Apa itu Taenia Solium
Taenia solium merupakan cacing yang berbentuk pipih, biasanya cacing ini banyak terdapat atau menginfeksi pada hewan ternak. Tidak hanya hidup pada hewan ternak saja, cacing ini juga dapat hidup pada tubuh manusia. Nah, pada artikel ini akan membahas bagaimana daur hidup taenia solium atau cacing pita dan taksonomi atau klasifikasinya.
Taksonomi Cacing Pita
- Kingdom : Animalia
- Filum : Platyhelminthes
- Kelas : Cestoda
- Ordo : Cyclophyllidea
- Famili : Taeniidae
- Genus : Taenia
- Spesies : Taenia Solium
Bagaimana Ciri-ciri Cacing Pita?
Seperti namanya, cacing pita adalah cacing yang memiliki bentuk tubuh yang pipih dan memiliki segmen. Cacing ini hidup pada sistem pencernaan pada hewan ternak, bahkan cacing ini dapat hidup pada tubuh manusia. Pada umumnya, cacing ini menular melewati minuman hewan ternak yang sudah terkontaminasi telur parasit.
Pada tubuh cacing pita terdapat beberapa bagian yaitu bagian endoderm (lapisan dalam), mesoderm (lapisan tengah), serta bagian ektoderm atau bagian luar. Tubuh cacing pita ini tersusun atas segmen-segmen yang disebut dengan proglotid. Pada kepala cacing pita terdapat alat isap yang memiliki kait, namun cacing pita tidak mempunyai mulut. Dengan begitu tubuhnya akan menyerap nutrisi.
Siklus Hidup Cacing Pita
1. Telur Cacing
Karena cacing pita adalah termasuk salah satu hewan parasit, sehingga hewan jenis parasit akan membutuhkan inang untuk bisa berkembang biak. Salah satu bagian inang yang cocok untuk habitat cacing pita ini adalah usus halus dalam tubuh manusia.
Tahap pertama adalah telur yang kemudian menjadi larva. Telur cacing pita yang sudah matang akan berkembang menjadi larva, kemudian akan terlepas dari tubuh induk aau tubuh cacing pita dewasa. Selanjutnya, larva akan keluar bersama feses manusia melalui bagian tubuh anus.
2. Infeksi Pada Hewan Ternak
Pada saat telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, maka kemungkinan telur tersebut bisa berpindah inang. Adapun dua jenis inang yang paling banyak adalah pada tubuh hewan babi dan sapi. Kedua hewan tersebut terinfeksi melalui pakan ternak yang telah terkontaminasi oleh cacing pita.
Setelah telur masuk ke dalam usus binatang, maka larva akan menetas menjadi embrio lalu menyerang usus dan masuk ke dalam peredaran darah. Kemudian larva akan menyebar ke seluruh bagian tubuh yang lain seperti jantung, otot, lidah, hati dan lainnya. Embrio pada cacing pita dapat bertahan sampai beberapa tahun.
3. Infeksi Manusia
Seperti halnya hewan, manusia dapat terinfeksi oleh cacing pita. Penyebarannya biasanya terdapat pada daging hewan yang masaknya tidak sempurna atau belum masak. Infeksi cacing pita ini juga dapat melalui makanan atau minuman yang tidak higienis atau yang sudah terkontaminasi cacing.
Infeksi Cacing Pita
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing pita ini dapat disebut dengan taeniasis. Infeksi oleh hewan parasit ini dapat ditangani dengan mudah. Namun, tetap saja tidak boleh disepelekan. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala, tetapi beberapa orang lain memiliki gejala seperti mual, diare, nafsu makan menurun, pusing, penurunan berat badan, ingin mengkonsumsi makanan asin, dan sakit perut.
Tidak hanya gejala ringan diatas, gejala berat juga dapat menyerang. Hal ini terjadi karena telur larva sudah berpindah keluar dan akan membentuk kista larva pada banyak organ lain. Adapun gejala berat infeksi cacing pita tersebut dapat berupa sakit kepala, benjolan, gejala pada sistem saraf seperti kejang dan reaksi alergi.
Temukan lebih banyak konten menarik lain di Tanjung Pinang Pos: