Washington DC- Amerika Serikat (AS) mengaku kecewa tapi juga tidak terkejut dengan respon Rusia atas serangan terhadap sebuah pangkalan udara Suriah. Sedikitnya enam orang dilaporkan telah tewas dalam serangan rudal AS pada Jumat pagi.
Sekutu Suriah, Rusia, menuduh AS mendorong kelompok teroris dengan tindakan sepihaknya.
“Saya kecewa dengan respon tersebut. Hal ini menunjukkan dukungan mereka bagi rezim Assad dan, khususnya, dukungan mereka berlanjut selama rezim yang melakukan serangan mengerikan ini kepada warganya sendiri,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Rex Tillerson.
“Jadi saya merasa sangat mengecewakan, tapi, sayangnya, saya harus memberitahu Anda, itu semua tidak mengejutkan,” tambahnya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (8/4/2017).
Setelah serangan rudal AS, Moskow telah berjanji untuk memperkuat pertahanan anti-pesawat Suriah. Mereka juga menutup hotline dengan AS yang dirancang untuk menghindari tabrakan antara pasukan udara mereka di atas Suriah.
Dua kapal perusak Angkatan Laut AS di Laut Mediterania menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat di provinsi Homs barat. Serangan itu terjadi sekitar pukul 04:40 waktu Suriah pada hari Jumat.
Mereka menargetkan pesawat, hanggar pesawat, area penyimpanan, bunker pasokan amunisi dan sistem pertahanan udara di fasilitas yang dikuasai pemerintah Suriah, menurut Pentagon.
Dikatakan pangkalan udara tersebut digunakan untuk menyimpan senjata kimia dan bahwa setiap tindakan pencegahan telah diambil untuk menghindari korban. Militer Rusia diberitahu sebelumnya, kata Pentagon.
SINDONEWS
Redaksi:
Informasi pemasangan iklan
Hubungi:
Telp. (0651) 741 4556
Fax. (0651) 755 7304
SMS. 0819 739 00 730