Dilansir dari laman lifestyle.liputan6.com. Pada malam satu suro
sejumlah ritual unik biasa muncul. Mulai dari memandikan benda
keramat hingga menahan diri tidak berbicara, ritual seperti itu kerap
muncul di daerah Jawa Timur dan Jawa tengah.
Tapi bagaimana dengan mereka yang berada di luar dua daerah tersebut?
Seorang pelaku tradisi kejawen pada malam satu Suro yang bernama Tri
Harwanto, bercerita mengenai tradisi yang dirinya lakukan bersama
dengan komunitasnya.
Bagi Tri Harwanto, malam satu Suro memiliki arti hampir mirip seperti
tahun baru masehi. Selalu ada tradisi yang akan dilakukan. Khusus
pada malam satu Suro, yang dilakukan adalah makan bubur suro, berdoa
bersama, serta merefleksikan diri atas apa yang telah dilakukan
selama ini hingga waktu tengah malam.
Tri
sendiri masih melaksanakan tradisi memandikan benda keramat. Hanya
saja, tidak dilakukan pada malam satu Suro, melainkan dapat dilakukan
di lain waktu.
Yang menarik adalah Tri masih mempertahankan tradisi makan bubur
Suro. Sajian khusus ini sebenarnya adalah bubur beras yang
dihidangkan dengan tujuh macam kacang – kacangan berbeda.
Tri mengatakan bahwa bubur surioadalah simbol dari masyarakat
agraris, jumlahnya tujuh yang mungkin memiliki arti khusus bagi
masyarakat jawa.
Masyarakat Jawa menyebut angka tujuh dengan pitu yang juga sering
diartikan sebagai pitulungan atau pertolongan. Maka angka tujuh
dipercaya dan kerap dianggap sebagai angka yang memberikan
pertolongan.
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,