Banjir jadi Bencana Terbanyak Tahun 2017
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan jika siklon tropis Cempaka dan Dahlia sudah tidak mendekati Indonesia. Kondisi ini diyakini membuat curah hujan bakal kembali normal.
Cuma saja, masyarakat Sumbar bersama Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumut diminta tetap waspada. Menyusul, berdasarkan pantuan BNPB ada bibit siklon tropis baru yang mengarah ke Srilangka. ”Berdasarkan pantuan kami, bibit siklon baru itu terdeteksi di Barat Laut Aceh,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo, kemarin (5/12).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam 48 jam ke depan, bibit siklon tropis di Barat Laut Aceh (93 W) akan mengalami penguatan menjadi siklon tropis ke arah barat laut menjauhi Indonesia mencapai 95 knot.
”Meskipun bibit siklon tropis ini tidak berada di dalam area tanggung jawab pusat peringatan dini siklon tropis Jakarta, dampaknya masih signifikan terhadap wilayah Indonesia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di Jakarta.
Menurut dia, dampak yang ditimbulkan seperti hujan, terutama sebagian wilayah Aceh, Sumut dan Sumbar, serta peningkatan gelombang laut hingga empat meter, angin kencang, hujan lebat dan potensi kilat/petir. BMKG juga memprediksi dalam tiga hari ke depan, masih terdapat potensi cuaca ekstrem, antara lain hujan lebat hingga sangat lebat di Aceh, Sumut, Bengkulu, Sumbar, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.
Hujan juga berpotensi terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua. Sementara angin kencang dengan kecepatan lebih 20 knot di Sumut dan Aceh.
Untuk seminggu ke depan, potensi hujan lebat secara umum terjadi di Aceh, Sumut, Bengkulu, Sumbar, Kepulauan Riau, Bangka Belitung. Lalu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua.
Banjir Mendominasi
Di sisi lain, menurut Sutopo, hingga Senin (4/12), tercatat ada 2175 bencana di Indoensia. Yang terbanyak adalah banjir dengan jumlah kejadian 737 kali. ”Sebanyak 130 orang meninggal dan hilang. Sementara yang mengungsi dan terdampak mencapai 2.013.701,” ungkap Sutopo, kemarin (5/12).
Sutopo menuturkan, jika pihaknya telah melakukan pemetaan yang ke depan akan rawan banjir. Di Sumatera ada Aceh, Kota Medan, Kawasan Riau, dan Jambi. Sementara di Jawa kawasan sungai Ciujung dan Cisadane dapat menyebabkan beberapa wilayah di Banten berisiko banjir. Ada pula aliran Suangai Pesanggrahan, Ciliwung, dan Angke yang patut mendapatkan perhatian masyarakat Jakarta.
BNPB, menurut Sutopo, sudah melakukan beberapa hal untuk menangani banjir. ”Banjir itu bencana yang berulang setiap tahun. Sehingga daerah rawan sudah diprediksi waktu dan polanya,” ujarnya. Berbekal pemetaan yang sudah dilakukan BNPB, maka ada beberapa gladi atau simulasi yang sudah berjalan. ”Saat terjadi banjir, yang utama adalah pencarian korban, evakuasi, dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi,” kata Sutopo.
Selain itu menurut Sutopo lembaganya telah menyiapkan dana siap pakai (DPS) untuk daerah yang rawan banjir. DPS yang diberikan sebesar Rp 250 miliar. ”Pengelolaannya dilakukan oleh BPBD di wilayah yang berisiko banjir,” ungkap Sutopo.
Adanya siklon Dahlia dan Cempaka baru-baru ini juga mempengaruhi banjir di Indonesia. Beberapa wilayah yang sebelumnya tidak pernah tercatat banjir, mengalami banjir. ”Di Pacitan karena siklon tropis Cempaka yang pusatnya dekat dengan kota tersebut. Akibatnya curah hujan tinggi,” ungkapnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.