Puluhan rumah di tiga dusun Desa Matotonan, Kecamatan Siberut Selatan terendam banjir, Senin, (19/9) malam. Hal itu disebabkan tingginya intensitas curah hujan sejak pagi hingga sore. Sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat yang tidak terdampak banjir.
Sabarial, 35, salah seorang warga Desa Matotonan, Senin (19/9) malam kepada wartawan melalui telepon selulernya mengatakan, ada tiga dusun terparah yang terdampak banjir dari lima dusun di desa Matotonan. Di antaranya, Dusun Maruibaga, Matektek dan Mabekbek.
“Ada tiga dusun yang merasakan dampak terparah luapan Sungai Rereiket. Ketinggian air saat ini sudah sampai 1 meter lebih atau mencapai lantai rumah panggung milik warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai Rereiket tersebut,” ujarnya.
Di samping itu, kata dia, warga yang merasakan dampak ketinggian air sebagian terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Menurut dia, banjir kali ini terbesar dari banjir-banjir sebelumnya.
Dia berharap, banjir tersebut, tidak sampai merusak sarana dan korban jiwa.
Kalaksa BPBD Kepulauan Mentawai, Novriadi Senin (19/9) malam mengatakan, pihaknya masih terus memonitor perkembangan banjir di Desa Matotonan. Namun, untuk data jumlah rumah atau kepala keluarga yang terdampak banjir tersebut, pihaknya belum mendapat informasi akurat.
“Belum. Namun, jika air terus bertambah tinggi dan hujan masih terjadi, kita mengimbau, sebaiknya evakuasi ke tempat yang lebih tinggi atau tempat yang tidak terdampak. Apalagi situasi malam hari,” ungkapnya di dalam grup WhatsApp Info Kebencanaan Mentawai.
Dia juga menyebutkan, pemukiman warga di Desa Matotonan termasuk kawasan yang rentan terendam banjir saat musim penghujan tiba. Dia mengingatkan warga menyelamatkan dokumen dan barang-barang berharga jika kondisi curah masih tetap tinggi. (rif)