Ibu-Anak Sulung Tewas, Ayah-Anak Bungsu Koma, H+2, 334 Nyawa Melayang di Jalan
Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah yang tadinya disambut penuh suka cita oleh pasangan suami-istri Adril, 35, dan Metriyanti, 35, mendadak menjadi tangis bagi keluarga besar mereka yang tinggal di Situjuah, Limapuluh Kota dan Sungayang, Tanahdatar.
Ini terjadi setelah Adril dan Metriyanti yang berlebaran dengan menaiki sepeda motor bersama dua putri mereka, terjun bebas ke dasar tebing setinggi 18 meter di kawasan Lengkok Galak atau Angin Berhembus, Jorong Kotogadang, Nagari Maek, Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Senin lalu (26/6) sekitar pukul 12.45.
Akibat peristiwa yang menyayat hati tersebut, Metriyanti bersama putri sulungnya Risa, 10, meninggal di Tempat Kejadian Peristiwa (TKP). Sedangkan suaminya, Adril bersama putri bungsu mereka Sarah, 6, tidak sadarkan diri karena menderita luka parah.
“Sampai hari ini, ayah dan anak bungsu itu masih dirawat di rumah sakit. Sedangkan sang ibu dan anak sulungnya sudah dimakamkan. Kecelakaan tunggal ini memang cukup mengejutkan,” kata Kapolres Limapuluh Kota AKBP Haris Hadis didampingi Kasat Lantas AKP Zulhermansyah kepada pers, Rabu (28/6).
Informasi yang dirangkum Padang Ekspres menyebutkan, sebelum mengalami kecelakaan tunggal di Nagari Maek, Adril dan Metriyanti bersama dua putri mereka, yakni Risa, 10 dan Sarah, 6 hendak berlebaran sekaligus menghadiri kondangan kerabat mereka di Nagari Maek.
Keluarga kecil ini bertolak dari kampung Metriyanti di Jorong Sianau Indah, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanahdatar dengan menaiki sepeda motor bernomor polisi BA 2399 EJ.
Awalnya, perjalanan mereka dari Tanahdatar ke Maek, melewati Situjuah, Payakumbuh dan kawasan Blok-M (Blok Mudiak) Limapuluh Kota, berjalan sangat mulus. Setiba di kawasan Guntuang, Nagari Kototangah, Kecamatan Bukitbarisan, mereka terus bertolak ke Nagari Maek yang terkenal sebagai Nagari Seribu Menhir.
Sesampai di kawasan Lengkok Galak atau Kelok Angin Berhembus, Jorong Kotogadang, Nagari Maek, keluarga ini memilih beristirahat sejenak. Mereka berhenti di sebuah bahu jalan di sebelah kanan.
“Bahu jalan di bagian kanan tersebut mempunyai lebar yang cukup luas dan terdapat tanggul dari tanah setinggi 80 sentimeter di pinggir tebing,” kata Kapolres.
Pada saat berhenti di bahu jalan itulah petaka terjadi. Diduga, salah seorang putri Adril, tidak sengaja menekan gas kendaraan. Akibatnya, sepeda motor yang mereka naiki, langsung terjun ke tebing setinggi 18 meter. “Keluarga ini beserta sepeda motor mereka jatuh di dalam parit di bawah tikungan,” kata AKBP Haris Hadis.
Begitu terjatuh di bawah tikungan, Metriyanti dan putri sulungnya yang mengalami luka parah, langsung meninggal. Sedangkan suaminya dan anak bungsu mereka tidak sadarkan diri. Masyarakat Maek dan pengemudi kendaraan yang melihat kejadian tersebut, berbondong-bondong memberi bantuan.
“Beruntung saat kejadian arus lalu-lintas cukup ramai. Sehingga, keluarga ini langsung mendapat pertolongan. Bapak bersama anaknya yang selamat, dilarikan ke rumah sakit,” kata Zal Ambo, sumando rang Maek yang melintas saat kejadian kepada Padang Ekspres, secara terpisah.
Polisi yang mengetahui kejadian ini, langsung melakukan olah TKP. “Dari olah TKP yang kami lakukan, dipastikan kecelakaan yang membuat dua orang meninggal dan dua orang koma ini, merupakan kecelakaan tunggal. Kami juga sudah minta keterangan saksi-saksi,” kata AKP Zulherman.
Polisi mengingatkan masyarakat yang mengemudikan kendaraan roda dua bersama bersama keluarga, termasuk bersama anak-anak, agar memperhatikan betul anak yang duduk di depan. Jangan sampai salah memegang gas kendaraan. Sebab, resikonya bisa fatal. Pakai helm dan lengkapi surat-surat kendaraan.
Korban Tewas Meningkat
Di sisi lain, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, dari H-6 hingga H+2 Lebaran, data kepolisian mencatat ada 1.494 kecelakaan yang terjadi di seluruh Indonesia. Angka itu turun 15 persen dari 2016 yang ada sekitar 1.753 kejadian.
“Tapi untuk korban meninggal dunia ada kenaikan. Bila 2016 ada 330 orang meninggal, tahun ini ada 334 meninggal,” kata dia, Rabu (28/6).
Khusus H+2 saja, Martinus mengatakan, tercatat 172 kecelakaan di seluruh Indonesia. Angka itu turun 28 persen dari tahun lalu tercatat ada 238 kecelakaan. Dan korban meninggalnya di tahun ini ada 37 orang, sedangkan tahun lalu 38 orang.
“Kepadatan arus lalu lintas cenderung terjadi di jalur wisata, sedangkan arus mudik terpantau menurun dan arus balik terjadi dengan intensitas rendah,” sambung dia.
Martinus Sitompul mengatakan, pemudik cenderung memadati tempat wisata pada H+2 Lebaran, Rabu (28/6). “Kepadatan arus lalin cenderung pada jalur wisata. Sedangkan arus mudik terpantau menurun dan arus balik sudah terjadi dengan intensitas rendah,” katanya.
Martinus menambahkan, untuk arus balik yang menggunakan jalur laut atau bandara, Polri mencatat ada 63.083 orang pada H+2. Lalu di bandar udara ada sekitar 384.278, kereta api 136.604 orang dan menggunakan bus 180.656 orang.
Terkait gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, tercatat ada 107 kejadian kejahatan dan 798 kejadian pelanggaran hukum. “Kejadian menonjol pencurian berarti dua kejadian, pencurian dengan kekerasan 12 kejadian, curanmor 21 kejadian, penganiayaan berat 15 kejadian, dan laka lantas 172 kejadian,” kata dia. (*)
LOGIN untuk mengomentari.