in

Sekolah Jangan Salah Gunakan Kepercayaan dalam Mengisi PDSS

Kasus pengatrolan nilai yang dilakukan pihak sekolah jangan terulang lagi karena berakibat pada dibatalkannya kelulusan siswa.

JAKARTA – Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Ravik Karsidi, meminta sekolah untuk tidak salah menggunakan kepercayaan dalam mengisi data sekolah siswa dan sekolah di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

“Sangat penting adalah kepercayaan pada sekolah karena kami mengolah data yang dimasukkan oleh pihak sekolah. Untuk itu, kami meminta untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan,” ujar Ravik saat konferensi pers, di Jakarta, Jumat (9/2).

Ia menjelaskan ada beberapa kasus yang sebelumnya pernah terjadi, mulai dari pengkatrolan nilai yang berakibat pada dibatalkannya kelulusan siswa tersebut. “Untuk itu, jangan sampai kepercayaan ini dicederai,” imbuh dia.

SNMPTN merupakan seleksi masuk perguruan tinggi yang berdasarkan seleksi nilai rapor atau prestasi akademik dari semester satu hingga lima. Rekam jejak prestasi akademik tersebut diisikan oleh kepala sekolah dan yang ditugaskan oleh kepala skeolah. “Data yang sudah diverifikasi dianggap benar dan tidak bisa diubah.”

Untuk pilihan perguruan tinggi, siswa dapat memilih dua perguruan tinggi negeri (PTN), dengan ketentuan satu kampus harus berada di provinsi yang sama dengan asal sekolah. Namun jika memilih satu kampus, PTN yang dipilih dapat berada di provinsi mana pun.

Untuk pendaftar dapat memilih sebanyak-banyaknya tiga program studi, dengan ketentuan sebanyak-banyak boleh memilih dua program studi di satu kampus.

Hari Terakhir

Dalam kesempatan tersebut, Ravik Karsidi mengingatkan pihak sekolah untuk segera mengisi PDSS yang akan berakhir pada 10 Februari 2018 pukul 23.59 WIB.

Ia memaparkan, sampai saat ini jumlah sekolah telah mengisi PDSS sebanyak 17.899 sekolah dan yang melakukan finalisasi sebanyak 10.152.

Proses pelaksanaan pengisian dan verifikasi PDSS telah dimulai pada 13 Januari 2018 hingga 10 Februari 2018. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (per 9 Februari) sekolah yang sudah mengisi PDSS sebanyak 18.005 sekolah, sementara pada tahun ini sebanyak 17.883 sekolah.

Sedangkan yang belum mengisi sebanyak 6.374 sekolah pada 9 Februari 2017, dan pada tahun ini sebanyak 8.88 sekolah.

Sekolah yang sudah finalisasi sebanyak 14.740 sekolah untuk per 9 Februari 2017 dan pada tahun ini (per 9 Februari 2018), jumlah yang sudah finalisasi sebanyak 10.152 sekolah.

“Jumlah siswa yang sudah didaftarkan sebanyak 2,1 juta per 9 Februari 2017 dan pada tahun ini 2,29 juta siswa. Namun yang sudah verifikasi pada tahn ini baru 648.104 siswa.

” Sekolah-sekolah yang belum mengisi data pada PDSS diketahui paling banyak adalah sekolah di wilayah Jawa Barat sebanyak 1.397 sekolah, kemudian Jawa Timur sebanyak 1.118 sekolah, Jawa Tengah sebanyak 830 sekolah, Sumatera Utara sebanyak 588 sekolah, dan Banten sebanyak 409 sekolah.

“Kami belum mengetahui apa penyebab pastinya. Kemarin di Merauke juga ada masalah serupa, kami hubungi rektornya ada empat kabupaten yang terkendala internetnya. Kami sudah kontak Telkom dan dipastikan kendala tersebut besok beres,” kata dia.

Beberapa permasalahan umum dan teknis yang dihadapi oleh sekolah dalam pengisian dan finalisasi PDSS yang disampaikan kepada panitia, antara lain lupa password, perubahan akreditasi, Nomor Pokok Sekolah Nasional. Permasalahan tersebut dibantu penyelesaian melalui sistem yang ditetapkan. cit/E-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Perguruan Tinggi Harus Antisipasi Revolusi Industri

3 Game Platformer 2D/2.5D dengan Jalan Cerita Penuh Misteri