Karimun, Kepri (ANTARA News) – Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, memastikan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriyah/2017 bebas dari penyakit brucellosis.
“Dari hasil pemeriksaan lab, semua dinyatakan sehat dan bebas dari penyakit brucellosis, dan penyakit lainnya,” kata Humas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun, Heri Setioko di Tanjung Balai Karimun, Selasa.
Heri mengatakan pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak untuk disembelih pada Hari Raya Kurban. Hewan itu kebanyakan berasal dari luar kabupaten seperti Pekanbaru, Selatpanjang dan daerah lainnya.
“Semuanya kami periksa baik hewan kurban dari Karimun maupun yang berasal dari daerah lain. Dan sampai saat ini, belum ada yang berpenyakit, semuanya sehat dan layak untuk dikonsumsi,” katanya.
Saat ini, katanya lagi, terdata 89 ekor sapi kurban di Pulau Karimun Besar dan di Tanjungbatu Kecamatan Kundur 30 ekor. Dia memperkirakan jumlah hewan kurban terus bertambah dan bisa mencapai ratusan ekor.
Pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang akan di kirim ke luar Karimun.
“Untuk saat ini masih sapi saja yang kami periksa, kalau kambing belum ada data yang masuk ke kami, jika sudah masuk datanya ke kami, kami periksa juga,” katanya.
Pihaknya melibatkan 3 orang dokter hewan dan 4 tenaga paramedik dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun.
Dari data yang diperoleh, pada Idul Adha 2016, Kabupaten Karimun menyembelih 204 sapi dan 218 kambing yang tersebar di 12 Kecamatan.
Sementara itu, seorang distributor hewan kurban Karimun, Saini mengaku baru mendatangkan 16 ekor sapi untuk ibadah kurban.
“16 ekor ini untuk persiapan saja, nanti ditambah lagi kalau kurang,” kata Saini.
Ia mengatakan pada 2016 lalu, sebanyak 30 ekor sapi kurban terjual, yang dipesan jamaah masjid, surau, atau mushala setempat.
“Karena mereka menyicil juga bayarnya ke panitia masjid, nah selanjutnya panitia masjid yang mesan ke mari,” kata Saini.
Ia mengatakan, pesanan dari masing-masing masjid berkisar 2 sampai 3 ekor, sedangkan untuk harga masing-masing hewan kurban bervariatif, mulai dari Rp12 juta, Rp15 juta hingga Rp21 juta untuk tiap ekor yang disesuaikan dengan bobot sapi.
“Kalau permintaan hewan kurban telah sampai 50 persen dari jumlah hewan yang ada, saya akan datangkan lagi,” katanya.
Secara terpisah, Ucok pedagang sapi kurban di Bukit Senang mengaku memasok 30 ekor sapi, yang didatangkan dalam dua tahap, masing-masing sebanyak 15 ekor.
“Sapi yang kami pasok berasal dari Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, Riau. Jumlahnya baru 30 ekor, semuanya sudah ada pemesannya. Jumlah sebanyak itu masih sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencapai 60 ekor,” kata Ucok.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017