Nilai ekspor Sumbar tahun 2017 menunjukkan tren positif. Akan tetapi impor Sumbar dari beberapa negara juga mengalami peningakatan. Hal itu menunjukkan kalau Sumbar masih bergantung dengan sejumlah produk luar negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar pada bulan Juni 2017 ekspor Sumbar mengalami penurunan ke beberapa negara jika dibanding bulan Mei 2017. Nilai ekspor bulan Juni 2017 mencapai USD158,63 juta, terjadi penurunan sebesar 13,36 persen dibanding bulan Mei. Nilai ekspor Juni 2017 ini naik sebesar 34,46 persen jika dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.
“Secara kumulatif ekspor Sumbar Januari-Juni 2017 mencapai USD1.168,33 juta atau naik sebesar 57,59 persen dibanding periode sama tahun 2016,” sebut Kepala BPS Sumbar Sukardi, Senin (17/7).
Barang ekspor Sumbar terbanyak pada Juni 2017 yakni lemak dan minyak hewan atau nabati dengan nilai sebesar USD107,88 juta. Disusul golongan karet dan barang dari karet dengan nilai sebesar USD32,26 juta. Tidak hanya itu ekspor lainnya juga disumbangkan dari berbagai produk kimia sebesar USD5,67 juta.
Sukardi mengatakan, negara tujuan ekspor nonmigas bulan Juni 2017 terbesar adalah India dengan nominal sebesar US$56,20 juta. Kemudian negara Amerika Serikat dengan nilai uang sebesar USD49,24 juta dan ke negara Spanyol sebesar USD18,22 juta. “Ekspor ke negara India memberikan peranan sebesar 37,65 persen terhadap total ekspor Sumbar. Amerika Serikat 23,77 persen dan Singapura 10,17 persen pada Januari-Juni 2017,” paparnya.
Di sisi lain, nilai impor Sumbar bulan Juni 2017 mencapai US$37,72 juta, terjadi peningkatan sebesar 5,38 persen dibanding impor bulan Mei 2017. Artinya terjadi kenaikan nilai impor bulan Juni 2017 sebesar 23,57 persen dibanding bulan yang sama tahun 2016.
Secara kumulatif nilai impor Sumbar rentang Januari-Juni 2017 mencapai US$203,25 juta atau mengalami peningkatan 17,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Barang impor pada bulan Juni 2017 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar US$32,13 juta, kemudian golongan pupuk sebesar USD3,88 juta, dan golongan produk keramik sebesar USD1,31 juta,” papar Sukardi.
Sementara itu, barang-barang impor yang dibutuhkan Sumbar tersebut berasal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Impor dari negara Singapura bernilai USD19,57 juta, dan dari Malaysia senilai USD12,62 juta. Secara tidak langsung impor produk yang dilakukan dari negara negara Singapura menduduki tempat teratas dengan perannya sebesar 67,86 persen dan Malaysia sebesar 16,85 persen selama periode Januari-Juni 2017. “Jadi total nilai impor Sumbar sebesar USD37,72 juta, semua prosesnya dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur,” jelasnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.