Giliran Solsel dan Pasaman Terparah Dilanda Banjir
Rentetan musibah masih berlangsung di Sumbar. Setelah sehari sebelumnya Kabupaten Solok dan Pesisir Selatan terparah dilanda banjir, kemarin (6/1) giliran Solok Selatan (Solsel) dan Pasaman mengalami hal serupa. Sejumlah nagari di dua kabupaten ini dihantam banjir.
Di Solsel, banjir dipicu meluapnya Batang Suliti merendam 80 unit rumah warga, sekolah dan lahan pertanian di daerah itu. “Air mulai naik sekitar pukul 07.00 pagi tadi. Air naik begitu cepat,” kata Ayu, warga Muarolabuh kepada Padang Ekspres, kemarin (6/1).
Daerah terparah dilandan banjir luapan Batang Suliti, yakni Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muarolabuh. “Air setinggi 60 cm mulai memasuki permukiman penduduk mulai pukul 07.00,” kata Doni, warga Kampung Tarandam.
Ratusan kepala keluarga mengungsi karena hujan tak kunjung reda. “Mereka mengungsi ke halaman Mapolsek Sungaipagu,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Solsel, Editorial mengakui hujan lebat memicu debit air sejumlah sungai. Di antaranya, Batang Suliti, Batang Lolo dan Batang Bangko di Sungaipagu, plus Sungai Kapur di kawasan Kecamatan KPGD (Koto Parik Gadang Diateh). “Sejauh ini, baru Batang Suliti yang meluap dan merendam perkampungan warga,” ujarnya.
BPBD mengerahkan satu unit perahu karet mengevakuasi warga dan tim reaksi cepat. “Kita belum membangun tenda evakuasi di Ruang Terbuka Hijau Muaralabuh guna menampung warga Kampung Tarandam,” ujar dia.
Luapan Batang Suliti juga menerjang jembatan gantung yang menghubungkan Nagari Luak Kapau Alam Pauhduo dengan Nagari Kapau Alam Pauhduo. Tiga rumah terancam ambruk. Kini, warga Kapau Alam Pauhduo terisolasi.
Tahun 2015 lalu, jembatan di Jorong Batubajarang itu sempat putus diterjang galodo. “Jumlah KK yang terisolasi belum diketahui. Nanti kita minta datanya ke wali nagari,” ujarnya. Putusnya jembatan ini menyebabkan akses menuju MIN Batubajarang lumpuh.
Batang Air Mudik Meluap
Di Pasaman, luapan Batang Air Mudik membuat sejumlah jembatan retak dan ambruk. Belasan hektare lahan pertanian dihondoh banjir di Ampanggadang, Jorong Ampanggadang, Nagari Panti Selatan, Kecamatan Panti.
Pantauan Padang Ekspres, dua bus ALS terpaksa menurunkan ratusan penumpang untuk meringankan muatan agar bisa melintasi sebuah jembatan. Warga setempat, Hermansyah, 42, menyebut jembatan retak dan ambruk baru kali ini terjadi.
Warga resah karena aliran Batang Air Mudik membesar. Mushala Nurul Amal, pemandian umum umum dan sekolah TK di pinggir sungai mulai tergerus arus.
Banjir datang mendadak sekitar pukul 06.30. “Ini yang terbesar sejak 10 tahun terakhir. Saking mendadaknya, sejumlah alat perabot seperti mesin pemotong kayu, mesin pahat kayu, sekitar 5 kubik kayu dan sejumlah pakaian hilang diseret banjir,” kata Desril, 42, warga Ampanggadang lainnya.
Danramil Rao, Hamnas Lubis mendata 68 rumah terendam banjir di daerahnya. Di antaranya, 20 unit di Kampung Padang Alai, Kecamatan Panti, 48 unit di Tanjungdurian, Kecamatan Rao Selatan. “Kita menurunkan 15 orang anggota,” katanya di lokasi banjir Ampanggadang Panti.
Berdasarkan laporan dari Koramil 04 Bonjol, hujan lebat juga memicu tanah longsor di beberapa titik. Salah satunya, tebing jalan lintas Malampah, Kecamatan Simpati longsor. Badan jalan tertimbun setinggi 2 meter dan panjang 10 meter. Longsor juga terjadi di Jorong Batu Badinding Selatan, Nagari Limo Koto, Kecamatan Bonjol. Akibatnya, SDN 10 Batubadinding terencam.
Di Simpang Kalom, Nagari Cubadak, Kecamatan Panti banjir menggenangi jalan lintas kabupaten antara Pasaman dengan Pasaman Barat. “Arus lalu lintas terganggu,” ujar Khairul Ikhsan, camat Dua Koto.
Bupati Pasaman Yusuf Lubis sewaktu meninjau lokasi banjir dan jalan retak di Ampanggadang, mengingatkan warga tetap waspada melintas di jalan lintas Duakoto-Talu dan lainnya.
Kampung Nunang masihTerendam
Di Pessel, siang kemarin (6/1), banjir kembali melanda sejumlah kenagarian, di Kecamatan Batangkapas. Puluhan hektare lahan pertanian rusak. Di beberapa titik, genangan banjir mencapai 4 meter.
Darwis, 45, warga Kampung Nunang, Nagari IV Koto Hilia, mengatakan daerahnya terparah direndam banjir. “Kampung ini titik persimpangan dua aliran air sungai di Batang Kapas, yakni aliran Batang Jelamu dan Batang Kapas. Karena lokasinya cukup jauh, tim BPBD belum bisa menjangkau lokasi ini,” katanya.
Warga membutuhkan perahu karet untuk proses evakuasi. ”Sudah terlihat petugas BPBD Pessel, SAR, TNI dan kepolisian mengevakuasi warga menggunakan dua perahu karet dan satu mobil Dinas Sosial Pessel,” kata Syafri, 52, warga Nagari IV Koto Hilia.
Kepala Pelaksana BPBD Pessel, Pri Nurdin mengatakan terus melakukan upaya penyelamatan dan mengevakuasi warga. BPBD Pessel bersama tim SAR juga diterjunkan ke Nagari Muaro Aia, Kecamatan Bayang Utara untuk menyingkirkan material longsor yang menimbun badan jalan di nagari itu. ”Bila tidak segera dilakukan, dua nagari terancam terisolasi, yakni Nagari Pancuangtaba dan Nagari Limaugadang,” katanya.
Data sementara, banjir yang melanda empat kecamatan di Pessel mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah, ratusan hektare lahan gagal panen, ratusan rumah warga dengan berbagai peralatan elektronik terendam dan rusak,” jelasnya.
Bupati Pessel Hendrajoni sewaktu di lokasi banjir, memerintahkan Dinas Kesehatan mendirikan posko kesehatan dan Dinas Sosial mendirikan dapur darurat pada titik-titik banjir di Pessel.
“Posko dan dapur harus segera didirikan, semua bantuan logistik dipusatkan di sini. Kita libatkan pemuda setempat sebagai ujung tombak pendistribusian bantuan berkoordinasi dengan wali nagari dan camat,” tegas Hendrajoni.
Empat nagari masih terisolasi, yaitu Nagari IV Koto Mudiak, Nagari Sungai Nyalo, Nagari Tarataktampatih dan Nagari Tuik. Rombongan bupati tidak bisa memasuki daerah itu karena terhadang banjir. Ketika meninjau banjir di Nagari Kambang Utara, hanya mobil bupati yang memiliki gardan tinggi mampu melewati banjir.
Warga Solok Bersih-bersih
Sehari pascabanjir besar akibat amukan Batang Lembang dan Batang Gawan yang merendam ratusan rumah warga Nagari Salayo dan Kotobaru, masyarakat mulai kembali beraktivitas. Namun, hingga Jumat siang (6/1), masih terjadi hujan.
Pantauan Padang Ekspres di Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, masyarakat telah beraktivitas seperti biasa. Warga sibuk membersihkan peralatan rumah yang direndam air. Kemarin, debit aliran Batang Lembang mulai surut.
Dinas Kesehatan memastikan kesehatan masyarakat di dua nagari itu masih aman. “Sejauh ini belum ada laporan. Kalau untuk balita kita sediakan makanan tambahan ASI,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sri Efianti.
Kepala BPBD Kabupaten Solok, Dasril mengaku belum bisa mengestimasi kerugian masyarakat di Nagari Salayo dan Kotobaru belum bisa memastikan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.