Ferrari Punya Pace Lebih Baik
Jika nantinya Lewis Hamilton sukses merengkuh gelar juara dunia Formula 1 untuk keempat kalinya musim ini, sebagian besar penyebabnya adalah kesalahan Ferrari. Dengan raihan poin “cuma-cuma” yang didapat dari dua balapan terakhir, kini pembalap Inggris tersebut berdiri tegak di klasemen pembalap dengan keunggulan 34 poin. Padahal di saat yang sama, Mercedes sedang dalam tren penurunan performa.
Dari dua balapan terakhir, GP Singapura dan Malaysia, Sebastian Vettel kehilangan 34 poin. Sedangkan Hamilton membawa pulang 43 dari 50 poin yang bisa diraih. Di Singapura, Vettel gagal finis akibat tabrakan karambol dengan Max Verstappen (Red Bul-TAG Heuer) dan rekan satu timnya sendiri Kimi Raikkonen.
Di Malaysia Minggu lalu (1/10), Vettel kembali kehilangan enam poin berharga karena kerusakan turbo di sesi kualifikasi sehingga harus start dari posisi paling buncit. Perjuangannya mengejar ketertinggalan nyaris berhasil. Pace balapan Vettel jauh di atas Hamilton di Sepang. Rata-rata di atas satu detik. Keunggulan besar Hamilton saat ini didapat tanpa perjuangan berat menghadapi Vettel.
Meski demikian, Sepang setidaknya menunjukkan potensi Ferrari dan Vettel sebenarnya. Di sirkuit high speed yang mengalir, dan membutuhkan power mesin besar, Ferrari bisa sangat tangguh. Kini, masalah yang harus mereka selesaikan adalah soal ketahanan atau reliability. Masalah ini menimpa Vettel dan Raikkonen secara beruntun di Sepang. Buntutnya, Raikkonen yang berpotensi juara di Malaysia, justru gagal start karena kerusakan turbo saat outlap.
Sayangnya, senjata ampuh Vettel itu datang di saat yang tidak tepat- jika tidak ingin menyebutnya sangat terlambat. Saat balapan hanya menyisakan lima seri dan jarak dengan Hamilton sudah terbentang jauh, SF70H justru menunjukkan top performanya. Bisa jadi, melonjaknya performa mobil Vettel, karena Ferrari mengganti semua elemen utama mobil dengan yang baru.
Diketahui bahwa Ferrari telah memasang MGU-H dan turbocharger kelima untuk mesin Vettel di Sepang. Unit kelima berarti sudah melampaui jatah maksimal yang diperbolehkan dalam satu musim yakni empat. Penggantian dua suku cadang utama tersebut secara teori seharusnya diganjar 20 grid penalti. Tapi karena Vettel start dari posisi buncit, penalti tersebut tidak berarti apa-apa.
Dengan kondisi tersebut Vettel bakal datang ke Suzuka, Jepang 8 Oktober nanti dengan mesin fresh. Vettel sempat khawatir tabrakan dengan Lance Stroll (Williams-Mercedes) saat slow lap usai balapan merusak gearbox-nya. Namun kemarin, Ferrari memastikan gearbox Vettel masih bisa digunakan. Namun Ferrari berencana akan menggunakan gearbox tersebut pada sesi latihan bebas ketiga (FP3) GP Jepang untuk memastikan apakah suku cadang itu bisa digunakan saat balapan.
Suzuka, lagi-lagi, adalah sirkuit yang nyaris sama karakternya dengan Sepang. Cepat dan mengalir. Di atas kertas Mercedes adalah favorit di trek sepanjang 5.8 kilometer itu. Namun melihat performa W08 di Sepang, Ferrari dan Red Bull punya peluang besar untuk bertarung. Bos Mercedes Toto Wolff mengakui performa timnya anjlok. Indikasi terbesar adalah ketika Valtteri Bottas yang start dari posisi kelima bisa disalip Vettel yang memulai lomba dari posisi buncit.
”Jika kita lihat real pace kami hari ini (balapan GP Sepang) kami sebenarnya ada di P5 (posisi kelima). Mari kita lihat apa yang terjadi di Suzuka. Kami punya waktu beberapa hari untuk memahami apa yang terjadi dengan mobil kami,’’ aku Wolff. Di atas kertas, Wolff merasa Suzuka adalah trek yang pas untuk menunjukkan potensi mesin Mercedes yang punya power mumpuni.
Di sinilah peluang Ferrari tetap terbuka. Setidaknya, Vettel tidak perlu merasa kalah hingga secara matematika pelungnya tertutup. Apalagi dengan tren positif Red Bull yang terus menanjak, Ferrari bisa memanfaatkan itu. Jika Vettel bisa merengkuh juara di Suzuka, sementara di belakangnya ada Raikkonen, Verstappen, dan sekaligus rekan setimnya Daniel Ricciardo, jarak poin bisa terkepras signifikasn. Meskipun pada kenyataanya tidak akan semudah itu.
Dua pembalap Mercedes sendiri sepertinya tak bisa menggeber habis-habisan mesinnya. Ada beberapa elemen utama mesin mereka yang sudah mencapai limit. Untuk tiga elemen utama mesin seperti, Internal Combustion Engine (ICE), turbo charger (TC), dan Motor Generator Unit-Head ( MGU-H) baik Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas sudah menggunakan unit yang keempat atau terakhir. Pergantian berikutnya akan terkena penalti start turun lima grid.
Vettel percaya di Suzuka akhir pekan ini adalah momen yang pas untuk comeback. Dia seiap bertarung dengan siapapun, termasuk Max Verstappen yang sangat tangguh di Sepang. ”(Performa kami) sangat menjanjikan jika melihat mobil kami yang cepat. Bahkan ketika saya dan Kimi bermasalah sekalipun. Saya benar-benar tidak terlalu khawatir (dengan posisi klasemen) hanya kita harus tetap mencari solusi untuk mengatasi masalah ini,’’ ucap Vettel. (*)
LOGIN untuk mengomentari.