in

SMP Negeri 32 Padang, Sujud Nan Beratapkan Langit

PERBAIKI AKIDAH: Para siswa SMP Negeri
32 Padang ketika melaksanakan salat fardu
zuhur berjamah di halaman sekolah mereka.(TIM LAMAN GURU)

Guru merupakan orang tua kedua bagi siswa, yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya kewajiban siswa di sekolah. Salah satu kewajiban siswa yang mayoritas beragama islam adalah salat lima waktu.

Di lingkungan pendidikan, salat zuhur merupakan salat yang waktu pelaksanaanya berada pada rentang kegiatan siswa di sekolah, sehingga terlaksananya salat zuhur oleh siswa merupakan tanggung jawab guru. SMP Negeri 32 Padang sudah berkomitmen bahwa salat zuhur dilaksanakan secara berjamaah agar memperoleh pahala yang lebih baik.

SMP Negeri 32 Padang memiliki sebuah mushala, namun tidak bisa memuat seluruh siswa sekaligus. Kondisi mushala tersebut tidak menjadi penghalang seluruh siswa dan guru untuk melakukan salat berjamaah secara serentak.

Salat berjamaah dilaksanakan di lapangan sekolah walaupun lapangan hanya beratapkan langit. Imam salat adalah guru SMP Negeri 32 Padang. Salat dilakukan 2 shif. Guru yang mengawasi pelaksanaan salat di shif pertama, tetap salat berjamaah pada shif kedua bersama siswa yang terlambat di shif pertama.

Awalnya salat berjamaah dilakukan di mushala secara bergantian. Namun timbul beberapa masalah, yaitu waktu yang dibutuhkan terlalu lama menyita jam istirahat siswa, dan guru kesulitan memantau salat atau tidaknya siswa.

Selain itu waktu pengawasan salat terlalu lama juga menyita waktu istirahat guru, sehingga guru kewalahan jika mengajar setelah jam istirahat salat. Setelah dilakukan evaluasi, akhirnya diputuskan salat berjamaah dilakukan di lapangan secara serentak. Hal ini lebih efektif disegi waktu dan pemantauan.

Awalnya siswa mengeluh karena kepanasan, tetapi lama kelamaan mereka menjadi terbiasa. Tetapi jika cuaca terlalu panas atau hujan, maka salat berjamaah dipindahkan ke kelas masing masing dan ke mushala bagi kelas yang dekat dengan mushala. Kenapa masih perlu pengawasan salat untuk siswa? Jawabannya karena belum semua siswa merasa salat sebuah kewajiban, sehingga tidak ada rasa bersalah meninggalkan salat tersebut.

Dalam pelaksanaan salat, guru yang mengajar sebelum pelaksanaan salat dibekali dengan absen khusus untuk salat. Semua siswa berkumpul di lapangan, termasuk siswa perempuan yang berhalangan salat. Bagi siswa perempuan yang berhalangan, akan diberi kode H, sehingga terpantau waktu terakhir siswa tersebut tidak salat.

Keberhasilan pelaksanaan salat berjamaah di lapangan ini, tidak terlepas dari kerjasama seluruh guru dan pegawai SMP Negeri 32 Padang. Semua berkomitmen menyukseskan pelaksanaan salat zuhur berjamaah ini. Walapun masih banyak penyempurnaan yang harus dilakukan, namun saat ini kami masih menganggap salat berjamaah di lapangan merupakan solusi yang terbaik.

Apalagi tidak ada masjid terdekat yang bisa menampung seluruh siswa. Jikapun ada, pengawasan pelaksanaan di luar lingkungan sekolah pastinya akan mendatangkan masalah baru. Alas untuk salat awalnya berupa terpal, kemudian siswa diminta untuk membawa sajadah. Namun sebelum siswa datang, susunan terpal akan kembali berantakan karena diterbangkan angin.

Akhirnya terpal diganti dengan bahan yang lebih berat, yaitu tikar plastik. Tanggung jawab membentangkan dan menggulung kembali tikar tesebut dilakukan secara bergantian oleh masing masing kelas.
Walaupun alas salat sudah berganti, namun atap tempat salat masih sama.

Siswa SMP Negeri 32 Padang sampai sekarang masih salat berjamaah dengan beratapkan langit. Untuk membuat kanopi membutuhkan biaya yang besar. Namun, walau sujud dengan beratapkan langit, siswa SMP Negeri 32 Padang tetap menunjukkan Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. (Lily Yovita,M.Pd, GURU SMPN 32 PADANG)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Berkunjung ke MTsN 1 Model Banda Aceh, MTsN 6 Kota Padang Akan Gagas Program Unggulan Baru

Maralus Sagari, Anggota DPRD Mentawai 2014-2019 Tutup Usia