Pucuk dicinta ulampun tiba. Demikian, istilah untuk menggambarkan suasana Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Padang saat kedatangan tim dari Balai Guru Penggerak (BGP) Sumbar. Bahkan tim yang dipimpin Kepala BGP Sumbar, Sri Yulianti, M.Pd tersebut turun langsung menemui peserta didik, guru dan kepala SLB Negeri 1 Padang.
Kepala BGP dan rombongan pada kesempatan itu juga mengaku sangat terkesan dengan karya-karya yang ditampilkan warga sekolah sehingga ingin berkenalan lebih dekat. Kedatangan rombongan disambut hangat oleh para peserta didik dan warga sekolah. Beliau juga ingin mengetahui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik di SLB Negeri 1 Padang.
Untuk memastikan setiap peserta didik mendapat akses terbaik dalam pendidikan, SLB Negeri 1 Padang telah mengadopsi pendekatan pembelajaran berpusat pada murid. Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan dan potensi unik dari setiap murid, dengan tujuan mendorong perkembangan yang holistik dan inklusif.
Guru di SLB Negeri 1 Padang secara cermat mengidentifikasi kebutuhan khusus setiap murid. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan kurikulum dan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing murid.
Dengan memahami keunikan setiap murid, guru-guru di SLB Negeri 1 Padang merancang rencana pembelajaran disesuaikan secara individual. Ini membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan murid dalam proses pembelajaran.
Pendidikan berpusat pada murid di SLB Negeri 1 Padang mendorong kolaborasi aktif antara guru, orang tua, dan terapis. Melalui komunikasi yang terbuka dan kolaborasi yang erat, mereka memastikan bahwa setiap aspek kebutuhan murid terpenuhi secara efektif.
Lebih dari sekadar fokus pada aspek akademis, pendekatan ini juga mengutamakan pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan keterampilan hidup yang diperlukan untuk mempersiapkan murid untuk masa depan yang mandiri dan produktif.
Ada 6 kelas vokasional tempat mengasah minat dan bakat peserta didik yaitu kelas Souvenir, kelas IT, Kelas Tata Busana, kelas Tata Boga, kelas Kesenian dan kelas Kecantikan. Peserta didik bebas memilih kelas yang di sukainya.
Ketika berkunjung ke kelas souvenir sebagai ungkapan rasa senang masing-masing rombongan dipersembahan setangkai bunga. Sri Yulianti, M.Pd menjelaskan kedatangannya ke SLB Negeri 1 Padang merupakan suatu kebanggaan dan sebagai pemenuhan janji untuk bertemu dengan peserta didik di SLB Negeri 1 Padang.
Serta melihat karya-karya peserta didik yang positif dari tangan-tangan jernih dan ikhlas. Karya-karya yang begitu banyak diharapkan bisa menjadi inspirasi untuk sekolah regular. Beliau menekankan mari melihat kelebihan ABK dan mengapresiasi karyanya untuk bekal mereka di masa yang akan datang. Pada kesempatan itu, juga guru kelas Souvenir Hasanatu ’Aini, S.Pd mencoba melobi Sri Yulianti, M.Pd untuk memesan hasil karya peserta didik di kelasnya.
Alhamdulillah gayung bersambut boneka kokoru versi baju Minang dipesan untuk Souvenir dari BGP nantinya dalam kegiatan refleksi dan berbagi praktik baik literasi dan numerasi di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 30 buah. Rombongan juga berkunjung ke kelas IT ke kelas, tempat pembuatan Pin yang juga beliau pesan. Beliau ingin melihat secara langsung proses pembuatan Pin.
Pin dikerjakan dengan penuh semangat oleh peserta didik dan bisa bekerja melebihi target dalam waktu satu bulan. Pesanan yang awalnya sebanyak 2.000 pieces bisa selesai sebanyak 2.500 pieces. Pin yang dibuat tidak kalah kwalitasnya dibanding dengan buatan peserta didik dari sekolah regular.
Pendidikan berpusat pada murid di SLB Negeri 1 Padang bukan hanya tentang menyediakan pendidikan yang inklusif, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung bagi setiap murid. Melalui pendekatan ini, diharapkan setiap murid dapat mencapai potensi maksimal mereka, meraih kemandirian, dan menjadi bagian yang produktif dalam masyarakat.
Dengan memberikan perhatian khusus pada setiap individu, SLB Negeri 1 Padang menjadi contoh yang inspiratif dalam mendukung pendidikan inklusif. Semoga kunjungan ini menjadi titik awal untuk berwirausaha dan masyarakat lebih peduli terhadap ABK. (Lifya, GURU SLB NEGERI 1 PADANG)