya pembelajaran yang diberikan guru terhadap karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didik itu sendiri.

Lalu bagaimana seorang guru bisa memberikan pembelajaran yang sesuai dengan potensi, karakteristik dan kebutuhan peserta didik? Dan apa yang harus dilakukan guru?. Salah satu hal penting yang harus dilakukan guru adalah dengan melakukan asesmen kepada peserta didik di awal pembelajaran.

Asesmen adalah suatu proses dalam mengumpulkan dan mengolah informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik. Asesmen dilakukan agar guru bisa mengetahui kemampuan peserta didik. Hasil asesmen tersebutlah yang digunakan guru sebagai bahan refleksi dan acuan dalam meningkatkan pembelajaran.

Pelaksanaan asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, dan dapat dipercaya untuk menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya yang akan diambil guru untuk pelaksanaan pembelajaran.

Asesmen di awal pembelajaran (asesmen diagnostik) adalah salah satu bentuk asesmen formatif, yang mana asesmen tersebut bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dan kebutuhan belajar peserta didik di awal pembelajaran.

Asesmen diagnostik ini dapat dilakukan guru pada minggu-minggu awal tahun pelajaran, atau diawal materi baru pada setiap mata pelajaran, namun hal ini dilakukan pada kompetensi tertentu saja yang dianggap penting bagi guru untuk melakukan asesmen.

Adapun hasil dari asesmen ini nantinya dapat digunakan guru sebagai rujukan atau pedoman dalam merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, serta potensi peserta didik itu sendiri.

Peserta didik akan mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dan kondisinya. Dalam pembelajaran peserta didik bisa lebih aktif, pembelajaran akan terasa bermakna dan menyenangkan sehingga akan dapat meningkatkan hasil pencapaian peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru.

Cara yang dapat dilakukan guru pada asesmen awal pembelajaran adalah dengan menggali informasi tentang peserta didik seperti latar belakang keluarga, motivasi, minat serta ketersediaan sarana dan prasarana belajar yang ada di satuan pendidikan.

Selain itu untuk kelas lanjutan asesmen awal pembelajaran dapat dilakukan dengan menganalisis rapor peserta didik tahun sebelumnya, dengan cara melihat dan membaca rapor yang diperoleh oleh peserta didik, serta melakukan komunikasi dengan guru kelas sebelumnya.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan guru adalah mengidentifikasi kompetensi yang akan diajarkan dengan cara membuat atau mengembangkan indikator turunan sehingga tujuan pembelajaran lebih terperinci lagi. Setelah melakukan hal tersebut selanjutnya guru bisa menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik.

Selanjutnya guru bisa melaksanakan asesmen dan mengolah hasil asesmen tersebut. Hasil asesmen yang diperoleh dapat dijadikan sebagai acuan dalam merencanakan pembelajaran yang lebih menyenangkan, bermakna dan lebih tepat sasaran.(Cici, S.Pd, GURU SDN 50 PAYAKUMBUH)

What do you think?

Written by Julliana Elora

PSG Gadut Tunjukkan Geliat Pembinaan Sepakbola Ranah Minang

SMP Islam Raudhatul Jannah, Masuk 10 Peserta Terbaik Bimtek se-Sumbar