ACEHTREND, Banda Aceh – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Sulaiman Abda, Sabtu (23/12/2017) menyampaikan Aceh merupakan daerah rawan terjadi bencana, oleh karena itu dia mengajak agar Aceh mempersiapkan sedini mungkin langkah-langkah untuk mengurangi resiko pada saat terjadi bencana.
Selama ini, kata dia Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya yaitu melahirkan Qanun maupun mengalokasikan anggaran untuk mendukung program program penanggulangi resiko bencana, namun ini belum maksimal, hal itu perlu ditingkatkan kembali.
“Ini perlu kita tingkatkan lagi karena Aceh merupakan daerah rawan terjadi bencana, ketika terjadi bencana Aceh sudah siap,” kata Sulaiman Abda pada saat memberikan materi dalam diskusi puik “Refleksi 13 Tahun Tsunami Aceh” di kantor BPBA, Banda Aceh.
Sulaiman Abda menambahkan, dalam hal ini Aceh belum fokus melakukan penanggulangi bencana yang baik. Untuk itu Pemerintah dan DPR Aceh siap menerima berbagai kritikan dan saran dari berbagai pihak. Generasi Aceh dimasa mendatang benar benar siap pada saat terjadi bencana.
DPRA Aceh telah memberikan wewenang pada Pemerintah Aceh dalam Qanun nomor 13 tentang susunan kepegawaian menyangkut dengan badan bencana. Di samping itu DPRA juga setuju lahirnya sebuah lembaga non pemerintah yaitu Forum PRB.
“Jika berbicara bantuan Pemerintah dan DPRA dalam hal ini sudah sangat luar biasa, yaitu pada tahun 2015 hampir 30 Milyar dikucurkan dana untuk penanggulangan bencana melalui Dinas Bina Marga, Pengairan dan BPBA itu sendiri,” terangnya.
Sementara untuk tahun 2017 itu berjumlah 300 milyar lebih, namun kekurangan sekarang adalah menyangkut tidak terkelolanya anggaran ini secara khusus, oleh BPBA itu sendiri namun berada di semua leading sektor.
“Kedepan ini harus dikelola dengan baik, jangan pada saat terjadi bencana nggak ada ini, nggak ada itu, Aceh harus siap, karena kita sudah sepakat bahwa Aceh daerah rawan bencana,” tuturnya []