WARGA Kota Padang mungkin tak asing lagi dengan kuliner berbahan dasar daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuk dengan tusukan lidi kemudian dibakar di atas arang yang dinamakan sate ini.
Di Kota Padang, terdapat beberapa jenis sate, mulai dari sate kuah merah, sate ayam, sate KMS, sate Danguang-Danguang dan masih banyak jenis sate Padang lainnya termasuk Sate Mega khas Kototangah.
Sate yang hanya menggunakan daging sapi ini memiliki rasa yang sangat khas. Rasa manis dan pedas dengan tekstur kuah yang kental dan berwarna hijau masih dipertahankan dari puluhan tahun lalu.
“Perbedaan Sate Mega dari sate Padang lainnya mungkin ada pada kuahnya, kami menggunakan kacang yang banyak pada kuah satenya. Makanya kuahnya kental, warnanya pun khas,” jelas Yanto, pedagang Sate Mega yang berlokasi di Simpang Batangkabung.
Yanto yang merupakan menantu dari sang pemilik Sate Mega Erma ini mengatakan, sate yang melegenda ini sudah ada sejak tahun 60-an. Hingga saat ini, resep kenikmatan Sate Mega masih dimasak oleh tangan yang sama. Itu sebabnya, rasa sate masih sama dari dulu hingga kini.
“Awalnya berjualan di daerah dekat rumah, di Lubukbuaya. Beberapa tahun ini pindah mulai mencari tempat-tempat lain agar Sate Mega bisa dinikmati lebih banyak masyarakat,” kata Yanto.
Saat ini, Sate Mega Ibu Erma ada di dua tempat, di daerah yang berdekatan. Satu tempatnya, bisa menghasilkan omzet hingga Rp3 juta per harinya dengan harga satu porsi Sate Mega Rp15 ribu.
“Dalam satu hari kami bisa menghabiskan daging sapi sebanyak 15 kilogram. Alhamdulillah sering habis bahkan sebelum jam tutup kami pada pukul 00.00. Bahkan tak jarang pula sate akan habis pada pukul 21.00,” ungkapnya.
Yanto mengaku Sate Mega sudah memiliki pelanggan tetap. Banyak juga yang memesan orang-orang perkantoran hingga 35 porsi dalam satu kali pesanan. “Sekarang juga sering pelanggan memesan lewat telepon dan akan dijemput di jam-jam tertentu,” imbuhnya.
Upik, 56 yang sudah berlangganan Sate Mega sejak lama juga megakui kenikmatan sate ini. Dia mengaku sudah mengkonsumsi Sate Mega sejak dulu tinggal di Lubukbuaya.
“Ketupatnya sangat lembut, rasanya juga tidak bisa dikatakan tapi sangat berbeda denga rasa sate lainnya. Kalau sedang lapar, saya bisa menghabiskan dua porsi sekaligus, karena rasanya sangat enak,” katanya saat menikmati Sate Mega bersama sang suami.
Pelanggan lain Rana, 29 yang saat itu sedang menikmati sate juga mengatakan Sate Mega adalah makanan yang paling dirindukannya saat merantau ke Kalimantan.
“Saya kerja di pertambangan di Kalimantan. Jadi setiap dua bulan mudik ke Padang, di hari pertama saya akan langsung membeli Sate Mega untuk melepas rindu. Entah mengapa, rasanya yang khas membuat saya selalu merindu akan kenikmatannya,” ucap Rana. (cr7)