in

SMP Negeri 39 Padang, Tumbuhkan Karakter Lewat Sipak Tekong

KEMBALI DILESTARIKAN: Permainan
tradisional Minangkabau Sipak Tekong
yang kini mulai terpinggirkan.(TIM LAMAN GURU)

Dalam rangka kegiatan “Keminangkabauan” setiap hari Selasa di SMP Negeri 39 Padang, saya sebagai guru seni budaya bertanggung jawab untuk membuat program yang bertema adat dan budaya, dengan tujuan utama adalah untuk pelestarian budaya yang tentunya ada di Minangkabau.

Untuk itu tema yang sengaja saya usung adalah pelestarian beberapa permainan anak nagari, yang mana pada saat sekarang ini sudah mulai terlupakan bahkan hampir tidak diketahui oleh anak-anak zaman sekarang.

Salah satu permainan anak nagari yang saya pilih untuk dihadirkan kepada siswa-siswi saya edisi hari Selasa tanggal 6 Februari 2024 adalah “sipak tekong”.

Yaitu permainan menggunakan alat berupa beberapa buah kaleng bekas yang disusun bertumpuk ke atas dengan rapi agar tidak rubuh, yang nantinya akan disepak atau di “sipak” dalam bahasa Minang.

Kaleng yang biasanya digunakan, bisa kaleng susu, kaleng sarden atau kaleng rokok yang dianggap sebagai “tekong”. Karena pada zaman dahulu anak nagari / pemuda pemudi Minangkabau, belum mengenal “gadget” seperti sekarang ini, jadi hanya menggunakan media yang sederhana untuk bermain.

Aturan permainan “sipak tekong” ini adalah, peserta yang diperlukan minimal 3 atau 4 orang, semakin banyak peserta, permainan tentunya akan semakin seru.

Untuk proses permainan bisa berlangsung, yang pertama dilakukan adalah suit atau disebut juga “balasik”, suit atau balasik dilakukan dengan cara melingkari tekong yang sudah disusun sebelumnya, peserta yang kalah dalam balasik, maka akan bertugas untuk menjaga tekong.

Proses permainan yang dilakukan setelah menentukan siapa yang kalah dan yang menang dalam balasik adalah menyipak tekong yang tersusun rapi sebelumnya oleh beberapa peserta yang menang, lalu mencari tempat persembunyian yang dirasa aman, sedangkan yang kalah menyusun kembali tekong yang sudah berantakan supaya rapi kembali dan tidak rubuh, seandainya tekong sempat rubuh dan berantakan lagi, maka penjaga harus kembali menyusun.

Apabila tekong sudah tersusun dan benar-benar rapi, selanjutnya penjaga tekong harus menemukan satu persatu peserta yang bersembunyi, tetapi harus tetap memantau tekong agar tidak diserang kembali oleh peserta yang bersembunyi.

Peserta yang bersembunyi jika sempat terlihat dan dikenali oleh penjaga baik dari dekat maupun dari jauh, bahkan tidak perlu menyentuh, itu artinya peserta ditemukan dan harus keluar dari tempat persembunyian dan menyerahkan diri, lalu tugas selanjutnya dari penjaga saat menemukan peserta yang bersembunyi berikutnya adalah menyebutkan nama peserta tersebut dengan lantang sambil menyentuh puncak tekong yang tersusun atau sambil berlari melangkahi tekong yang tersusun tadi, dengan syarat tekong jangan sampai rubuh.

Peserta yang bersembunyi juga bisa memantau penjaga dari tempat persembunyian untuk mengintai apabila ia lengah, maka peserta bisa kembali menargetkan untuk menyipak tekong lagi dan kembali bersembunyi ditempat yang lebih aman.

Tugas penjaga akan berakhir apabila seluruh peserta bisa ditemukan oleh penjaga dan tekong juga aman dari serangan. Untuk melanjutkan permainan, yang bertanggung jawab untuk menjaga tekong berikutnya adalah peserta yang ditemukan pertama kali.

Permainan akan benar-benar berakhir apabila seluruh peserta masing-masing sudah mendapatkan tanggung jawab sebagai penjaga supaya sama-sama adil dan juga untuk menjaga keharmonisan dalam sebuah permainan, karena dalam permainan ini terkadang penjaga bisa saja mengalami nasib kurang beruntung, sehingga bisa berulangkali harus menyusun dan menjaga lagi, dan akhirnya menimbulkan rasa kesal, sedih dan berkecil hati.

Pelaksanaan permainan sipak tekong di SMP Negeri 39 Padang kemarin akhirnya berlangsung sangat memuaskan, karena mampu menghibur dan menarik antusias seluruh warga sekolah, baik siswa-siswi yang menjadi peserta maupun yang ikut menyaksikan keseruan proses pelaksanaannya.

Dalam prosesnya siswa dan siswi yang berulangkali sempat tidak mampu menemukan seluruh peserta yang bersembunyi, maka dibatasi bertugas sebagai penjaga maksimal sebanyak 3-4 kali, selanjutnya digantikan oleh peserta yang ditemukan pertama kali.

Dalam permainan ini, diharapkan siswa dan siswi yang terlibat mampu menyadari apa itu, sportivitas, tanggung jawab, gigih bahkan harus pintar dalam mencari cara bagaimana supaya tidak tertindas baik dalam permainan bahkan dalam menghadapi masa depan nantinya. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

SD Negeri 21 Teluk Nibung, Peran Alumni Dalam Pengembangan Pendidikan di Sekolah

Dirut PLN Pimpin Pengamanan Pasokan Listrik dari Posko Nasional Siaga Pemilu PLN