Persaingan Pasar Semen semakin Ketat
Lesunya pangsa pasar semen nasional disikapi PT Semen Padang terus mengetatkan ikat pinggang melalui transformasi terhadap biaya berbagai sektor. Langkah itu guna menekan potensi penurunan laba akibat lesunya pasar dan banyaknya pemain semen baru.
“Momentum 59 tahun pengambilalihan ini kita gunakan untuk melakukan cost transformasi dari berbagai sektor. Langkah itu guna meningkatkan daya saing kita di pasar, selain itu juga menghindari potensi penurunan laba,” ujar Direktur Produksi PT Semen Padang, Indrieffouny Indra kepada wartawan usai upacara bendera HUT ke-59 Pengambil Alihan PT Semen Padang dari pemerintah Belanda, Rabu (5/7).
Upacara bendara HUT ke 59 tahun PT Semen Padang diambil alih dari Pemerintahan Belanda dipimpin Direktur Utama PT Semen Padang, Benny Wendry.
Data dirilis Semen Padang dari 11 cost transformasi yang dilakukan diharapkan dapat menghemat Rp 107,5 miliar rentang Juli-Desember 2017. Karena dari lesunya harga semen, membuat harga semen terus turun (Mei 2016-Mei 2017 turun 4,31 persen).
Kondisi itu diperparah oleh harga barang dan biaya perusahaan terus naik (inflasi Mei 2016-Mei 2017 mencapai 4,33). Sehingga terjadi perbedaan 8,6 persen atau setara dengan potensi penurunan laba Semen Padang mencapai Rp496 miliar.
Sebelas langkah transformasi biaya yang dilakukan di antaranya, tidak ada lagi penambahan tenaga outsourcing, efisiensi biaya produksi, melalui bahan baku. Menekan biaya bahan bakar, dengan maksimal batu bara 4 ribu/hari lewat jalur darat.
Utamakan jalur laut. Meningkatkan pemeliharaan, optimalisasi indek listrik, pengendalian lembur karyawan, optimalisasi pemakaian kantong dan penuruan reject kantong.
Ia mengakui secara nasional pasar semen terus turun. Kondisi tersebut memang akibat produksi nasional dengan permintaan sudah terjadi selisih yang sangat besar.
Produksi keseluruhan 90 juta ton sementara permintaan hanya 65 juta ton. Untuk bisa survive, Semen Padang berupaya menekan biaya produksi semaksimal mungkin, agar mendukung daya saing. Sisa yang tidak terserap pasar lokal, semen Padang membidik pasar ekspor. Sekarang, ekspor Asia Selatan, Banglades, Srilanka, Filipina dan Australia.
Disisi lainnya, PT Semen Padang sudah menambah kapasitas produksi dari 7,4 juta ton/tahun naik menjadi 10,4 juta ton/tahun. Penambahan itu seiring dengan beroperasinya pabrik Indarung VI yang sudah berproduksi 80 persen kapasitas produksi 3 juta ton.
Sebelumnya, Benny berpesan PT Semen Padang terus melakukan ekspansi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan customer. (jig) Melakukan kontrol proses dan produk agar memenuhi kualitas yang diinginkan. Strategi marketing juga terus dijalankan di semua daerah pemasaran PT Semen Padang. (*)
LOGIN untuk mengomentari.