Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, para Menko, para Menteri, seluruh Kepala Lembaga yang hadir.
Pagi hari ini dalam Sidang Kabinet Paripurna saya ingin menyampaikan sesuatu yang baik, tetapi memang ada hal-hal yang perlu menjadikan perhatian kita.
Ini tentang COVID-19 yang pertama. Kita tahu penanganan COVID-19 sudah berjalan kurang lebih sembilan bulan. Dan kalau kita lihat ini per 30 November, angka-angka yang saya dapatkan, tingkat kesembuhan di Indonesia, tingkat kesembuhan, angka kesembuhan negara kita di angka 83,6 persen. Ini lebih baik dari rata-rata angka kesembuhan dunia yang berada di angka 69,03 persen. Sudah lebih baik, jauh lebih baik.
Kemudian yang berkaitan dengan kasus aktif Indonesia yang juga terus membaik. Di bulan September itu berada di angka 16,69 persen di bulan September, kemudian di bulan Oktober menjadi 14,26 persen, kemudian di November lebih baik lagi menjadi 13,75 persen. Dan… saya ulang, tadi di September 16,69 persen, di Oktober 14,26 persen, dan di November 13,75 persen. Artinya, semakin bulan, semakin bulan, semakin baik. Sekarang ini 13,25 persen, ini juga jauh lebih baik dari angka rata-rata kasus aktif dunia yaitu di angka 28,55 persen.
Hanya yang masih belum dan perlu kita harus perbaiki yaitu di angka kematian, itu kita masih di 3,1 persen. Angka kematian dunia 2,32 persen. Ini saja. Ini saya kira kita di awal ini dulu karena keterlambatan ventilator dan lain-lain.
Melihat ini, sebetulnya kita sangat optimis dalam pengendalian COVID-19 ini. Tetapi kemarin saya sampaikan, saya memang kalau ada peningkatan sedikit saja pasti saya akan berikan warning secara keras karena kita enggak mau ini keterusan. Jadi saya ingatkan itu karena memang ada kenaikan sedikit, itu yang harus segera diperbaiki. Dan di beberapa kota/kabupaten itu ada kenaikan, itu segera dikejar dan dihentikan. Jangan sampai terus menanjak ke atas. Dan juga satu-dua provinsi, satu-dua-tiga provinsi yang perlu diberikan perhatian.
Kemudian yang kedua yang berkaitan dengan realisasi anggaran tahun 2020. Ini tinggal kurang lebih tiga minggu, hanya tinggal tiga minggu, praktis tinggal tiga minggu. Jadi semuanya saya minta konsentrasi kepada yang namanya realisasi belanja 2020.
Kemudian yang ketiga mengenai anggaran 2021. Saya minta untuk kementerian-kementerian terutama yang anggarannya besar, yang belanja modalnya besar, meskipun kementerian dan lembaga yang memiliki belanja sedang dan kecil pun juga sama, agar segera membelanjakannya di awal Januari, di awal tahun, awal bulan Januari. Jangan sampai masuk ke Februari baru belanja.
Saya ingatkan sekali lagi, belanja-belanja semuanya bisa segera direalisasikan di awal Januari, di awal tahun, sehingga mestinya lelang dimulai sekarang karena DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)-nya sudah kemarin dibagikan, bisa dilelangkan segera.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna kali ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.