in

SD Negeri 59 Payakumbuh Guru dan Orangtua Berperan Tingkatkan Minat Baca

SERIUS: Para murid SD Negeri 59 Payakumbuh terlihat antusias saat melakukan aktivitas
membaca.(IST)

Perkembangan teknologi dalam bidang informasi di era digitalisasi saat ini begitu pesat. Namun, minat membaca siswa masih saja begitu rendah. Jika dibandingkan dengan dulunya jelas, jauh sekali perbedaannya.

Karena dulunya, dalam hal akses membaca untuk mendapatkan buku saja dulunya bisa dilakukan secara manual. Di mana harus ke perpustakaan terlebih dahulu atau membelinya melalui toko-toko buku.

Namun sekarang ini, kita justru lebih mudah mengakses hanya lewat telepon genggam. Dan juga banyak aplikasi yang tidak berbayar dan artikel yang bisa di unduh kapanpun dan di manapun. Tapi kenapa minat baca generasi mudah kita saat ini masih saja rendah?

Padahal semua kita tahu, kalau membaca itu merupakan kunci dalam proses belajar.
Saat seseorang memiliki kemampuan membaca yang baik, maka ia akan dapat menyerap berbagai macam pengetahuan. Ini tentunya sangat berguna untuk meningkatkan kesempatan orang tersebut dalam memperbaiki dirinya.

Sebenarnya, minat baca telah dimiliki oleh setiap individu pada hakikatnya. Akibat dorongan naluri serba ingin tahu dari setiap individu, rasa ingin tahu tersebut mendorong kita untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.

Minat dan kebiasaan membaca sendiri, merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dengan demikian, minat dan kebiasaan membaca bukan keterampilan bawaan. Ini dapat diasah, dipupuk, dibina dan dikembangkan setelah mereka dilahirkan.

Dalam hal ini, target utama yang harus dibiasakan untuk meningkatkan minat baca adalah anak yang baru menginjakkan kaki ke sekolah. Karena anak yang baru masuk sekolah menyerap dengan baik dan menerima apapun hal yang dikatakan oleh gurunya.

Untuk itu kita sebagai guru harus cerdas dan tanggap dalam mengambil kesempatan untuk segera membudayakan minat baca kepada anak. Upaya untuk meningkatkan minat baca anak Indonesia tentu lebih mudah dan cepat bila didukung oleh semua pihak.

Oleh karena itu, peran guru dan orangtua benar-benar penting. Guru dan orangtua harus benar-benar bekerjasama untuk meningkatkan minat baca anak. Begitu banyak kegiatan yang bisa kita lakukan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kemampuan membaca.

Namun demikian, menurut hasil Data terbaru januari 2021, Unesco menyebutkan, Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Artinya minat baca masyarakat sangat rendah. Menurut data Unesco, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen.

Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).

Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 9 provinsi yang masuk dalam aktivitas literasi sedang, 24 provinsi masuk dalam literasi rendah, dan satu provinsi masuk dalam kategori literasi sangat rendah.

Sulsel sendiri duduk di kursi 11 dengan nilai indeks 38,82. Sementara itu untuk indeks dimensi budaya, di mana mencakup soal kebiasaan membaca, maka Sulawesi Selatan juga berada di zona rendah dengan poin indeks 27,94.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang positif antara minat baca dengan kebiasaan membaca dan kemampuan membaca. Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia tentu menjadikan kebiasaan membaca yang rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah akan berdampak pada kemampuan membaca yang pastinya juga rendah.

Dengan melihat fenomena tersebut peran guru dan orang tua sangatlah penting dalam berperan aktif untuk meningkatkan minat baca bagi siswa. Adapun peran atau upaya guru dalam meningkatkan minat baca siswa sebagai berikut, guru sebagai fasilitator menyediakan berbagai buku yang disukai dan dekat dengan siswa. Menyediakan tempat membaca yang nyaman dan mudah diakses.

Guru sebagai motivator mendorong semangat siswa dan membangun suasana yang menyenangkan untuk mewujudkan minat baca yang tinggi, guru sebagai supervisor yang mengawasi kegiatan saat anak membaca dan anak merasa aman selalu ada yang mengawasi, guru sebagai teman agar siswa dapat bercerita mengenai bacaan yang diperolehnya dan guru dapat menguatkan nilai-nilai dalam bacaan tersebut.

Guru juga dapat membudayakan membaca dengan mengingatkan manfaat baca setiap sebelum memulai pembelajaran, dengan hal ini siswa akan terbiasa memperoleh informasi dari guru dan melaksanakannya.

Adapun hal di atas dapat dilakukan oleh guru. Namun tidak hanya guru, peran orangtua juga ikut aktiv di dalam meningkatkan minat baca anak. Sebab, anak mempunyai lebih banyak waktu dengan orangtuanya daripada di sekolah. Berikut peran atau upaya orangtua dalam meningkatkan minat baca siswa.

Orangtua dapat menjadi contoh yang baik untuk anak. Karena pembiasaan yang baik diawali dari dilihat dan didengar. Ketika orangtua memberikan contoh ketika berada di rumah, anak akan menjadi kepo apa yang dibaca oleh orangtuanya, dan kenapa harus membaca?

Orangtua harus membiarkan anak memilih buku yang ingin dibaca. Sesekali bawalah anak ke toko buku atau keperpustakaan umum. Libatkan anak dalam pemilihan buku yang ingin ia baca. Dengan hal tersebut, anak akan merasa bebas. Tapi orangtua masih tetap mengawasinya.

Beri anak sesekali ruang untuk membaca melalui handphone. Karena di dalam handphone, begitu banyak bacaan yang menarik. Dengan handphone-pun, anak-anak akan jauh lebih bersemangat untuk melihat dan ingin tahu.

Sediakanlah tempat yang nyaman dan tenang untuk anak membaca. Agar-anak dapat berkonsentrasi penuh pada buku yang ia baca. Sesekali tak ada salahnya kita sebagai orangtua memulai dan membacakan cerita yang disukai dan dekat untuk anak. Beri kesempatan anak untuk mendengar dan bertanya.

Dan yang terpenting, sediakan bahan bacaan di rumah. Dengan upaya-upaya tersebut. Muncul pertanyan. Apakah harus membaca buku pelajaran? Dan mengapa kita harus membaca? Perkembangan zaman dan pastinya teknologi sudah masuk ke berbagai segmen, kegiatan membaca pun tak jauh dari perkembangan teknologi dan digitalisasi.

Saat ini semua orang bisa dengan mudahnya membaca buku secara digital tanpa harus datang ke perpustakaan, banyaknya buku elektronik (e-book) atau aplikasi untuk membaca seperti ipusnas, webtoon, wattpad memudahkan kita untuk mengakses dan mendapatkan banyaknya bacaan.

Anak tidak harus membaca buku bacaan, karena begitu banyak buku yang baik untuk mengisi pengetahuan anak. Tidak hanya di buku pengetahuan, saat sekarang banyaknya komik-komik atau novel-novel mendidik yang sangat gampang didapatkan.

Apalagi kebanyakan anak suka melihat bacaan yang memiliki gambar, bacaan yang tak melulu formal. Kita sebagai orangtua dan guru harus cukup detail untuk setiap hal yang disenangi anak.

Tak kalah pentingnya, guru-guru di sekolah hendaknya dapat berkolaborasi dengan baik untuk bersama-sama membangun semangat literasi. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah membuat pojok baca untuk anak, membuat slogan-slogan untuk menunjang hal-hal yang dapat dilihat oleh peserta didik setiap harinya.

Guru juga dapat berkerjasama dengan orangtua untuk meninjau kegiatan anak selama di rumah. Tujuan hal ini dilakukan agar minat baca dalam semangat literasi digitalisasi siswa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

Harus kita pahami bahwa membaca dan budaya literasi adalah suatu kegiatan yang tak pernah lepas dari keseharian. Hal ini menjadi salah satu faktor dalam keberlangsungan hidup. Kurangnya literasi membuat orang zaman kini lebih mudah emosi. Dikit-dikit menyebar hoax dan hate speech. Hal ini akan menjadi dampak dari kurangnya literasi masyarakat.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran orangtua dan peran sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan minat baca siswa. Untuk itu dalam melaksanakan upaya-upaya di atas akan mempermudahkan kita sebagai guru dan orangtua dengan perlahan meningkatkan minat baca siswa dalam semangat literasi dan digitalisasi. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Polresta Padang Siapkan Piala Best Supporter

SD Negeri 21 Payakumbuh, Olah Sampah Kulit Buah Jadi Cairan Eco Enzyme