Apa Itu Cacing Filaria ?
Cacing filaria atau disebut juga wuchereria bancrofti adalah kelas dari anggota hewan tidak bertulang belakang, yang masuk ke dalam filum nemathelminthes. Ini adalah salah satu nematoda jaringan yang merupakan parasit manusia dan dapat menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah).
Penyebarannya kosmopolit, terutama di daerah dengan iklim tropis dan subtropis. Adapun wilayah yang paling banyak mengalami penyakit kaki gajah umumnya adalah area pantai dan kota besar. Sebab berhubungan dengan kebiasaan cacing filaria yang menginfeksi menggunakan perantara nyamuk.
Ciri cirinya yaitu berwarna putih kekuningan, bentuk seperti benang dengan ujung anterior dan posterior tumpul, serta mempunyai lapisan kutikula mulus. Untuk ukurannya, cacing filaria betina mempunyai panjang sekitar 80 mm dan lebar 0,24 mm. Sementara cacing jantan memiliki panjang kurang lebih 40 mm dengan lebar 0,1 mm.
Taksonomi Cacing Filaria
- Kingdom : Animalia
- Filum : Nematoda
- Kelas : Secernentea
- Ordo : Spirurida
- Genus : Wuchereria
- Spesies : Wuchereria Bancrofti
Siklus Hidup Cacing Filaria
1. Larva Memasuki Tubuh Manusia
Tahapan daur hidup wuchereria bancrofti alias cacing filaria, dimulai di dalam tubuh nyamuk sebagai vektor. Yang mana masa pertumbuhan larvanya kurang lebih 2 minggu, sebelum cacing ini dapat menginfeksi manusia. Jadi mula mula mikrofilaria masuk ke dalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk.
Kemudian mikrofilaria akan menembus dinding lambung, lalu bersarang di antara otot otot dada dan berkembang di sana. Ketika bentuknya sudah menyerupai sosis disebut dengan nama larva stadium I. Larva stadium I tersebut akan berganti kulit setelah satu minggu lamanya, dan tumbuh menjadi lebih panjang serta lebih gemuk yang disebut larva stadium II.
Pada hari kesepuluh atau lebih, larva akan kembali mengalami ganti kulit sehingga tumbuh menjadi lebih panjang namun lebih kurus. Karena tubuhnya lebih kurus, maka pergerakannya pun menjadi sangat aktif. Pada fase ini disebut larva stadium III, yang mulai bermigrasi ke abdomen (rongga perut) kemudian pindah ke kepala serta alat tusuk nyamuk.
Dan ketika nyamuk menggigit manusia, maka larva stadium III yang sudah berbentuk larva infektif akan ikut masuk ke dalam tubuh manusia tersebut. Bersama sama dengan aliran darah, larva ini akan keluar dari pembuluh kapiler kemudian masuk ke pembuluh limfe di dalam tubuh manusia.
2. Larva Berkembang dalam Tubuh Manusia
Setelah masuk ke pembuluh limfe di dalam tubuh manusia, larva cacing filaria akan mengalami dua kali pergantian kulit di lokasi ini, yang sering disebut sebagai fase larva stadium IV dan larva stadium V. Mereka akan terus berada di sana sampai berkembang menjadi cacing filaria dewasa.
Tempat hidup cacing filaria jantan dan betina adalah di saluran limfe dan kelenjar limfe. Akan tetapi, cacing ini akan berada di dalam darah tepi pada malam hari. Sementara pada siang hari biasa ditemukan di kapiler organ organ dalam. Seperti hati, jantung, dan juga paru paru.
Manusia yang menjadi inang bagi cacing filaria sendiri akan menunjukkan gejala tersendiri selama perkembangan tersebut. Pada tahap inflamasi awal, biasanya ditandai dengan pembengkakan, gangguan sirkulasi serta pelebaran saluran getah bening. Hal ini dapat mengakibatkan kaki dan tubuh bagian bawah menjadi membengkak atau membesar. Itulah kenapa sering disebut penyakit kaki gajah.
3. Cacing Filaria Memproduksi Mikrofilaria
Di dalam tubuh manusia, cacing filaria bisa hidup selama kurang lebih 6 sampai 8 tahun lamanya. Dan sepanjang waktu tersebut, cacing dapat bereproduksi sampai menghasilkan jutaan mikrofilaria di dalam darah maupun kulit. Mikrofilaria sendiri merupakan larva cacing filaria yang belum matang, dan mereka bergerak aktif di dalam darah serta saluran getah bening.
Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos: