in

SMP Negeri 32 Solsel, Tiga Profil Lulusan Madrasah Ramadhan

Rezi Rahmat, M.Pd
(WAKEPSEK SMPN 32 SOLSEL)

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah atau bulan pendidikan. Bulan dimana umat Islam di didik dan ditempa sedemikian rupa sehingga mereka menjadi insan yang paripurna (insan kamil).

Selama Ramadhan kita belajar untuk menjadi manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsu. Menjadi manusa gemar melakukan amal salih, serta meinggalkan perbuatan yang dilarang agama. Oleh sebab itu, tak salah kalau Ramadhan disebut juga sebagai bulan madrasahnya umat Islam.

Sekarang bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Begitu juga pendidikan di madrasah Ramadhan juga telah selesai. Saatnya kita memperoleh hasil dari pendidikan yang kita lalui. Sehingga kita menjadi lulusan Ramadhan yang mendapatkan predikat taqwa dari Allah SWT. (Q.S Al-Baqarah: 183).

Disamping  mendapatkan predikat taqwa, lulusan madrasah Ramadhan memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan orang yang tidak menjalani pendidikan dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadhan. Seperti apa profil lulusan madrasah Ramadhan? Setidaknya ada tiga profil lulusan madrasah Ramadhan, yaitu:

Pertama, memiliki akidah yang kuat. Seseorang yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan selama Ramadhan akan membentuk akidah yang kuat. Tidak akan terpengaruh oleh apapun.

Akidah ini erat kaitannya dengan keimanan dan ketauhidan seseorang. Akidah yang kuat menjadikan keimanan juga kuat. Sehingga seseorang yang memiliki akidah yang kuat tidak akan terjerumus ke dalam kesyirikan kepada Allah.

Kedua, istikamah dalam beribadah. Lulusan madrasah Ramadhan juga selalu istikamah dalam beribadah. Istikamah maksudnya adalah konsisten; konsisten dalam menjalankan ibadah. Baik itu ibadah wajib maupun ibadah-ibadah yang sunnah. Sesuai dengan surat Fussilat ayat 30:

“Sesungguhnya orang-orang yang menagatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maaka  malaikat akan turun kepada mereka dan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih. Dan bergembiralah mereka dengan surge yang telah Allah janjikan kepadamu.” (Q.S Fussilat:30)

Istiqamah adalah salah sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Istiqamah adalah konsekuensi yang harus dijalankan ketika sesorang telah menytakan Tuhan mereka adalah Allah. Seperti yang kita ketahui dan jalani selama bulan Ramadhan, umat Islam melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh. Tiada hari tanpa ibadah, tiada waktu yang hilang sia-sia.

Siang hari umat Islam menahan haus dan lapar. Malam harinya diisi dengan mendirikan shalat tarwih dan witir. Ditambah dengan amalan membaca al-Qur’an dan memperbanyak sedekah.

Maka lulusan Ramadhan akan melanjutkan ibadah-ibadah yang biasa mereka kerjakan ketika berada di luar bulan Ramadhan. Artinya kuantitas dan kualitas ibadah yang baik itu tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di luar Ramadhan.

Ketiga, memiliki akhlakul karimah. Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulum ad-Din/Rubuu’ al-Muhlikat, menyebutkan bahwa akhlah merupakan Akhlak ialah gambaran keadaan jiwa berupa sifat-sifat yang sudah mendarah daging yang mendorong dilakukannya perbutan-perbuatan dengan mudah lagi gampang tanpa berfikir panjang.

Ketika di bulan Ramadhan kita dilatih dan dibiasakan untuk bisa sabar, bisa mengendalikan hawa nafsu, mengendalikan emosi dan mengendalikan diri dari perbuatan yang tercela. Karena setiap hari mendapatkan pelatihan, maka hal itu menjadi darah daging.

Oleh sebab itu, akhlak lulusan madrasah Ramadhan adalah akhlak yang mulia (terpuji). Inilah tiga profil lulusan madrasah Ramadhan. Akidahnya kuat, mereka istikamah dalam menjalankan ibadah kepada Allah dan baik akhlaknya.

Disisi lain, ada sebagian dari lulusan Ramadhan tapi tidak memiliki tiga profil lulusan Ramadhan yang diharapkan. Kenapa itu bisa terjadi? Hal tersebut disebabkan karena kurangnya ilmu dan kesungguhan dalam menempuh pendidikan di selama bulan Ramadhan.

Akhirnya selepas Ramadhan mereka kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama. Maka mereka ibarat perempuan pemintal benang. Ia telah bersusah payah untuk memintal benang, tapi setelah benangnya sudah dipintal, benang tersebut ia uraikan kembali.

Artinnya perbuatan yang ia lakukan adalah sia-sia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 92: “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali.” (Q.S An-Nahl: 92)

Jangan sampai kita menjadi lulusan Ramadhan  seperti seorang perempuan pemintal benang. Semoga kita menjadi lulusan madrasah Ramadhan yang memiliki akidah yang kuat, istiqamah dalam beribadah walaupun berada di luar bulan Ramadhan dan memiliki akhlak yang mulia. Aamiin. (Rezi Rahmat, M.Pd, WAKEPSEK SMPN 32 SOLSEL))

What do you think?

Written by Julliana Elora

MTS Negeri 1 Kota Padang, Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Melintas di Pertigaan Ranah Parak Rumbio, Driver Ojol Tewas Ditimpa Pohon Besar