PADANG, METRO–Belasan orang tiba-tiba melakukan penyerangan ke SMA Yayasan Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) Padang yang beralamat di Jalan Abdullah Ahmad, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Kamis (3/11). Parahnya, kepala sekolah (kepsek) bernama Yurnalis dianiaya, dipukul, dicekik dan bahkan diseret.
Video dugaan penganiayaan terhadap Yurnalis itupun beredar di media sosial dan menjadi viral. Dari video yang diterima koran ini, terlihat kantor Yunarlis didatangi oleh sekelompok orang. Yurnalis yang saat itu mengenakan baju batik berwarna oranye diseret oleh sekelompok orang itu.
Kemudian, baju Yunarlis ditarik-tarik bahkan dicekik. Beberapa orang terlihat jelas di dalam video tersebut, bahkan tampak salah satunya menggunakan baju security dan seorang lagi mengenakan baju putih dan bertopi.
Saat ditemui di RSUP M Djamil Padang, Yurnalis membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (3/11) sekitar pukul 11.30 WIB. Belum diketahui secara jelas penyebab aksi tersebut. Dia menyebut, posisinya di SMA PGAI Padang adalah ASN (Apratur Sipil Negara) yang ditugaskan serta diangkat oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi sebagai Kepala Sekolah di SMA tersebut.
“Benar terjadi siang tadi penganiayaan kepada diri saya secara bersama-sama yang mengatasnamakan masyarakat sekitar. Belasan orang ini mendatangi sekolah pada saat proses belajar mengajar masih berlangsung,” ujarnya kepada wartawan saat di RSUP Dr M Djamil Padang.
Dia menyebutkan, kelompok orang yang mengatasnamakan masyarakat setempat itu datang dan langsung membabi buta dengan melakukan penganiayaan kepadanya. Bahkan, akibat penganiayaan itu, tanggannya dijepit dengan pagar pintu masuk kantor hingga harus dijahit.
“Saya dipukul, dicekik hingga di seret. Kemudian kepala saya merasa pusing karena dipukul dan bahkan tangan sampai di jahit, Saya mohon kepada pihak berwajib untuk diproses secara hukum atas kekerasan yang dilakukan kepada saya,” ujarnya,” tuturnya.
Tak hanya di aniaya, kata Yunarlis, kelompok orang itu juga memutus aliran listrik dan air di rumah dinas yang ia tempati dan bahwa anaknya mendapat tindakan kekerasan dari orang-orang tersebut.
“Dalam kondisi ibu saya sedang kritis di rumah sakit, kemudian saya juga mendapat penganiayaan seperti ini. Saya tidak terima dan mohon kepada kepolisian sesegera mungkin menangkap para pelaku. Saya juga meminta instansi lain seperti Komnasham, Ombudsman, LBH dan lainnya juga ikut ambil bagian dalam kasus yang saya alami. Karena kejadian dalam saya berdinas,” harapnya.
Sementara itu, anak dari Yunarlis, Taufik mengungkapkan, atas kejadian ini dia telah melapor ke pihak Polresta Padang. “Kita sudah melaporkan kejadian ini ke Mapolresta Padang,” tutur Taufik.
Kasatreskrim Polresta Padang, Kompol Dedy Adriansyah Putra membenarkan perihal pelaporan aksi pengeroyokan tersebut. “Iya benar ada laporan yang masuk mengenai penggeroyokan di SMA PGAI Padang,” jelasnya saat dihubungi.
Dia mengatakan, yang melaporkan adalah Yurnalis sebagai Kepala Sekolah yang menjadi korban. Selain itu, yang menjadi terlapor dari kejadian tersebut ada lima orang yakni, berinisial AT, E, E, IL dan H.
Dijelaskan Kasat Reskrim, kejadian itu berawal ketika pelapor Yurnalis selaku Kepala SMA PGAI Padang sedang berada di sekolah tersebut. Kemudian, datang terlapor AT, E, E, IS, H dan beberapa orang lainnya di halaman sekolah SMA PGAI tersebut.
“Kedatangan mereka bertujuan untuk menemui pelapor untuk menyelesaikan permasalahan rumah dinas yang pelapor tempati di lingkungan SMA PGAI tersebut. Tapi, terlapor malah memaksa pelapor untuk keluar dan memukul pelapor yang mengakibatakan tangan kanan luka,” jelasnya. (rom)