in

SD Negeri 59 Payakumbuh: Asyiknya Belajar BAM, Bikin Kue Loyang

SENANG: Para murid SD Negeri 59 Payakumbuh sedang asyik dalam praktik pelajaran membuat kue loyang.(TIM LAMAN GURU PAYAKUMBUH)

Diluncurkannya muatan lokal atau mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Kota Payakumbuh, merupakan salah satu upaya pemerintah daerah dalam mengantisipasi dan membentengi generasi penerus bangsa, dari bahaya dan ancaman perkembangan zaman kemajuan teknologi dan informasi.

Kemajuan teknologi dan informasi tidak hanya memberikan kemudahan bagi anak didik, namun juga bisa berdampak buruk apabila tidak bisa menyaring informasi yang didapatkan melalui gawai.

Salah satu dampak buruk itu ialah kecanduan game online, kurangnya interaksi sosial dengan lingkungan maupun orang tua hingga maraknya berita bohong (hoaks), sehingga banyaknya kejadian seperti sekarang yang sudah melanggar nilai-nilai luhur yang ada di Minangkabau.

Lewat pendidikan keminangkabauan, nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini dijadikan pegangan hidup oleh masyarakat Minangkabau dapat terus dilestarikan. Jadi, pesatnya arus informasi dan budaya asing bukan menjadi alasan lunturnya kebudayaan daerah.

Materi BAM lebih diutamakan pada keterampilan dasar dan mengenal konsep adat-istiadat dalam bentuk kongkret. Artinya, materi yang diajarkan harus bisa dipraktikkan oleh peserta didik langsung sehingga menjadi keterampilan dalam kehidupannya.

Materi yang bersifat konsep harus dapat diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam membelajarkan materi makanan tradisional, peserta didik harus tahu apa saja makanan tradisional Minangkabau.

Pada hari Sabtu, 27 Januari 2024 Peserta didik kelas V SDN 59 Payakumbuh melaksanakan praktek pelajaran BAM yaitu membuat salah satu makanan Tradisional Minangkabau “Kue Loyang”. Dalam proses pembelajaran, peserta didik diajarkan tentang tahap-tahap persiapan dalam membuat makanan Kue Loyang.

Bahan-bahan masakan dibawa dari rumah sedangkan pengolahan dan pengidangan langsung dilaksanakan di dalam kelas. Selain itu, guru juga langsung melibatkan peserta didik dalam membuat adonannya.

Semua siswa terlibat aktif dalam pembagian tugas, baik itu memasak dan penyajian, dan mereka bersama-sama menjaga kebersihan makanan yang mereka masak.

Peserta didik terlihat antusias dalam proses pembuatan Makanan Tradisional kue Loyang, apalagi saat mencetak dan memasak Kue Loyang, mereka memahami dan menghargai Bahan-bahan lokal yang digunakan dalam pembuatan Kue Loyang.

Melalui pembelajaran Budaya Alam Minangkabau, peserta didik tidak hanya belajar tentang budaya alam minangkabau secara langsung, tetapi juga merasakan kegembiraan dan kebanggaan dalam menghadirkan makanan tradisional. Hal ini dapat menjadi momen berkesan yang memupuk rasa cinta terhadap budaya kuliner minangkabau.(Nining Purwati, S.Pd, Guru SDN 59 Payakumbuh)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tekan Inflasi, Pemprov Mulai Operasi Pasar

Masyarakat Harus Lindungi Data Pribadi