Pemerintah Turki telah memutuskan penyelidikan menyeluruh terhadap siapapun yang diduga bertanggung jawab atas runtuhnya bangunan dalam bencana gempa di negara itu pada Senin lalu.
Selain kuatnya guncangan gempa, banyaknya bangunan runtuh dinilai juga akibat buruknya kontruksi. Untuk itu, pihak berwenang telah mengeluarkan 113 surat perintah penangkapan terhadap orang yang diduga bertanggung jawab.
Sejauh ini, menurut kantor berita DHA, Polisi Turki telah menahan 12 orang atas bangunan yang runtuh di provinsi tenggara Gaziantep dan Sanliurfa. Mereka yang ditahan termasuk kontraktor.
Sedikitnya 6.000 bangunan runtuh setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda wilayah tersebut dan menewaskan lebih dari 25.000 orang sehingga memicu kemarahan publik atas buruknya kualitas bangunan dan perumahan.
*Salah satu dari mereka yang ditahan pada Sabtu adalah seorang kontraktor sebuah bangunan di Gaziantep. Dia ditemukan polisi di Istanbul,” lapor kantor berita itu.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan pada Sabtu malam bahwa 131 tersangka sejauh ini telah diidentifikasi bertanggung jawab atas runtuhnya beberapa dari ribuan bangunan yang rata dengan tanah di 10 provinsi terdampak gempa. “Perintah penahanan telah dikeluarkan untuk 113 dari mereka,” kata Oktay kepada wartawan seperti dilansir Al Jazeera.
“Kami akan menindaklanjuti ini dengan cermat sampai proses peradilan yang diperlukan selesai, terutama untuk bangunan yang mengalami kerusakan berat dan bangunan yang menyebabkan kematian dan luka-luka,” tambahnya.
Dia mengatakan Kementerian Kehakiman telah membentuk biro investigasi kejahatan gempa bumi di provinsi zona gempa untuk menyelidiki kematian dan cedera.
Menteri Kehakiman Turki telah berjanji menghukum siapapun yang bertanggung jawab. Sedangkan jaksa telah mulai mengumpulkan sampel bangunan sebagai bukti bahan yang digunakan dalam konstruksi.
Selain gempanya yang kuat, para korban, pakar, dan banyak orang di Turki menyalahkan konstruksi yang buruk setelah melihat tingkat kerusakannya.
Menteri Lingkungan Hidup Murat Kurum mengatakan, berdasarkan penilaian terhadap lebih dari 170.000 bangunan, sebanyak 24.921 bangunan di seluruh wilayah Turki telah runtuh atau rusak berat.
Tim penyelamat masih mencari korban selamat di reruntuhan enam hari setelah bencana, yang melanda sebagian Suriah dan Turki. Korban tewas telah melampaui 29.000 dan diperkirakan akan terus meningkat.
Partai oposisi menuduh pemerintah tidak menegakkan peraturan bangunan yang tahan gempa, dan salah membelanjakan pajak khusus yang dikenakan setelah gempa besar tahun 1999.
Sedangkan kejaksaan negara bagian di Adana memerintahkan penangkapan 62 orang dalam penyelidikan atas bangunan yang runtuh. “Selain itu, kejaksaan menuntut penangkapan 33 orang di Diyarbakir karena alasan yang sama,” lapor kantor berita Anadolu.
Sejauh ini, delapan orang telah ditangkap di Sanliurfa dan empat di Osmaniye terkait bangunan yang hancur. Hal itu diyakini akibat kesalahan kontruksi, seperti tiang yang dipindahkan.
Di sisi lain, polisi menahan pengembang satu kompleks perumahan yang runtuh di Antakya di Bandara Istanbul saat dia bersiap untuk naik pesawat ke Montenegro pada Jumat malam. Dia secara resmi ditangkap pada hari Sabtu.
Kompleks perumahan 12 lantai kelas atas selesai satu dekade lalu dan terdiri dari 249 apartemen. Belum ada informasi mengenai korban jiwa di gedung itu.
Pria yang ditangkap itu mengatakan kepada jaksa bahwa dia tidak tahu mengapa kompleks itu runtuh dan keinginannya untuk pergi ke Montenegro tidak ada hubungannya dengan kejadian itu.
“Kami memenuhi semua prosedur yang ditetapkan dalam undang-undang,” katanya seperti dikutip Anadolu. “Semua lisensi diperoleh,” imbuhnya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakui sebelumnya bahwa tanggapan awal terhambat oleh kerusakan yang luas. Dia mengatakan daerah yang paling parah terkena dampak berdiameter 500 km (310 mil) dan merupakan rumah bagi 13,5 juta orang.(ajz)