JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM melakukan penyempurnaan sejumlah kurikulum pelatihan, salah satunya kurikulum pelatihan kewirausahaan. Dalam penyempurnaan ini melibatkan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto mengatakan, penyempurnaan kurikulum pelatihan tersebut dilakukan seiring dengan perkembangan zaman, khususnya dalam menghadapi era teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini.
“Berdasarkan pengalaman, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan Kemenkop dan UKM banyak diikuti oleh anak-anak muda yang ‘melek’ teknologi yang selalu ingin hal-hal baru, dan tidak gampang puas. Karena itulah, kurikulum pelatihan pun harus menyesuaikan dengan perkembangan tersebut,” kata Rulli, di Jakarta, Jumat (25/10).
Rulli menyebutkan, hal mendasar dalam penyempurnaan kurikulum pelatihan kewirausahaan tersebut di antaranya memanfaatan IT (informasi teknologi), dan delivery-nya yakni bagaimana agar materi-materi yang diberikan dalam pelatihan bisa ter-delivery dengan baik kepada peserta.
Ia menambahkan, selain penyempurnaan kurikulum pelatihan kewirausahaan, pihaknya juga akan penyempurnaan kurikulum pelatihan perkoperasian dan pelatihan vokasinal atau keterampilan teknis.
“Kurikulum-kurikulum pelatihan tersebut menjadi pedoman bagi kepala dinas, instruktur atau pelatih, dan pihak-pihak lain yang melakukan pelatihan untuk pengembangan SDM KUMKM,” tandas Rulli.
Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kemenkop dan UKM, Nasrun menambahkan, penyempurnaan kurikulum pelatihan tersebut, saat ini terus dibahas. “Diharapkan mulai awal tahun 2020 sudah bisa diimplementasikan,” katanya.
Starup Coop
Dalam kesempatan tersebut, Rulli juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangan Starup Coop. Pengembangan ini dilakukan bekerjasama dengan sejumlah pihak, di antaranya pelaku koperasi, Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), pihak kampus, dan komuniasi Starup.
“Ini kami lakukan untuk menjawab bahwa kopersi juga bisa menjadi badan usaha modern. Melalui Starup Coop ini, kami menunjukkan bahwa koperasi bisa cocok bagi kaum milenial ketika mereka ingin mengembangkan potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang mereka miliki,” katanya.
Hingga saat ini, kata Rulli, Kemenkop dan UKM telah melakukan pelatihan Starup Coop di empat titik, yakni Depok, Lampung, Bali dan Bandung (Jawa Barat). Pelatihan dilakukan selama tiga hari dan minat masyarakat sangat tinggi. ruf/E-3